Korut dan Korsel Sepakat Tutup 22 Pos Penjaga di Perbatasan

Sabtu, 27 Oktober 2018

Bualbual.com, Korea Utara dan Korea Selatan sepakat untuk menutup 22 pos penjaga di perbatasan dalam rangka meredakan ketegangan militer antara kedua negara. Sebagai langkah awal, kedua negara setuju untuk menghancurkan 11 pos keamanan pada jarak 1 kilometer dari masing-masing perbatasan. "Langkah-langkah itu akan selesai melalui verifikasi pada Desember mendatang," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan. Keputusan ini diambil berdasarkan perjanjian militer hasil pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Korsel, Moon Jae-in, dan pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un, pada pertengahan tahun ini. Dalam pertemuan itu, kedua negara sepakat bekerja sama menghentikan tindakan permusuhan, penghapusan secara bertahap pos penjagaan, senjata api, dan ranjau darat dari Zona Demiliterisasi (DMZ). Kedua belah pihak juga melakukan pembicaraan untuk memulihkan kembali komisi militer gabungan dan membentuk tim gabungan untuk melakukan survei aliran air di sungai Han. Hal ini dilakukan agar survei mengenai aliran air dapat dibagikan kepada kapal komersil mereka. Sebelumnya, Korut dan Korsel juga sudah menarik seluruh persenjataan dari perbatasan kedua negara. Perbatasan yang juga dikenal sebagai desa gencatan senjata Panmunjom ini adalah salah satu titik panas antara kedua negara. Desa Panmunjom ini menjadi saksi bisu sejarah ketika Korut dan Korsel menyepakati gencatan senjata untuk mengakhiri perang pada 1953 silam. Sejak saat itu, perbatasan sepanjang 250 kilometer itu dijaga oleh tentara Korut dan Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai pihak yang mewakili Korsel dalam perjanjian gencatan senjata. Awalnya, perbatasan ini ditetapkan sebagai zona netral hingga akhirnya pada 1976, personel Korut menyerang sekelompok orang yang sedang menebang pohon di dalam Zona Demiliterisasi (DMZ), menewaskan dua tentara AS. Editor : BBC Sumber : cnnindonesia.com