Pasca Longsor Susulan, BPBD Inhil Imbau Warga Jalan Gerilya Parit 6 Mengungsi

Kamis, 21 Juni 2018

bualbual.com, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Inhil mengimbau warga Jalan Gerilya, Parit 6, Tembilahan Hulu mengungsi sementara waktu, menyusul terjadinya rentetan bencana tanah longsor. Setidaknya, terjadi dua kali bencana tanah longsor di Jalan Gerilya, Parit 6, Tembilahan Hulu dalam waktu yang tidak berjauhan, 3 Juni dan 17 Juni 2018. Kedua bencana longsor yang terjadi secara beruntun telah meluluhlantakkan sedikitnya lima rumah warga. Keresahan tidak hanya muncul dibenak warga sekitar kawasan tersebut. Melainkan juga di kalangan Pemerintah Kabupaten Inhil. Untuk itu, melalui BPBD, Pemerintah Kabupaten Inhil melayangkan imbauan agar warga sekitar dapat mengungsi menjelang kondisi di kawasan tersebut dinyatakan aman. "RT dan RW di sekitar Parit 6, tepatnya di kawasan terjadinya longsor telah kita imbau untuk sementara waktu mengungsi ke tempat yang lebih aman. Ini untuk memastikan keamanan warga itu sendiri karena kita belum tahu kapan akan terjadinya longsor susulan," ujar Kepala BPBD Inhil Yuspik, Rabu (20/6/2018). Antisipasi terjadinya longsor dalam jangka panjang, menurut Yuspik juga telah dilakukan Pemkab Inhil. Melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, pemkab telah mengajukan pembangunan turap kepada Pemerintah Kabupaten Inhil yang bertujuan untuk menahan abrasi air sungai di sekitar kawasan Parit 6, Tembilahan Hulu. "Sedangkan, untuk sementara, kami telah membuat tanggul darurat dari karung berisikan pasir sebanyak 1500 karung untuk menahan abrasi di sekitar lokasi longsor," ungkapnya. Dikatakan, kekhawatiran muncul, manakala bencana longsor kali ini juga mengancam keberadaan jalan lintas disana. Jalan yang berstatus sebagai jalan Nasional tersebut merupakan satu - satunya akses menuju Kota Tembilahan dan beberapa daerah lainnya. "Seandainya terjadi longsor susulan dan tanggul darurat tidak mampu menahannya. Maka besar kemungkinan ruas jalan lintas juga akan hanyut ke sungai dan akses menuju Tembilahan akan terputus. 2 kali longsor yang terjadi ini saja, sudah membuat sedikit retak pinggiran ruas jalan," ulasnya. Yuspik menuturkan, sebenarnya bencana tanah longsor di kawasan Parit 6 memang kerap kali terjadi sejak beberapa tahun silam. Hal ini mengindikasikan bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan rawan bencana longsor sehingga warga setempat wajib untuk senantiasa waspada. "Memang sudah sering terjadi, bahkan sejak beberapa tahun lalu. Langkah demi langkah perbaikan dan antisipasi juga telah dilakukan. Kendati tetap terjadi, namun, frekuensi terjadinya bencana tanah longsor diasumsikan telah berkurang," tukasnya.(adv/diskominfo)