Kisah Petani Muda di Riau, Raup Untung Puluhan Juta Rupiah dari Tanam Semangka

Jumat, 16 September 2022

BUALBUAL.com – Elvis Nardi (22) adalah anggota termuda kelompok tani (koptan) Air Mengalir. Ia berhasil menanam semangka varietas madu (inul) dan non biji. Dari hasil kebunnya ia sukses memanen 10 ton semangka di lahan seluas 2.5 hektare. 

Petani muda itu memanfaatkan lahan kosong  yang dipinjam pakai dari  pemiliknya di Desa Sako, Kecamatan Baserah, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau. 

Ia berhasil memanen semangka varietas madu (inul) dan non biji secara bertahap dalam kurun waktu seminggu. Kemudian, buahnya dijual secara eceran dan juga ada yang ke pengepul. 

"Menjual eceran memang lebih menguntungkan dibandingkan ke pengepul. Namun, menjual eceran akan memakan waktu sehingga berpotensi terhadap penurunan kualitas buah jika tidak segera terjual," kata Elvis mengawali perbincangan, Jumat (16/9). 

Pada penen kali ini, Elvis berhasil membukukan omset sebesar 40 juta rupiah sekali panen atau tiga kali panen dalam setahun.

Setiap hari Elvis ‘berkantor’ di kebunnya. Ia memulai aktivitasnya dari jam 8 pagi hingga jam 6 sore. Pemuda ini mengkhususkan diri menanam semangka. 

Seiring berjalannya waktu, keahlian bertani Elvis semakin meningkat dan menanam semangka menjadi menyenangkan. 

Elvis merupakan anggota dari generasi ke-2 koptan Air Mengalir. Ia bersama Ayahnya Elisman (55) juga masih aktif di koptan tersebut. 

"Sejak dibentuk tahun 2010 lalu, koptan Air Mengalir terus ‘mengalir’ dan berkembang hingga sekarang, bahkan sudah memasuki generasi kedua," kata Elvis. 

Keberhasilan Elvis menanam semangka melalui proses panjang. Kegagalan juga pernah ia lalui, lantaran kebun yang dikelolanya terserang hama. 

“Dulu sempat tanamannya kena serang hama oteng-oteng yang memakan daun. Sehingga membuat buah semangka jadi rusak,” kenangnya saat itu.

Elvis tergolong muda saat memutuskan untuk menjadi petani. Lulusan SMK Negeri 1 Benai ini, sudah memiliki visi yang jauh ke depan. Meski melanjutkan kuliah bukanlah jalan yang dipilihnya, menjadi ‘petani berdasi’ ternyata sudah ada dalam impiannya. 

“Terus mengembangkan usaha kebun semangka ini dan ke depan saya bertekad bisa memiliki lahan sendiri,” harapnya.

Usai menamatkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tahun 2018 lalu, Elvis ikut membantu ayahnya di kebun dan banyak bergaul dan mengambil pelajaran bertani dari para petani senior lainnya di Koptan Air Mengalir. 

“Karena belum juga dapat kerja juga waktu itu, saya sering main ke kebun dan belajar bertani semangka dengan anggota koptan saat itu dan akhirnya saya tertarik sampai sekarang,”ujar Elvis. 

Ia mengaku berkat pendampingan dari program Community Development (CD) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), dirinya merasa terbantu dalam meningkatkan produktivitas pertaniannya.

“Kami dibantu cara penggunaan pestisida dan takaran yang tepat serta bantuan mulsa,” jelasnya.

Terbentuknya koptan Air Mengalir tidak terlepas dari peran program CD RAPP. Perusahaan bagian dari grup APRIL ini memberikan bantuan sarana produksi (saprodi) kepada koptan berupa bibit, pupuk, pestisida, mulsa, alat-alat pertanian, hingga pelatihan pertanian modern.

Head of Community Development RAPP, Hasto Teguh Kuncoro mengapresiasi tekad dan semangat koptan Air Mengalir, terutama petani muda yang menginspirasi dari Kuansing. 

“Kisah sukses dari para petani dampingan menjadi penyemangat bagi kami. Program pendampingan petani yang dijalankan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani di sekitar operasional kami. Semoga lebih banyak lagi petani muda seperti Elvis yang mau menjadi petani sukses ke depannya,” pungkas Hasto.