Netizen Bambang Tri Sebut: Presiden Jokowi Anak Seorang PKI

Senin, 17 Oktober 2016

Bualbual.com - Pekanbaru, Seorang Netizen Bambang Tri Melalui akun Facebooke secara terang - terangan mengatakan Presiden Republik Indonesia Jokowi adalah Anaka Serorang PKI pada postinga tersebut pada tanggal 16/10/16 ia memposting tentang Presiden Jokowi dan membahas tentang masa kepemimpinan Pak Harto, adapun bentuk postingan Netizen Bambang Tri bb-tri PAK HARTO LEBIH JUJUR DARIPADA JOKOWI DALAM MENGAKUI AMBISI PRIBADI Roosa, Reznikov, dan saya bersepakat bahwa pembunuhan para jenderal terjadi karena para pasukan penculik yang gagal menjalankan tugas menangkap mereka hidup-hidup untuk dihadapkan kepada Bung Karno. Tapi saya berbeda pendapat dengan Roosa soal reaksi Pak Harto terhadap peristiwa itu. Roosa menilai Pak Harto memanfaatkan kecelakaan pembunuhan para jenderal itu untuk menaiki tangga kudeta merangkak dan merongrong Bung Karno. Saya setuju dengan Reznikov bahwa Pak Harto mencium gelagat Bung Karno mengkhianati dirinya soal pengganti Yani. Andaikata Bung Karno menetapkan Pak Harto sebagai pengganti Yani dan berterusterang memerintahkan Pak Harto membubarkan PKI, mencegah pembantaian kepada PKI, dan mengamankan kedudukan-nya sebagai presiden, Pak Harto akan dengan senang hati menjalankan perintah semacam itu. Saya bisa menerima keinginan/AMBISI Pak Harto menjadi panglima Angkatan Darat karena itu sepadan dengan kedudukan Pak Harto sebagai orang kuat no 3 di AD setelah Nasution dan Yani. SEBAGAIMANA AMBISI PRABOWO MENGGANTIKAN WIRANTO SEBAGAI PANGLIMA TNI ADALAH AMBISI YANG MASUK AKAL DAN MANUSIAWI. SEBALIKNYA AMBISI JOKOWI MENJADI PRESIDEN SEBELUM SELESAI SEBAGAI GUBERNUR DKI ADALAH AMBISI YANG PENUH WATAK KESERAKAHAN PRIBADI. APALAGI KETIKA AMBISI ITU DIBUNGKUS DENGAN LAGAK TIDAK INGIN JADI PRESIDEN DENGAN MENGATAKAN BAHWA DIRINYA TIDAK MIKIR COPRAS-CAPRES DAN BERKONSENTRASI DALAM TUGAS GUBERNUR. Pembantaian tentara kepada PKI dan semangat Pak Harto melawan PKI adalah dua hal yang harus dijelaskan terpisah. Pak Harto tentu dapat dimaklumi bahwa dia tidak bisa menerima alasan bahwa pembunuhan para jenderal karena kecelakaan, meski kita sekarang bisa memastikan bahwa itu memang kecelakaan karena kecerobohan Untung Cs mengelola penculikan. Saya yakin bahwa Pak Harto meyakini PKI merencanakan kudeta karena pengumuman siaran RRI soal pembekuan kabinet Bung Karno itu. Meski sekarang kita tahu bahwa itu hanya cara spontan Aidit untuk meneruskan revolusi-nya setelah gagal mendapat dukungan Bung Karno. John Roosa sendiri mengakui bahwa fakta-faktanya begitu semrawut sehingga situasi bisa berkembang sedemikian rupa merugikan PKI dan menguntungkan Pak Harto dan Angkatan Darat. Roosa juga mengakui telah terjadi penyiksaan di Lubang Buaya, meski tidak ada penyiletan dan mutilasi. Jika pembunuhan saja tidak direncanakan, maka penyiksaan ini pun pasti tidak direncanakan dan terjadi karena kelemahan manajemen operasi penculikan yang tidak berdisiplin. “Para perwira tersebut terbunuh oleh tembakan dan luka-luka tusukan bayonet;mereka tidak diiris-iris ribuan kali dengan silet, mata mereka tidak dicungkil, dan mereka tidak pula dimutilasi. Jika kita berpegang pada laporan para dokter, seperti yang saya pikir seharusnya demikian, maka kita harus berasumsi bahwa