Panas Dingin NasDem-Demokrat, Simpang Jalan Pencapresan Anies Hingga Kini Belum Ada Koalisi Terbentuk

Jumat, 27 Januari 2023

BUALBUAL.com - Hampir empat bulan berlalu sejak nama Anies Baswedan diusung sebagai calon presiden 2024 oleh Partai NasDem. Hingga saat ini belum ada koalisi yang ajeg terbentuk.

Ada dua partai terdepan dalam rencana koalisi dengan NasDem: PKS dan Demokrat. Namun hingga sekarang dua partai tersebut belum mencapai mufakat. Nama yang disepakati jadi bakal pendamping Anies dinilai jadi batu penghalang koalisi yang akan berlabel nama Koalisi Perubahan tersebut.

Di tengah mandeknya komunikasi politik, sejumlah pengurus DPP Partai NasDem menyambangi Sekretariat Bersama Gerindra-PKB. Kehadiran NasDem di Sekber koalisi Gerindra-PKB membawa isu keretakan Koalisi Perubahan.

Hal ini diperkuat dengan statemen lantang NasDem untuk Demokrat soal kejelasan koalisi. Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali bertanya ke Demokrat apakah mereka masih berminat gabung dalam Koalisi Perubahan apabila Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak diusung sebagai cawapres.

"Apakah kalau kemudian ternyata tidak sesuai kriteria yang ditetapkan oleh Anies, apakah dia [Demokrat] masih mau bergabung Koalisi Perubahan?" kata Ahmad Kamis (26/1).

Di sisi lain, AHY mengaku tak ingin perdebatan soal sosok pendamping Anies justru menghambat rencana koalisi. AHY pun lantas menyerahkan sosok cawapres itu kepada Anies selaku Capres yang diusung.

"Untuk itu, Demokrat akan mengajak PKS agar menyerahkan keputusan bakal Cawapres kepada bakal Capres yang kita usung. Dengan demikian, tiga partai memiliki kesetaraan yang sama dalam koalisi," kata AHY melalui keterangan tertulis.

Direktur Eksekutif Algoritma sekaligus Pengamat Politik UI, Aditya Perdana menganggap Koalisi Perubahan harus menemukan titik temu soal pendamping Anies jika ingin bertahan. Di sisi lain, sosok cawapres yang dicari harus mampu mendongkrak elektabilitas Anies.

"Formulasinya itu udah ketemu belum buat bacawapres yang bisa naikkan elektabilitas Anies dan berpotensi untuk menang. Jadi, faktor cawapresnya itu juga penting untuk bisa menaikkan elektabilitas dan menyaingi pasangan lain," kata Adit

Adit berpandangan sikap AHY yang menyerahkan bacawapres kepada Anies merupakan kompromi politik agar koalisi ini tetap bertahan. Namun demikian, Demokrat juga harus menegaskan tak akan kabur dari koalisi jika keputusan Anies tak sesuai harapan.

"Nantinya Demokrat sama PKS pun jangan protes kalau itu bukan kadernya, mereka juga jadi itu titik kompromi kalau menurut saya untuk kemudian bisa lanjut," ucap dia.

Menurutnya, jika Demokrat-PKS bersikeras mengajukan sosok cawapres yang mereka inginkan, maka akan semakin sulit menemukan titik temu. Seperti diketahui, PKS sendiri menyorongkan nama Ahmad Heryawan, meski keputusan resmi akan dikaji melalui Majelis Syura PKS.

"Mereka berpikir kalau sama-sama kuat enggak akan ada titik temu," terangnya.

Kendati begitu, soal selanjutnya apakah Anies mampu menentukan cawapres yang akan diterima oleh Demokrat-PKS. Ia menerangkan, apabila hal itu terjadi, maka koalisi ini akan kuat. Tetapi jika tidak, maka koalisi akan berantakan.
"Anies dengan power-nya bisa enggak mengatakan, 'oke, cawapresnya si x' dan yang lain setuju, kalau itu kejadian menurut saya itu udah kuat tapi kalau enggak, masih banyak intrik dan sikut-sikutan, udah berantakan lagi itu," katanya.

Di sisi lain, menurutnya, kunjungan NasDem ke markas Gerindra-PKB itu merupakan upaya dalam membuka peluang untuk memperbesar peluang kemenangan.

"Sehingga, dalam kondisi itu mereka sedang membuka ruang dan peluang untuk bisa bertemu dengan siapa aja dan koalisi dengan siapa aja, jadi perbesar peluang mereka," ucap Adit.

Pengamat politik Universitas Padjadjaran Idil Akbar menilai manuver AHY yang membebaskan Anies menentukan cawapresnya merupakan tanda nihilnya keputusan. Hal itu, kata dia, akan menjadi dilema baru bagi eks Gubernur DKI itu.
 

"Bukan kompromi itu menurut saya wujud dari ketidakadaan keputusan di antara tiga partai itu soal siapa cawapresnya Anies sehingga diserahkan ke Anies," kata Idil.

"Penyerahan AHY ke Anies ini kan buah simalakama juga buat Anies, yang sebetulnya enggak memiliki otoritas untuk itu," timpalnya.

Sedangkan menurutnya, kunjungan NasDem ke Sekber Gerindra-PKB ialah upaya untuk mencari bentuk koalisi yang kuat. Idil berpandangan, di tengah konstelasi yang masih sangat cair hari ini, semua partai tengah menunggu-nunggu siapa yang akan dicalonkan oleh PDIP.

"Semua partai ini pada dasarnya tengah menunggu siapa yang akan dicalonkan PDIP. Karena, dia mencalonkan siapa di sana dan itu konstelasi akan berubah," pungkas dia.

Kans NasDem Merapat ke Gerindra-PKB

Ia pun menyebut peluang NasDem merapat ke Gerindra-PKB ini masih dimungkinkan, selama Prabowo tetap menjadi capres.

"Mungkin saja, sejauh memang kompromi politiknya tidak menggeser Prabowo sebagai capres, itu harga mati enggak bisa, kalau mau menggeser Prabowo sebagai capres, NasDem enggak akan diterima menurut saya," tegasnya.

Direktur Eksekutif Trias Politika Agung Baskoro melihat kunjungan NasDem itu menggambarkan kondisi Koalisi Perubahan sedang tidak baik-baik saja.

"Namun setidaknya manuver Nasdem ini menegaskan bahwa koalisi perubahan sedang tidak baik-baik saja," kata Agung dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat (27/1).

Agung berpandangan jika akhirnya NasDem merapat ke Koalisi Indonesia Raya (Gerindra-PKB), maka koalisi perubahan akan bubar karena tidak memenuhi syarat ambang batas presiden.

Selain itu, menurutnya NasDem juga akan merugi lantaran NasDem hanya menjadi pelengkap di koalisi tersebut.

"NasDem pun akhirnya hanya sebagai pelengkap di KIR menimbang Gerindra dan PKB adalah inisiator awalnya," ucap dia.

Ia pun berpandangan jika koalisi perubahan gagal terbentuk atau NasDem memilih hengkang ke koalisi lain, maka pencapresan Anies pun berkemungkinan gagal.

"Peluang Anies sebagai capres terancam bila KPI gagal terbentuk secara resmi alias Nasdem hijrah ke koalisi lain. Karena di masing-masing koalisi telah mengemuka capres yang dijagokan," ujarnya.

Di sisi lain, ia melihat kunjungan NasDem ke Sekber Gerindra-PKB juga turut mencairkan kebuntuan politik mereka dengan Demokrat-PKS agar segera mendeklarasikan cawapres Anies.