Pentingnya Pendidikan berkarakter di Berikan Kepada Anak

Ahad, 07 Januari 2018

Bualbual.com, Ditengah kemajuan teknologi dan informasi banyak hal yang bisa mempengaruhi anak terjebak kedalam lubang kebinasaan. Jika generasi ini dipertanyakan, tentu menjadi kegelisahan yang begitu penting untuk diperhatikan, bukan saja dalam dunia pendidikan formal, lebih dari itu pendidikan yang dimaksud berawal dari hal yang mendasar dalam kehidupan yang biasa dibentuk menjadi sebuah keperibadian. Begitupun hangatnya perbincangan seputar generasi yang berkarakter belakangan ini, namun demikian bukan hanya persoalan antara murid dan guru, lebih dari itu salah satu yang menjadi pondasi penting yang kita maksud adalah peranan keluarga yang subtansi  dalam menentukan sebuah generasi yang berkarakter ditenggah kemajuan teknologi. Tak bisa dipungkiri hari ini kita sama-sama merasakan kegundahan ulah kenakalan remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas, narkoba, tauran, seks bebas dan sebagainya. Jika demikian, yang harus dipahami dalam pendidikan berkarakter agar terbentuk generasi yang berkarakter perlunya penanaman nilai-nilai keagamaan yang tentunya berawal dari keluarga itu sendiri. Salah satu fungsi dari keluarga itu sendiri adalah memberikan perhatian dan menanamkan kasih sayang kepada seorang anak, di sanalah terletak peran seorang ibu. Dalam pandangan Psikologi, lakon yang dibuat oleh seorang ibu di tenggah keluarga sangat menentukan akan sifat dan karakter pembentukan seorang anak. Begitu juga peranan seorang ayah, figure yang dilakoni seorang ayah dalam keluarganya sangat mempengaruhi karakteristik dan kepribadian seorang anak. Berawal dari hal tersebut, salah satu aspek penting yang harus kita perhatikan adalah kebutuhan psikologis, ketika kebutuhan tersebut tidak seyogyanya terpenuhi maka akan terjadi penyimpangan- penyimpangan perilaku yang sebenarnya tidak disadari. Menurut Freud, pakar psikologi analisis bahwa perilaku atau karakter seorang anak terbentuk disebabkan adanya tekanan-tekanan yang terjadi pada tahap-tahap perkembangan individu yang dialaminya yang pada prinsipnya kejadian-kejadian tersebut tersimpan di alam bawah sadar pada setiap individu. Sehingga karakter yang terbentuk  merupakan proses kejadian bawah sadar  yang muncul, oleh karenanya peranan keluarga terhadap kebutuhan psikologis sangat menetukan karakter dan kepribadian seorang anak. Lebih lanjut pakar psikologi analisis itu juga menjelaskan bahwa kejadian-kejadian masa lalu seorang anak sangat mempengaruhi masa remajanya, jika tuntutan kasih sayang anak-anak  saat berada dalam asuhan ibu dan ayahnya tidak terpenuhi dengan baik maka akan terjadi penyimpangan perilaku saat remaja. Salah satu contohnya para remaja lebih suka pacaran untuk memenuhi kasih sayangnya dan mencari perhatian, meminta perhatian pada pacarnya yang pada akhirnya terjadi perilaku menyimpang yang tidak kita inginkan ditengah masyarakat kita (asusila). Oleh karena itu Islam memposisikan anak sebagai seebuah amanah yang harus dijaga dan diperhatika. Allah swt. Berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS. At-Tahrim [66]: 6] Hal ini juga berarti bahwa sejatinya anak-anak harus dijaga dan didik secara baik dan benar karena anak adalah amanah yang dititipkan Allah kepada kedua orang tua. Orang tua pada dasarnya merupakan bapak pendidikan bagi anak-anaknya (spritual father). Dengan demikian tugas dan tanggung jawab kedua orang tua bukanlah memberi makan buat anak-anaknya belaka, lebih dari itu orang tua harus memberikan pendidikan sepenuhnya, sampai Rasulullah mengajarkan kita cara mendidik anak dalam penegasannya. “Perintahkan mereka (anak-anak kalian) untuk melaksanakan sholat saat mereka berusia tujuh tahun”. Hal ini membuktikan bahwa kewajiban orang tua tidak hanya mengisi perut atau memberikan kebutuhan fisik belaka namun lebih penting dari itu adalah tugas kita untuk mendidik rohaninya (psikologis) menjadi tangguh akidahnya menjadi kokoh dan kuat. Akhirnya kita semua berharap agar generasi kita menjadi generasi yang berkarakter tangguh dan kuat karena mukmin yang kuat itu lebih dicintai Allah dari pada mukmin yang lemah. Mengutip apa yang diungkapkan Dorothy Law Nollte “Jika anak dibesarkan dengan celaan, maka ia belajar memaki, jika anak dibesarkan dengan permusuhan, maka ia belajar berkelahi, jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia belajar rendah diri, jika anak dibesarkan dengan penghinaan maka ia belajar menyesal diri, jika anak dibesarkan dengan motivasi maka ia belajar percaya diri, jika anak dibesarkan dengan kelembutan maka ia belajar menghargai jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, maka ia belajar menemukan kasih dalam kehidupannya”. Oleh: Ariyanto.S.Psi.I Guru BK MAN 3 INHIL