Menteri Susi Pudjiastuti Pajang Harta Karun Pulau Buaya Lingga di Museum Jakarta

Jumat, 17 Maret 2017

bualbual.com, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pajang sejumlah harta karun bawah laut Pulau Buaya, kecamatan Senayang Lingga, Kepri di Jakarta. Hasil pengangkatan benda muatan kapal tenggelam (BMKT) pada tahun 1989 tersebut berupa keramik dari Dinasti Song Cina (1127-1279 Masehi). Seperti dilansir Tempo, Senin (13/3) kemarin, Menteri Susi dalam kegiatan peresmian galeri harta karun pamerkan ratusan jenis BMKT. Keseluruhan BMKT berasal dari tiga wilayah. Yakni Kargo Belitung berupa kapal kuno Arab yang ditemukan pada tahun 1998 di Selat Gelasa, Belitung. Diperkirakan benda-benda keramik dan cangkir emas yang ditemukan dari abad ke 9. Yang kedua adalah Kargo Cirebon dari perairan Cirebon. Kapal yang ditaksir berasal dari 5 dinasti Cina abad ke 10. Sedangkan BMKT yang kita yakni dari perairan Pulau Buaya, desa Batu Belubang, kecamatan Senayang kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Kargo berisi keramik dari dinasti Song Cina yang ditemukan tahun 1989. Penuh bangga, Menteri Susi resmikan galeri harta karun bawah laut tersebut di Kantor Kementerian Kelautan. Susi menyebut, galeri ini sebagai aset besar sejarah maritim Indonesia. Meskipun hanya 1 persen dari total 200 ribu lebih BMKT abad ke 9 hingga 18 yang dipajang digaleri harta karun bawah laut tersebut. “Ini adalah pembukaan museum mini kami. Ini peninggalan sejarah maritim kami,” kata Bu Susi di Jakarta.

menteri susi

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menyampaikan sambutan pada peresmian galeri Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT), gedung Mina Bahari IV, Jakarta Pusat, 13 Maret 2017. TEMPO/Maria Fransisca

Sementara itu, dari Badan Riset Kelautan dan Perikanan diperkirakan masih ada 463 titik BMKT lagi diperairan Indonesia. Sebagian besar berada di perairan Kepri, Selat Karimata (Lingga-Kalimantan), perairan Bangka Belitung dan Laut Jawa. Mulai dari barang Cina, Asia Barat, negara Eropa seperti VOC Belanda, Inggris dan Spanyol. Tahun 2017 ini, melalui moratorium pengangkatan BMKT yang dikeluarkan KKP hanya pemerintah Indonesia yang boleh mengambil barang-barang tersebut. Upaya ini dilakukan agar sejarah maritim Indonesia tidak jatuh kepada pihak asing seperti tahun-tahun sebelumnya. Dimana, sebagian besar harta karun bawah laut yang dilelang disejumlah negara termasuk Inggris. Salah satunya BMKT dari Kepri dengan berbagai macam temuan seperti 100 batang emas dan 20 ribu keramik Dinasti Ming dan Ching dari bangkai kapal VOC Geldennalsen yang diangkat tahun 1986. Pemerintah pusat menargatkan tahun 2017 ini akan kembali melakukan pengangkatan BMKT di dua lokasi. Salah satunya diperairan Natuna, Kepri. Khusus di perairan Pulau Buaya Lingga, pada tahun 2014 lalu PT Cosmic Asia juga melakukan pengangkatan BMKT diperairan tersebut. Informasi dari masyarakat yang ikut membantu pekerjaannya ada sebanyak 20 ribu keramik, guci dan berbagai benda lain yang kemudian kembali di lelang ke Singapura.
pulau buaya

Selain miliki berbagai harta karun bawah laut yang kaya, Pulau Buaya masuk dalam salah satu wilayah konservasi dan juga memiliki panorama alam yang begitu indah. (foto: hasbi)

Sedangkan pada tahun 1986, pengangkatan BMKT besar-besaran juga pernah terjadi diperairan pulau Buaya. Tak tanggung-tanggung dikawal kapal perang, ratusan penyelam dan helikopter emas batangan menjadi buruan. Sayangnya, tidak ada satupun harta bawah laut tersebut yang dapat dilihat di museum di kabupaten Lingga maupun Kepri. Disebut-sebut, kegiatan pengangkatan dikerjakan langsung keluarga Cendana Tomi Soeharto yang turun ke pulau Batu Belubang tempat pemukiman warga. Mirisnya, warga setempat hanya diberikan satu buah Al Quran dari hasil pengangkatan tersebut yang kini disimpan di surau. Sementara itu, karena minimnya pengawasan sejumlah pencurian BMKT terus terjadi di perairan Lingga. Baik dengan pola tradisional menyelam hingga dasar laut maupun oknum-oknum yang menggunakan alat canggih. Seperti awal tahun 2016 lalu, sebuah kapa asal Cina masuk keperairan Selat Pompong tak jauh dari pulau Buaya. Namun berhasil digagalkan dan hingga kini kasus tersebut belum juga selesai. Sedangkan di Selat Berhala, batas antara Kepri dan Jambi, awal tahun lalu juga kembali terjadi penjarahan. Namun karena minim pengawasan, hal tersebut sulit dicegah. Kepala Dinas Kebudayaan Lingga, M Ishak yang dihubungi terkait hal ini berharap, pemerintah pusat ikut membantu pemkab Lingga dalam memberikan pengawasan dan penyelamatan BMKT. Selain itu, karena barang BMKT yang juga banyak berasal dari Lingga diharapkannya juga dapat dipajang is Museum Linggam Cahaya di Daik Lingga. Sebagai bagian sejarah dan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk iku bersama memberikan apresiasi dan kecintaan terhadap barang-barang sejarah maritim di Indonesia. “Kami senang sekali ada barang bersejarah harta karun bawah laut yang juga dipajang di Jakarta. Selanjutnya, BMKT yang masih tersebar dilaut Lingga perlu juga dibantu pengawasan pusat agar tidak ada pejarahan. Jika bisa, sebagian temuan dapat juga dipajang di Mueum kami. Sebagai pembelajaran dan edukasi bagi masyarakat dan anak-anak di Lingga sendiri,” pungkas Ishak di Daik. (hasbi)   BB.C./PL.C