Mengenal Alat Musik Gambus Selodang Siak

Ahad, 18 Desember 2022

BUALBUAL.com - Gambus Selodang Siak merupakan salah satu Warisan Budaya Tak Benda Riau yang ditetapkan pemerintah pada tahun 2020.

Gambus ini merupakan jenis alat musik yang biasa digunakan dalam pertunjukan tari di kawasan Istana Siak. Gambus Selodang Siak yang terletak di kawasan Sungai Apit merupakan salah satu pertunjukan kesenian tradisional yang sangat terkenal.

Mengenal instrumen Siak Selodang Gambus.

Gambus selodang adalah alat musik tradisional khas masyarakat Melayu Siak, Riau. Gambus selodang memiliki tujuh senar. 6 senar disetel berpasangan. Di sisi lain, untuk senar ke-7, yang merupakan senar atas, nada terendah adalah senar ke-1. Keunikan yang paling kentara dari jenis alat musik gesek ini adalah tidak adanya fret mirip gitar (segmen nada). 

Pengaturan nada yang sesuai dengan tone sense pemain. Gambas Cerrodan dibuat melalui proses ukir dan ukiran oleh pembuat atau pengrajin gambas. 

Pengrajin Gumbs yang terkenal di kawasan Sungai Apit bernama Tench Firdaus. Gambus buatan Tengku Firdaus banyak diekspor ke luar negeri. Keunikan Gambus Selodang ini terlihat pada ragam hias fisik dan suasananya. Ukurannya lebih panjang dan resonatornya terlihat lebih tebal.

Gambus selodang ini dibuat menggunakan bahan baku pohon nangka dan kayu leban dan dilapisi kulit kambing. Ornamen fisik pada bagian kepala gambus selodang ini memiliki bentuk seperti kuda laut, kepala naga, dan burung serindit. Sedangkan pemutar dawai di bagian kepala gambus selodang dibentuk seperi buah nipah atau belimbing. Pada bagian ekor gambus juga terlihat unik dan berbeda. Di bagian ini dibuat semacam lekukan. Secara umum, gambus selodang ini terlihat lebih tebal dan lebar bila dibandingkan dengan jenis gambus Melayu lainnya.

Bagian-bagian gambus selodang ini terdiri dari :

  • Cedak (penyangga senar)
  • Perut (bagian bawah yang menggembung)
  • Kulit (bagian atas yang datar dilapisi kulit kambing)
  • Lubang Bunyi (bagian atas yang datar untuk lubang resonansi)
  • Leher (bagian menekan dawai tanpa fret)
  • Telinga (bagian penyetel ketegangan dawai)

Penampilan Hiburan Gambus Selodang Siak

Bagi warga Siak di daerah tertentu seperti Sungai Apit, seni pertunjukan Selodang Gambus merupakan hiburan tradisional dan sangat digemari untuk pertunjukan masyarakat seperti pernikahan, syukuran, penyambutan tamu dan aqiqah.

Pemain alat musik cellodan gambas ini biasanya memetik senar dengan tangan kanan dan menggunakan jari-jari tangan kiri untuk menekan senar ke leher senar sesuai dengan nada yang diinginkan.

Posisi tangan kanan memegang pemet. Selain nge-jam, serodan lutenist biasanya bernyanyi diiringi oleh beberapa penabuh kecil, yang dikenal dengan nama snare drum Marwas. Pertunjukan Gambus Selodang biasanya diiringi oleh minimal tiga orang pemain Marwas.

Tradisi alat musik gambas ini identik dengan tradisi dan budaya Islam Malaysia dan menjadi budaya hidup masyarakat setempat. Sebagai negeri keraton, Siak dikenal dengan budaya religiusnya yang tercermin dari ragam seni pertunjukan yang mengikutinya.

Tradisi Gambus sendiri yang juga datang ke Riau Indonesia merupakan budaya dan kesenian yang dibawa oleh para pedagang dari Timur Tengah. Bagi masyarakat Riau, khususnya masyarakat Siak, Gambus memiliki keistimewaan lain. Ini digunakan sebagai instrumen untuk mengiringi tarian Melayu Zapin.

Serodang siak gambas misalnya digunakan sebagai alat musik pengiring tarian Siak Zapin yang sering dipentaskan di Keraton Siak. Dahulu, perpaduan antara tarian dan alat musik ini hanya dilakukan di rumah tokoh-tokoh terkemuka dan perorangan, namun dengan cepat berkembang menjadi hiburan di acara-acara sosial.

Mandi gom ini disebut serodan karena bagian belakangnya yang berfungsi sebagai resonator menyerupai bentuk serodan atau seldan, yaitu selubung kelapa atau pinang mayan. Dibandingkan udo dan udruto, ukuran senar cellodan masih sedikit lebih kecil, dan bentuk perutnya tidak sebesar senar udo.

Gambus Selodang masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda Riau tahun 2020

Dengan ditetapkannya Gambus Selodang sebagai warisan budaya takbenda pada rapat tim ahli Kemendikbud pada 9 Oktober 2020 lalu, warisan budaya asal Siak ini menjadi prioritas pengembangan budaya lokal khususnya di Siak dan Riau. Nilai konservasi dan pariwisata untuk keduanya.

Gambus Selodang ini mendapatkan penghargaan WBTB Riau 2020 bersama sembilan kekayaan budaya lainnya yang berasal dari berbagai kabupaten kota. Karena keunikan Gambus Selodang yang sangat membutuhkan perlindungan dan pengembangan, situs cagar budaya ini dipilih sebagai salah satu WBTB yang ditunjuk. Apalagi potensi sosial ekonominya sangat kuat bagi kehidupan masyarakat sekitar.

Seperti diketahui, kesenian gambus ini sudah menyebar tidak hanya di wilayah Siak saja, tetapi juga sampai ke mancanegara.

Setelah ditetapkannya gambus selodang sebagai WBTB 2020 maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan:

  • Perlu meningkatkan intensitas pertunjukan seni gambus selodang di kegiatan-kegiatan besar pemerintah maupun masyarakat agar orang semakin banyak yang tahu terutama para wisatawan yang datang ke Siak.
  • Diperlukan pelatihan lebih intensif bagi pelaku budaya tersebut, termasuk mencari generasi muda selanjutnya yang bisa tunak ikut serta mengembangkan budaya yang sudah banyak ditinggalkan generasi muda tersebut.
  • Memadukan pertunjukan budaya gambus selodang dengan konsep hiburan modern yang lebih disukai generasi muda sebagai cara memperkenalkan tradisi tersebut ke generasi saat ini.

Banyak warisan budaya takbenda Riau telah ditetapkan sebagai WBTB di tingkat nasional oleh pemerintah. Budaya-budaya ini harus mempengaruhi perkembangan pariwisata.

Terutama di daerah seperti itu. Jika pemerintah pusat mengakui keunggulan budaya ini, pemerintah daerah akan memperkenalkan budaya ini kepada masyarakat Riau sendiri agar mereka lebih mengenal, bangga pada diri sendiri, dan berpartisipasi dalam pembangunan Riau.Saya punya kewajiban. Tradisi dan warisan budaya yang ada berpartisipasi.