kisah-kisah tentang penyiksaan para perwira merupakan bagian dari propaganda perang urat syaraf Angkatan Darat terhadap PKI.” (hal xxi) Pada akhirnya, Latief, Untung, Soeyono kecewa kepada Aidit yang membelokkan missi melindungi Bung Karno menjadi missi memaksa Bung Karno menjalankan skenario PKI. Saya juga sependapat dengan Brigjen Suparjo bahwa seharus-nya Aidit muncul ke publik dan membela PKI meski resikonya Aidit juga akan hancur bersama-sama gerakan yang gagal itu, tapi setidaknya massa PKI tidak akan menjadi korban keganasan pembalasan tentara. Itu tidak dilakukan Aidit yang memilih lari ke Jawa Tengah untuk meneruskan rencananya. Berikut ini adalah kritikan Supardjo kepada Aidit : Dalam saat2 jang kritis, pimpinan operasi harus terdjun di tengah pasukan, menjemangati anak buah supaja mereka bangkit melawan, meskipun dengan resiko hantjur semua. Bila sampai terdjadi, hantjur tidak apa2, kawan2 jang masih hidup akan melandjutkan usaha revolusi. Dan kalau kita bertindak demikian besar kemungkinan lawanlah jang akan angkat tangan, karena pada saat2 itu Nato (NASUTION-HARTO) belum mempunjai grip [cengkeraman] terhadap TNI jang ada di kota. Suasana di mana2 belum mengutuk G-30-S. Dalam tiap2 perang revolusioner, seorang pemimpin harus sanggup membangkitkan di kalangan pengikutnja: 1. Djiwa kepahlawanan. 2. Kebulatan pikiran dan tekad. 3. Semangat berkorban. (hal 340) Sejarah harus dibikin terbuka dan jujur kepada anak cucu, bukan-nya malah digelapkan dengan penipuan pribadi seperti yang dilakukan Jokowi tentang identitas kedua orang-tuanya sendiri. Menyalahkan Pak Harto seorang diri terhadap segala sesuatu yang salah di Indonesia dan selanjutnya mendesakkan kebencian orang terhadap Soeharto sebagai propaganda politik, sama jahat-nya dengan apa pun yang dituduhkan kepada PKI sebagai propaganda politik tentara pendukung Pak Harto. Itulah yang dilakukan Jokowi dengan pengingkaran diri-nya sebagai anak PKI yang didukung musuh-musuh politik dan para pengkhianat Pak Harto yang berada di kubu Jokowi, baik sipil maupun (mantan) militer. TERSERAH JOKOWI DIA BERANI JUJUR SEPERTI JENDERAL SUPARDJO ATAU MENERUSKAN RENCANA-NYA SEPERTI AIDIT. SUDAH JELAS TNI SAAT INI MENJADI KORBAN PENIPUAN JOKOWI. POSISI MEREKA YANG ANTI KOMUNIS SEKALIGUS TENTARA PROFESIONAL YANG TUNDUK KEPADA SUPREMASI SIPIL TIDAK BISA LAGI DIRASAKAN RAKYAT. BAGAIMANA SEORANG ANAK PKI BISA MENJADI PRESIDEN TANPA BERTERUSTERANG KEPADA RAKYAT BAHWA DIA ANAK PKI ? TERUS TERANG SAJA BELUM TENTU MEMBUAT RAKYAT PERCAYA, APALAGI TIDAK BERTERUS TERANG ? SAYA AKAN TETAP MEMBELA PAK HARTO DENGAN SEGALA RISIKO-NYA, JUSTERU KETIKA PAK HARTO SENDIRI SUDAH TIDAK BISA LAGI MEMBELA DIRINYA. TERKAIT JOKOWI, POSISI SAYA TETAP TEGAS, TIDAK ADA SALAH-NYA SEORANG ANAK PKI BISA MENJADI PRESIDEN, TAPI TIDAK ADA BENAR-NYA SEORANG PEMBOHONG YANG MENGINGKARI DIRINYA ANAK PKI BISA MENJADI PRESIDEN. JOKOWI MEMANG KORBAN POLITIK DISKRIMINASI TERHADAP ANAK CUCU PKI, TAPI ITU TIDAK MEMBERINYA ALASAN UNTUK BERBOHONG BAHWA DIA BUKAN ANAK CUCU PKI. MELAWAN DISKRIMINASI DENGAN KEBOHONGAN ADALAH IBARAT MENCUCI TAHI DENGAN AIR KENCING, SAMA-SAMA NAJIS. WASSALAM   Bambang tri sebut di halam Facebooke nya secara jelas menerangkan sosok presiden Jokowi adalah putra seorang PKI yang memimpin Negri Indonesia.   BBC/Eby