Penurunan Elektabilitas Versi Jokowi Kompas, Pengamat Keheranan

Rabu, 27 Maret 2019

BUALBUAL.com, Pengamat politik Adi Prayitno mengaku heran dengan hasil survei  Litbang Kompas yang menyebut elektabilitas Calon Presiden Joko Widodo menurun. Keheranan juga ia sampaikan terkait kenaikan elektabilitas Prabowo Subianto .  Keheranan yang disampaikannya karena ia melihat tidak ada fenomena negatif terhadap Jokowi dalam rentang waktu Januari hingga Maret 2019.  "Kalau ada survei yang memposisikan Jokowi ini agak dipertanyakan. Aspek yang kemudian membuat Jokowi ini turun," Survei: Mengapa Bisa Beda? ' di Jakarta, Selasa (26/3). Adi memaklumi elektabilitas Jokowi selaku petahana menurun jika dalam rentang waktu Januari hingga Maret terjadi fenomena besar. Misalnya, dalam waktu tersebut ada Pemutusan Hubungan Kerja massal. Hal itu melepaskan bisa menjadi pemicu penurunan elektabilitas Jokowi. Akan tetapi, ia melihat sebaliknya. Ia mengatakan tren di bidang ekonomi, pendidikan, hingga politik yang berubah semakin positif.  "Nyaris tidak ada masalah luar biasa yang bisa menjelaskan itu Jokowi sedang tidak tegas dalam kinerjanya. Ini makanya kemudian survei (Litbang)  Di sisi lain, Adi juga menyinggung soal kenaikan elektabilitas Prabowo. Ia menilai 'letupan' kampanye yang dilakukan Prabwo dan Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno tidak diterima oleh rakyat.  "Cukup datar dan biasa-biasa saja," ujar Adi.

Atas hal itu, ia meminta masyarakat untuk meminta kritik sebelum menghakimi lembaga survei. Ia meminta masyarakat untuk memiliki preferensi tingkat dan kepuasan khusus dalam penilaian kandidat, terutama kandidat petahana.  "Yang paling penting harus publik publik terhadap survei itu harus dicek apakah tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi ini meningkatkan atau mengurangi. Karena kita melihat tren peningkatan kinerja umum dan kepuasan terhadap Jokowi cukup meningkat," katanya.  Sebelumnya, survei Litbang Kompas menyebutkan elektabilitas Jokowi menurun menjadi 49,2 persen jika dibandingkan dengan hasil survei pada Oktober 2018 yang masih sebesar 52,6 persen. Fenomena berbeda nyata terjadi pada elektabilitas Prabowo-Sandiaga. Hasil survei Litbang Kompas menentang elektabilitas Prabowo-Sandi naik menjadi 37,4 persen jika dibandingkan dengan hasil survei Oktober 2018 sebesar 32,7 persen.  urvei Litbang Kompas dilakukan pada 22 Februari-5 Maret 2019 dengan melibatkan 2.000 responden menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia.Margin kesalahan survei dari hasil survei tersebut +/- 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Sumber: cnnindonesia