BUALBUAL.com, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membantah penangkapan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), M. Romahurmuziy, sebagai operasi jebakan. KPK menegaskan sudah mengantongi bukti sejumlah pertemuan dan komunikasi antara Romi dan tersangka lain dalam kasus ini. "Jebakan itu kan berarti ada orang KPK yang pura-pura menjebak beliau. Tidak ada. Pertemuan itu semua antara teman-teman beliau sendiri," ucap Wakil Ketua KPK, Laode Muhammad Syarief, dalam jumpa pers di Gedung Merah Putih KPK, Sabtu (16/3). Pertemuan yang dimaksud adalah antara Romi dengan Kepala Kanwil Kementerian Agama Jawa Timur, Haris Hasanuddin dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gresik, Muhammad Muafaq Wirahadi. Pertemuan mereka diduga bagian dari upaya Haris dan Muafaq agar lolos seleksi jabatan yang dilelang oleh Kemenag. Komisi antirasuah mengendus pertemuan pertama mereka bertiga terjadi pada 6 Februari 2019. Kala itu Haris bertandang ke rumah Romi untuk menyerahkan uang Rp250 juta sesuai komitmen sebelumnya untuk membantu Haris lolos seleksi sebagai Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur. Menurut Laode, rencana pertemuan para tersangka terjadi pada 12 Maret 2019. Muafaq mengontak Haris untuk dipertemukan dengan Romi. Pertemuan ini terjadi pada Jumat (15/3) kemarin, saat KPK memutuskan menggelar operasi tangkap tangan (OTT) terhadap mereka. Dari pertemuan itu, Muafaq hendak menyetor uang Rp50 juta kepada Romi untuk meloloskan dirinya dalam lelang jabatan. Merujuk kerangka perkara itu, juru bicara KPK Febri Diansyah menyebut pertemuan itu bukan sekadar silaturahmi seperti yang disampaikan Romi.
"Saya merasa dijebak dengan sebuah tindakan yang tidak pernah saya duga, saya pikirkan, atau saya rencanakan, bahkan firasat pun tidak," tulis Romi. Sumber: cnnindonesia