MEMANAS! Lima Fakta Dibalik Pembunuhan Pekerja di Papua oleh KKB

Rabu, 05 Desember 2018

BUALBUAL.com, Kondisi Papua sedang memanas. Kelompok kriminal bersenjata membunuh para pekerja proyek Istaka Karya di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Akibatnya puluhan pekerja jalan dan jembatan Trans Papua itu tewas. Jumlah tetapnya belum bisa dipastikan oleh pihak kepolisian. Presiden Joko Widodo mengakui lokasi penembakan puluhan pekerja pembangunan jembatan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua sebagai zona merah. Hingga saat ini, Polri dan TNI masih mengamankan wilayah tersebut. Berikut beberapa fakta tentang pembunuhan pekerja di Papua: 1. Berawal dari Cekcok Mulut [caption id="attachment_38797" align="alignnone" width="540"] Senjata OPM. ©2018 istimewa[/caption] Awal dari pemberontakan, saat salah satu korban tewas mengambil foto upacara hari ulang tahun Organisasi Papua Merdeka (HUT OPM) di Distrik Yigi. Namun tindakannya ini diketahui oleh anggota KKB, kemudian marah dan menembaki para korban. Meskipun begitu, informasi ini belum bisa dibenarkan. Masih perlu dilakukan penelusuran. "Saya belum bisa pastikan apakah itu benar atau tidak. Sebab informasi ini kami dapatkan dari masyarakat dan belum melihat langsung. Tapi kami sedang upayakan cari kebenaran informasi ini," Wakil Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi. 2. Kelompok Separatis Egianus Kogoya Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf. Muhammad Aidi mengatakan pembunuhan puluhan pekerja pembangunan jembatan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, dilakukan oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) pimpinan Egianus Kogoya. Mereka juga memiliki senjata api ilegal. Dari data intelijen senjata yang dimiliki kelompok tersebut, ada yang berasal dari rampasan TNI-Polri dan ada yang diduga berasal dari luar negeri. Sebagian senjata api itu diambil dari hasil rampasan terhadap TNI-Polri di pos-pos. Sebagian juga yang selama ini berhasil kita sita, senjatanya ada saat kontak tembak, ada yang indeks TNI, Polri, ada juga yang bukan indeks TNI-Polri. Artinya berasal dari luar," ungkap Aidi. 3. Jalan Sempat Diblokir Kelompok Kriminal Bersenjata [caption id="attachment_38799" align="alignnone" width="540"] Senjata OPM. ©2018 istimewa[/caption] Dari informasi yang didapat, 1 mobil strada yang membawa 15 orang pekerja proyek dari PT Istaka Karya sampai saat ini belum kembali ke Wamena. Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal mengatakan saat tiba di kilo meter 46, tim bertemu dengan salah 1 mobil dari arah Distrik Bua dan menyampaikan untuk tim segera balik karena jalan di blokir oleh Kelompok Kriminal Bersenjata. 4. Pos TNI Diserang, Satu Prajurit Tewas [caption id="attachment_38800" align="alignnone" width="540"] Senjata OPM. ©2018 istimewa[/caption] Kelompok Pemberontak di Papua menyerang Pos TNI Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, Senin (3/12) sekitar jam 18.30 WIT. Akibatnya, satu anggota TNI dari Yonif 755 Kostrad dilaporkan tewas. Namun identitas anggota TNI tersebut tak disebut. "Memang betul ada laporan tentang penyerangan terhadap Pos TNI di Mbua yang dijaga anggota Yonif 755. Yang diserang kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) hingga menewaskan satu anggota TNI," kata Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi. 5. Pekerja Sempat Sembunyi di Rumah DPRD [caption id="attachment_38801" align="alignnone" width="540"] Senjata OPM. ©2018 istimewa[/caption] Tujuh pekerja proyek Istaka Karya di Kabupaten Nduga, Papua, sempat bersembunyi di rumah Anggota DPRD. Mereka menghindari kejaran anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Namun mereka ditemukan dan dieksekusi keesokan harinya. Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Papua AKBP Suryadi Diaz mengungkap 31 pekerja ditembak mati, terdiri dari 24 orang dibunuh pada 1 Desember 2018, sementara 7 orang lainnya dieksekusi keesokan harinya.   (Merdeka)