Marwah Melayu?

Rabu, 06 Juli 2016

Penulis: Eddy Akhmad RM DALAM kurun waktu belakangan ini, kata "marwah" begitu populer dan selalu diidentikan dengan Melayu.Tak pejabat, tak rakyat. Baik di kantor maupun di kedai kopi, orang-orang selalu bicara soal "Marwah Melayu". Secara simantik, kata "marwah" menyangkut soal harga diri. Oleh sebab itu, konon sebagai bangsa yang bertamadun tinggi, orang Melayu diharuskan menjaga dan menjunjung marwah. Bagi mereka yang berkelakuan tak senonoh, dianggap menjatuhkan "Marwah Melayu".Hanya saja persoalannya selama ini, hal itu hanya ditujukan kepada masyarakat kecil dan tak berlaku bagi orang-orang besar seperti penguasa sekalipun kelakuannya jauh lebih tak senonoh dari rayat jelata. "Aku pun heran, mengape pulak saat ini orang Melayu bicara soal marwah?" tanye Young kepada Wak Wawan sahabat Young. "Iye, ye Young. Orang Jawa, Batak, Minang dan lain-lain tak pernah bicara soal marwah!'' sambung Wak Wawan. "Betul kate dikau tu. Tapi untuk dikau ingat sekalipun mereka tak pernah bicara soal marwah, mereka tetap maju dan terhormat juga!'' jelas Young lagi. Sementara kalau kita mau jujur lanjut Young, kehidupan Melayu hari ini sangat memprihatinkan dalam segala bidang kehidupan.Kesenjangan sosial antara orang Melayu dan pendatang hari ini, bak siang malam.Sementara tambah Young lagi, bagi orang-orang besar Melayu seperti mereka yang menjadi para pejabat, hampir tak pernah peduli dengan rakyatnye yang melarat. "Jadi ape pasal Young orang Melayu bicara soal marwah tu?'' tanye Wak Wawan. "He,he. Jangan-jangan karena orang Melayu memang lagi tak ade marwah!'' jawab Young. Meleseeeet!