Pedagang di Meranti Minta Pemda Salurkan Bantuan RTM dalam Bentuk Uang Tunai

Rabu, 01 Juli 2020

Ilustrasi/Net

BUALBUAL.com - Syarikat pedagang warung atau kedai di Kepulauan Meranti meminta Pemda menyalurkan bantuan ke rumah tangga miskin (RTM) dalam bentuk uang tunai. Dengan begitu, bisa meningkatkan daya beli masyarakat dan akan membantu keberlangsungan aktivitas jual beli di desa-desa.

Harapan ini disampaikan koordinator Syarikat Pedagang Warung Kepulauan Meranti, Muslim SPi, ketika berbincang-bincang dengan CAKAPLAH.com. Kata Muslim, akibat wabah Covid-19, seluruh sektor terkena dampak.

Diakuinya, sejak beberapa bulan belakangan, aktivitas jual beli di warung-warung pun terasa melemah. Hal itu, diperparah pula dengan masih tutupnya akses ke Malaysia. Sehingga, sebagian besar masyarakat Meranti yang sebelum ini mencari rezeki di negeri jiran, tak lagi bisa ke sana. "Sangat terasa melemahnya daya beli masyarakat sejak beberapa bulan belakangan," ujar Muslim.

Muslim mengapresiasi langkah pemerintah yang langsung memperhatikan masyarakat akibat wabah Covid-19. Namun, penyaluran bantuan dalam bentuk barang, yang dititip di tiap warung di desa-desa, dinilai belum tepat di saat wabah Covid-19 ini. Mereka berharap Pemda bisa mengubah cara menyalurkan bantuan ke RTM, dari bantuan barang ke bantuan uang tunai.

Dengan begitu, tambah Muslim, warga yang menerima uang tunai secara otomatis pasti berbelanja barang kebutuhan di warung-warung desa.

"Kami menyarankan kepada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti agar menyalurkan bantuan RTM dalam bentuk uang tunai, seperti BLT Dana Desa. Dengan begitu, mampu meningkatkan daya beli masyarakat sehingga dapat juga membantu pengusaha kedai kelontong dari imbas pandemi Covid 19 yang selama ini sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat," kata Muslim.

Ditambahkan Muslim, untuk se-Meranti, ada lebih kurang 1000 kedai yang merasa langsung dampak pandemi Covid-19. Daya beli masyarakat sejak wabah Covid-19, turun drastis. Masyarakat produktif yang sebelum ini bekerja di Malaysia, tak lagi seperti biasa. Mereka belum bisa ke negeri jiran itu akibat kebijakan penutupan akses masuk dari pemerintah Malaysia. Sehingga, yang biasanya setiap bulan pulang dari Malaysia, membawa uang dan berbelanja di warung desa, kini lebih banyak menganggur.

"Kita harap bantuan dari pemerintah, berupa uang tunai. Masyarakat terbantu, pedagang kecil juga merasa manfaatnya. Ini kami harapkan betul, sebab semuanya terdampak dari wabah Covid-19," harap Muslim.