Lukman Edy (LE) Berikan Anugrah Akal Budi Kepada Hendi Cong Meng

Jumat, 10 November 2017

Bualbual.com, Bila berbicara adat, khususnya tentang Suku Asli di Bengkalis, maka tak salah menyebut nama Hendi Cong Meng (55). Pemuka adat ini merupakan referensi utama terkait Suku Asli di Bengkalis. Bahkan Hendi yang bergelar Batin Penghuni, sejak tahun 1979 ini adalah sosok panutan Suku Asli tak hanya di Desa Kembung, Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis, namun juga di Kabupaten Kepulauan Meranti. 10/11/17 Kepeduliannya yang tinggi kepada adat inilah membuat Hendi Cong Meng masuk sebagai salah seorang calon penerima Anugerah Akal Budi Lukman Edy (LE) yang ditaja oleh Tim Relawan AKU LE Provinsi Riau. Hendi dianggap layak dan pantas menerima penghargaan tersebut karena dirinya sejak puluhan tahun lalu ‘bertungkus lumus’ mengembangkan adat serta budaya sukunya. Di komunitas masyarakat Suku Asli, salah satu upaya Hendi Cong Meng adalah dengan mengembangkan adat budaya Tepak Sirih. “Sirih menandakan muka, kacip tandakan gigi, gambir tandakan hati, kapur tandakan otak kepala, tepak sirih adalah raga badan, gobek adalah hidung, cupak tandanya telinga,” kata Hendi Cong Meng kepada wartawan mengawali perbincangan. Menurutnya, dulu pakai tepak sirih dilakukan sebanyak dua buah, tapi sekarang cukup satu tepak yang berisi lima susun sirih. Dua susun sirih perempuan telungkup dan tiga susun sirih lelaki telentang. “Makna susunan sirih ini, pengantin setelah menikah tidak berkelahi dan tidak pula bercerai berai,” tutur Hendi Cong Meng memaparkan filosofi Tepak Sirih. Selain Tepak Sirih, adat lain Suku Asli yang masih dilestarikan oleh Hendi Cong Meng adalah sunat, pinang meminang, mengajar tarian gendong, tarian silat, serta adab dalam pergaulan. Semua itu diyakininya bisa mengatur dalam kehidupan sehari-hari menjadi lebih baik Semua adat tersebut, lanjut suami dari Abun ini, masih dijalani hingga sekarang sesuai dengan kemampuan adat batin zaman dulu di kampung Bengkalis. Dikatakan Hendi, dulu tidak terjadi tangkap menangkap dalam mengolah hutan rimba karena masyarakat ingat dengan adat batin. “Kalau sekarang menipu diri sendiri mengolah hutan dan bakau tanpa permisi, serta mereka mengambil lahan-lahan yang tidak tentu pemiliknya. Buat kolam udang tidak milik dia, hutan bakau dirambah tak tentu arah, sehingga kami dianggap tidak diperlukan. Kami berharap dan mendukung kalau ini dijadikan pekerjaan yang lebih mantap untuk adat,” keluhnya. Sebuah kutipan luar biasa diungkapkan Hendi Cong Meng tentang kecintaannya kepada adat. Baginya, biar ‘mati anak’, tapi jangan ‘mati adat’. “Menebang kayu ada adat, melahir anak meminang bidan. Kalau di kampung bidan dipinang membawa tepak sirih dua biji, di situ ada talamnya, ada tikar belambaknya, ada pisau siletnya (jaman dulu disebut pisau lipat, red),” tuturnya. Sekarang, lelaki paruh baya kelahiran Kembung Luar, 5 Mei 1962 ini juga terpilih menjadi Kepala Desa Kembung Baru Kecamatan Bantan. Ia memimpin sebuah desa pemekaran di ujung Timur Pulau Bengkalis. Hendi Cong Meng kini mengawasi lebih 4.000 warga atau lebih 2.000 kepala keluarga (KK), campuran Suku Peranak Merabah dan Peranak Suku Asli di Kabupaten Kepulauan Meranti. Disamping juga sekitar 3.000-an KK Suku Akit di Rupat dan di Bengkalis lebih dari 2.000 KK. Seperti diketahui, LE yang merupakan Balon Gubri terkuat versi lembaga survei Indobaromter akan memberikan Anugerah Akal Budi bersempena dengan Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2017. Direncanakan pemberian anugerah ini akan dilakukan pada tanggal 13 November 2017 mendatang. Menurut Ketua Tim Relawan AKU LE Provinsi Riau, Eddy Akhmad RM, anugerah dari Ketua Pansus Pemilu tersebut diberikan kepada tokoh maupun institusi lintas etnis di 12 kabupaten/kota se Riau, yang selama ini giat dan tunak dalam memperjuangkan seni dan kebudayaannya masing-masing. Selama ini, pejuang-pejuang akal budi seperti terpinggirkan dan tidak mendapat perhatian. Padahal peran pahlawan akal budi sangat besar dalam mempertahankan NKRI dalam konteks kebudayaan. “Oleh karena itu Pak LE memberikan perhatian dengan menganugerahi mereka sebagai pahlawan dalam mengisi kemerdekaan,” terang Eddy RM.(rls/bbc)