Ngabalin: Jokowi itu Kerisnya di Belakang

Rabu, 08 Agustus 2018

bualbual.com, Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menuai polemik. Karena dianggap sebagaian kalangan ucapan mantan wali kota Solo itu sama saja meminta para relawannya untuk berkelahi di Pilpres 2019 mendatang. Menanggapi itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin mengatakan, permintaan Jokowi terhadap relawannya tidak ada yang salah. Karena Jokowi mengajak berperang melawan berita bohong dan juga lainnya. "Jangan menyebarkan berita bohong, jangan mau berantem, belakangnya dia bilang kalau diajak berantem jangan takut," ujar Ngabalin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (7/8). Nah artinya apa yang disampaikan oleh Jokowi adalah bagus. Seorang kepala negara yang meminta relawannya untuk berperang melawan hoax dan sebagainya. "Artinya perintah panglima perang sudah sangat jelas," katanya. Banyak yang menilai Jokowi melakukan arogansi karena tidak etis sebagai kepala negara mengucapkan hal tersebut. Namun menurut Ngabalin cara pandang tersebut adalah salah. Karena Jokowi memiliki hati yang lembut tidak mungkin bersikap arogansi. "Ingat orang Solo itu nunjuknya bukan seperti anak Buton. Anak Papua, anak Bali, anak Bugis. Bukan menunjuk pakai telunjuk. Tapi pakai jempol," katanya. "(Jokowi itu-red) Kerisnya di belakang. Artinya beliau menghindar adanya benturan. Nunjuknya saja pakai jempol," tambahnya. Diketahui, sebelumnya Presiden Jokowi memberikan pengarahan kepada relawannya di Pilpres 2019. Bahkan Jokowi meminta relawannya berani bertindak apabila diajak berantem oleh pihak lain. Arahan itu disampaikan saat Jokowi berbicara di Rapat Umum Relawan Jokowi, bertempat di SICC, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/8). "Tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang lain. Tapi kalau diajak berantem juga berani.‎ Tapi jangan ngajak lho. Saya bilang tadi, tolong digarisbawahi. Jangan ngajak. Kalau diajak, tidak boleh takut," kata Jokowi.   Editor:bbc Sumber: jawapos.com