Masuk Rekor MURI dan WBTB, Lari di Atas Tual Sagu Masuk Nominasi API 2019

Senin, 20 Mei 2019

BUALBUAL.com - Lari Diatas Tual Sagu masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) 2019 kategori Olahraga dan Petualangan Terpopuler di Indonesia yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata RI. Lari di Atas Tual Sagu ini masuk sebagai nominasi bersama beberapa wisata lainnya di Riau, diantaranya Kue Talam Durian Pekanbaru kategori Makanan Tradisional Terpopuler, Swaka Marga Satwa Kerumutan Pelalawan kategori Ekowisata Terpopuler, Suligi Hill Rokan Hulu kategori Dataran Tinggi Terpopuler, Sampan Leper Indragiri Hilir kategori Atraksi Budaya Terpopuler, Tepian Bandar Sungai Jantan Siak kategori Destinasi Baru Terpopuler dan GulamoKampar kategori Surga Tersembunyi Terpopuler. Lomba Lari Diatas Tual Sagu yang berasal dari Desa Bokor Kecamatan Rangsang Barat Kabupaten Kepulauan Meranti sebelumnya juga masuk daftar jadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Nasional Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2018. Karya budaya ini masuk daftar penetapan WBTB bersama karya budaya lainnya dari empat provinsi di bawah wilayah kerja Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kepulauan Riau dengan nomor registrasi 2016006981 pada Direktorat warisan dan diplomasi budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pertama kali dipopulerkan oleh Sanggar Bathin Galang, lomba Lari di Atas Tual Sagu merupakan satu-satunya olahraga yang belum pernah ada di belahan dunia manapun, kecuali di Kepulauan Meranti. Dan juga telah mendapatkan Rekor MURI pada 6 Juli tahun 2015 lalu sebagai pelopor lomba lari di atas tual sagu. Hal ini tentunya juga di dasari bahwa kabupaten ini merupakan salah satu penghasil sagu terbesar di dunia. Penggagas Lomba Lari di Atas Tual Sagu yang kemudian dijadikan sebagai event budaya tiap tahunnya tidak terlepas dari tangan kreatif, ketua Sanggar Bathin Galang Desa Bokor, Sopandi Rozali. Sopandi menceritakan Lari di Atas Tual Sagu adalah sebuah proses sebelum tual sagu dijadikan tepung. Dimana setelah di panen, selanjutnya tual sagu yang sudah dipotong dikeluarkan dari kebun dengan cara digolek sampai ke sungai, di sungai tual sagu dirakit atau diikat dengan tali agar mudah membawanya selanjutnya dari sungai ditarik ke darat dengan menggunakan kapal. Untuk menghitung jumlah tual sagu yang sudah diikat dan direndam di dalam sungai ataupu di laut dilakukan dengan berjalan di atasnya. Untuk mempercepat penghitungan tual sagu, kadang-kadang dilakukan sambil berlari. Selanjutnya tual sagu digolek ke tempat pengolahan sampai menjadi tepung. Kebiasaan inilah pada masa sekarang diangkat menjadi permainan dan berpotensi diangkat menjadi penunjang pariwisata unggulan Kabupaten Meranti. Lomba Lari di Atas Tual Sagu ini diadakan di Sungai Bokor, Kecamatan Rangsang Barat dengan jumlah peserta yang tidak terbatas dan lomba ini hanya bersifat eksibisi dan sebagai sarana promosi wisata. Sebagai kegiatan pendukung, diadakan juga pegelaran musik, tari dan teater, pembacaan puisi, pesta buah, kuliner dan kerajinan. Lomba ini sudah sering dilakukan seperti Fiesta Bokor Riviera Tahun 2011, Bokor Folklore Festival tahun 2012, Lomba lari Tual sagu tingkat kabupaten tahun 2013, Pesta sungai Bokor tahun 2013, Pesta Sungai Bokor tahun 2014, dan Pesta Sungai Bokor tahun 2015 dan tahun 2019 ini juga akan digelar kegiatan serupa. Sopandi juga mengajak masyarakat Riau khususnya Kepulauan Meranti untuk memvoting agar Lari Diatas Tual Sagu asal Desa Bokor Kepulauan Meranti Riau ditetapkan sebagai pemenang. "Untuk masyarakat Riau khususnya Kepulauan Meranti jangan lupa untuk memvoting Lari Diatas Tual Sagu lewat SMS dan Youtube agar kita bisa jadi pemenang," kata Sopandi. Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kepulauan Meranti, Rizki Hidayat mengatakan untuk memvoting Lari Diatas Tual Sagu dalam nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) 2019 bisa melalui pesan singkat atau SMS dengan cara ketik API 7C kirim ke 99386 atau Channel Youtube APIaward dan subrcribe dan like Video Lari Tual Sagu asal Kepulauan Meranti Riau mulai periode 1 Juni hingga 31 Oktober 2019. Lebih lanjut dikatakan, pihaknya telah mengusulkan tiga untuk dimasukkan menjadi nominasi API yakni Kopi Liberika, Mie Sagu dan Lari Diatas Tual Sagu, namun yang terpilih hanya satu. "Kita sudah kirimkan tiga untuk dimasukkan menjadi nominasi API lengkap dengan data pendukung. Namun tim penilai lebih memilih yang lebih spesifik," kata Rizki. Untuk meraih dukungan lebih banyak, Kepala Disparpora ini akan menggerakkan seluruh unsur pariwisata seperti peran Bujang dan Dara, Generasi Pesona Indonesia (GenPI) dan unsur Pentahelix untuk mensosialisasikannya ke masyarakat luas. "Saya mengajak semua masyarakat Meranti untuk mendukung kegiatan ini dengan memberikan suara atau voting. Selain itu kita akan bentuk tim untuk sosialisasi di setiap tempat keramaian hingga di kecamatan, saya yakin kita bisa sukses seperti yang kita lakukan saat memenangi Festival Perang Air, ini cara kita untuk memperkenalkan daerah kita," ujar Rizki.   Sumber: Cakaplah