Meski Kalah di Riau, Kader Golkar Ternyata Paling Banyak Menangkan Pilkada Serentak 2018

Senin, 02 Juli 2018

BUALBUAL.com, Pilkada serentak yang baru saja berlalu, ternyata menempatkan posisi Partai Golkar sebagai partai yang teruji dan memiliki basis massa yang jelas dalam memenangkan pertarungan di 171 wilayah. “Pilkada kali ini menempatkan posisi Golkar sebagai partai terkuat di kancah perpolitikan,” kata pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing dalam keterangan persnya, Sabtu (30/6/2018). Seperti diketahui, dalam pilkada serentak 2018, Partai Golkar memenangkan 9 pemilihan kepala daerah tingkat provinsi/Gubernur(52,94 persen dari 17 pilgub), 22 pemilihan walikota (56,41 persen dari 39 pilwalkot)dan 48 pemilihan Bupati(41,74 dari 115 pilbub). Emrus menyebutkan dengan perolehan yang cukup besar dan didominasi oleh kader asli yang menduduki posisi di pilgub, pilbub dan pilwalkot tersebut, Partai Golkar menjadi partai terbanyak memenangkan kadernya menjadi kepala daerah. “Pasangan paslon yang menang di pilkada itu menjadikan Golkar bak gadis cantik dan hasil pilkada Golkar ini tentu menunjukkan bargaining politinya semakin menguat,” ujarnya. Rekapitulasi Suara di PPK Dumai Timur Terkait banyak partai yang mengklaim menang pilkada tapi bukan mengusung calon dari internal partainya, Emrus menyebutkan secara jumlah kader yang jadi, tentu tidak bisa dipungkiri banyak kader murni Partai Golkar yang jadi. “Lihat saja Gubernur, Bupati atau walikota maupun posisi wakil mereka berasal dari partai mana? Klaim itu bisa dikatakan riil kemenangan Golkar saat ini,” jelasnya. Emrus menuturkan, saat ini apa yang didukung Partai Golkar tentu akan mendapat dukungan masyarakat di wilayah masing-masing. Itu artinya racikan pengusungan calon di pilkada yang dilakukan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga hartarto cukup jeli dan mengikuti harapan rakyat. “Saat ini racikan calon-calon yang diusung dalam pilkada oleh Airlangga cukup berhasil, bisa dikatakan kemenangan Golkar di pilkada kali ini adalah keberhasilan Airlangga Hartarto dan jajaran pengurus DPP Partai Golkar,” ungkapnya. Oleh karenanya dengan melihat komposisi kemenangan Partai Golkar di pilkada, bukan sesuatu yang mustahil calon pendamping Joko Widodo bisa berasal dari Partai Golkar. “Kalau mengusung Jokowi maka ini hal yang mengembirakan, karena Golkar memiliki basis kekuatan masa yang besar terlihat pada kemenangan pilkada 2018, maka bisa saja Jokowi meminang cawapresnya dari Golkar lagi,” paparnya. Itu artinya, lanjut Emrus, Partai Golkar dibawah nahkoda Airlangga Hartarto semua berjalan dengan baik dan sukses maka bisa saja Menteri Perindustrian itu dipertimbangkan jadi cawapres Jokowi. Oleh karenanya dengan melihat komposisi kemenangan Partai Golkar di pilkada, bukan sesuatu yang mustahil calon pendamping Joko Widodo bisa berasal dari Partai Golkar. “Kalau mengusung Jokowi maka ini hal yang mengembirakan, karena Golkar memiliki basis kekuatan masa yang besar terlihat pada kemenangan pilkada 2018, maka bisa saja Jokowi meminang cawapresnya dari Golkar lagi,” paparnya. Itu artinya, lanjut Emrus, Partai Golkar dibawah nahkoda Airlangga Hartarto semua berjalan dengan baik dan sukses maka bisa saja Menteri Perindustrian itu dipertimbangkan jadi cawapres Jokowi.***   Editor: Ucu Sumber: TRIBUNPEKANBARU.com