KPK Tangkap Bupati Banyuasin Tiga Hari Sebelum Naik Haji

Ahad, 04 September 2016

BualBual.com - Palembang, KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian dan beberapa pejabat di pemerintahan kabupaten tersebut. Yang ironisnya, Yan ditangkap pada Minggu (4/9) usai menggelar syukuran menjelang keberangkatan dirinya beserta istri untuk menunaikan ibadah haji yang direncanakan pada Rabu (7/9) mendatang. Berdasarkan informasi yang dilansir Mediaindonesia. Com, selain Yan Anton, diketahui ada juga Sekretaris Daerah Banyuasin Firmansyah, Kepala Dinas Pendidikan Banyuasin Umar Usman, Kepala Bagian Rumah Tangga Banyuasin Bustamin, dan seorang pengusaha. OTT KPK itu terjadi di rumah dinas Bupati Banyuasin yang terletak di kompleks perkantoran pemkab di Pangkalan Balai, Banyuasin, Sumatra Selatan. Penangkapan terjadi sekitar pukul 11.00 WIB, saat itu di rumah dinas tersebut sedang acara syukuran menjelang keberangkatan Bupati Banyuasin dan istri untuk ibadah haji ke Mekah pada Rabu (7/9) mendatang. Setelah ditangkap, Yan Anton beserta sejumlah pejabat itu langsung dibawa ke Mapolda Sumsel di Palembang. Setelah kurang lebih 2 jam di dalam ruang Direktorat Reserse Kriminal Polda Sumsel, akhirnya Yan Anton dan sejumlah pejabat pun keluar ruangan sekitar pukul 17.00 WIB. Mereka menuju bus milik Polda Sumsel untuk langsung diberangkatkan ke Jakarta. “Maaf ya, maaf ya, maaf ya. Permisi,” kata Yan Anton menjawab singkat pertanyaan dari awak media. Yan Anton beserta tiga orang lain dinaikkan ke dalam bus. Ternyata Sekda Banyuasin, Firmansyah, tidak ikut serta dalam rombongan. Kepada awak media di Palembang, Firmansyah mengatakan, penangkapan OTT KPK itu merupakan musibah bagi Yan Anton dan Pemkab Banyuasin. “Ini adalah musibah. Semoga dikuatkan untuk beliau, keluarga, dan semua masyarakat Banyuasin. Saya dibawa ke Mapolda Sumsel ini untuk mendampingi beliau, karena beliau memberikan pesan untuk tetap menjalankan roda pemerintahan Banyuasin,” beber dia. Firmansyah enggan menjelaskan kasus apa yang menimpa Bupati Banyuasin. Ia hanya menceritakan kronologis penangkapan OTT KPK tersebut. Firmansyah mengakui sangat mengetahui detail kronologis penangkapan lantaran pada saat itu ia tengah berada di acara tersebut. “Tapi saya tidak tahu apa yang terjadi. Siapa-siapa yang dibawa juga saya tidak melihat. Saat dibawa dari Banyuasin kan ada 4 mobil, kami semua terpisah. Saat di Mapolda pun, mereka di dalam ruangan, sedangkan saya di luar ruangan,” beber dia. Firmansyah tidak ikut ke Jakarta untuk pemeriksaan lebih mendalam, ia pun dipesani untuk menjalankan roda pemerintahan di kabupaten tersebut. “Saya tidak ikut, tapi saya akan meneruskan roda pemerintahan,” cetusnya. Ditanya terkait kasus perizinan yang disebut-sebut menjadi masalah yang ada, Firmansyah enggan bicara. “Saya tidak tahu apa masalahnya. Saya benar-benar tidak tahu. Saya belum dapat info ini,” ungkap Firmansyah. Sementara itu, Sekertaris Daerah Provinsi Sumsel Mukti Sulaiman mengatakan, pihaknya belum mengetahui terkait OTT KPK terhadap Bupati Banyuasin itu. “Saya akan mencari tahu terkait ini. Kalau benar adanya, pasti ada konsekuensi yang harus ditanggung yang bersangkutan,” tandasnya.   koranriau.net