Nyawa Taruhan! Prajurit TNI Berlari dari Kepungan Api Karhutla Riau

Selasa, 22 Juli 2025

BUALBUAL.com - Di tengah gersangnya musim kemarau dan amukan si jago merah, kisah heroik sekaligus mencekam datang dari Rokan Hilir, Riau. Di sana, di hamparan lahan yang terbakar tanpa henti, seorang prajurit TNI, Sertu Fren Martos Solissa, Babinsa Teluk Nilap Koramil 04/Kubu, bertaruh nyawa. Lebih dari sekadar tugas, ini adalah pertarungan pribadi melawan api yang nyaris menelannya hidup-hidup.

Sejak lima hari terakhir, pagi hingga larut malam, hutan dan kebun yang hangus menjadi "kantor" bagi Fren. Bersama Kopda Frenki, Babinsa Rantau Panjang Kiri, dan sejumlah masyarakat peduli api, Fren adalah salah satu orang pertama yang tiba di lokasi.

Ia membawa semangat juang meski dengan peralatan seadanya. Apa yang awalnya hanya kobaran kecil, tak disangka berubah menjadi neraka, menjalar cepat melahap ratusan hektar kebun di Dusun Mekar Jaya, Rantau Panjang Kiri.

Dengan mata perih dan napas sesak di balik kepulan asap pekat, Fren dan rekan-rekannya berbekal tekad menembus bara. Namun, Jumat (18/7) sekitar pukul 14.30 WIB, menjadi hari yang tak akan terlupakan. Di tengah terik matahari dan tiupan angin yang menggila, saat mereka berupaya memadamkan, api justru berbalik mengepung. 

"Itu kami kena kepung api bersama seorang TNI juga. Jadi tiupan api itu cepat, kami sedang di dalam tak menyangka sampai api bisa menyeberang," kenang Fren, suaranya masih menyimpan ketegangan, ketika menyampaikan keterangan, Senin (21/7).

Dalam rekaman video yang beredar, terlihat momen mengerikan itu. Berseragam loreng kebanggaannya, Fren lari tunggang langgang, keluar dari kepulan asap putih tebal di tengah kobaran api yang menjilat di sisi kanan kirinya. 

"Parit dan jalan kalau perkiraan 7-8 meter. Itu kalau tidak cepat menyelamatkan diri pasti kami dan motor juga terbakar di situ," ujarnya. 

Jarak 7-8 meter yang biasanya menjadi pemisah aman, sirna dalam sekejap ditiup angin kencang yang membawa bara api melompati parit gajah dan jalan. 

Malam tiba, namun api tak kunjung padam. Justru semakin meluas, merayap tak terkendali di atas rumput dan dedaunan yang kering kerontang akibat kemarau panjang.

Pohon-pohon kelapa sawit yang menjulang tinggi pun tak luput dari jilatan api, seolah menjadi obor raksasa yang menerangi kegelapan malam.

"Sampai hari ini belum bisa padam, kalau tim sudah ada penambahan dari Brimob. Awal pertama kita terima itu sudah 40-an hektare," imbuh Fren.

Di balik perjuangan tanpa henti ini, ada sebuah objek vital yang harus dijaga mati-matian: pipa minyak raksasa milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Ancaman serius terpampang jelas di hadapan mata.

"Kita pemadaman siang malam, karena kan mendekati pipa minyak PHR," jelas Fren. 

Urgensi inilah yang mendorong setiap prajurit dan relawan untuk tak kenal lelah, dibantu logistik dan dukungan penuh dari para penghulu setempat yang turut menyuplai kebutuhan mereka.

Pengalaman pahit menyaksikan kehancuran dan berhadapan langsung dengan bahaya mematikan ini membentuk sebuah pesan kuat dalam diri Fren.

Ia mengimbau masyarakat untuk berhenti membuka lahan dengan cara membakar. Praktik ini, baginya, adalah pangkal dari segala bencana. 

"Imbauan kita kepada masyarakat jangan bersihkan lahan dengan cara membakar," tegasnya.

Tak hanya itu, Fren juga menyoroti kebiasaan sepele yang bisa berakibat fatal di musim kering ini. "Kalau kerja juga jangan merokok, puntung jangan dibuang sembarangan," pintanya. 

Di tengah kondisi lahan yang mengering dan rumput yang mudah terbakar, sekecil apapun bara api dapat menjadi pemicu kebakaran hutan dan lahan yang masif. 

"Kalau kondisi lahan memang rumput kering mati karena sudah lama kemarau. Tapi kan kalau sudah terbakar justru jadi sumber bahan baku," pungkasnya.

Kisah Sertu Fren Martos Solissa adalah potret nyata perjuangan tak kenal lelah para pahlawan di garis depan Karhutla, pengingat keras akan dampak mengerikan dari kelalaian manusia, dan seruan untuk menjaga kelestarian hutan kita.