Perahu Baja Zaman Belanda Sudah Ditarik ke Daratan, Begini Analisa Sementara Arkeolog

Rabu, 06 November 2019

BUALBUAL.com - Perahu baja zaman kolonial di Sungai Bengawan Solo Lamongan telah berhasil diangkat dari dasar sungai. Para arkeolog yang melakukan ekskavasi perahu baja tersebut mengatakan perahu ini dipakai untuk berbagai keperluan alias multifungsi. Analisa itu didasarkan dari hasil ekskavasi hingga proses pengangkatan yang berlangsung, Rabu (6/11/2019). Arkeolog BPCB Trowulan Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, hasil ekskavasi menunjukkan tiga perahu yang diangkat ini saling berhubungan atau saling terhubung satu sama lain. Perahu ini, juga sangat mungkin menggunakan mesin untuk menarik gerbong perahu. "Pakai mesin untuk menarik semua loko perahu lainnya," ungkap Wicaksono. Dari ekskavasi selama 5 hari ini, diketahui kalau perahu baja ini adalah perahu militer dari jaman Perang Dunia 1 hingga Perang Dunia 2. Ini adalah perahu multifungsi, bisa untuk mengangkut serdadu, mengangkut logistik dan sebagai alat penyeberangan. Sementara, Kepala BPCB Trowulan Jatim, Andi Muhammad Said, menambahkan perahu berukuran 7,2 meter yang bisa dipisahkan menjadi 2 bagian dengan ukuran 3,6 meter itu, kelihatannya saat itu perahu menjadi salah satu alat transportasi dari laut untuk masuk ke Bengawan Solo. "Termasuk ke pedalaman," imbuh Andi. Ia belum bisa memperkirakan berat perahu karena bahan bajanya sangat tebal. "Tim areolog juga belum bisa melihat tahun pembuatan kapal ini karena memang di badan perahu tidak tertera," katanya. Kapal semacam ini selalu disambung seperti gerbong kereta tergantung kebutuhan.
Selanjutnya adalah melihat referensi dan literasi yang mendukung sehingga bisa diketahui tipe tahun pembuatannya. Menurut Said, perahu baja ini kemungkinan tidak diproduksi di Indonesia karena tahun-tahun itu Indonesia belum punya pabrik baja. Perahu baja yang ditemukan di Desa Mertani, Kecamatan Karanggeneng ini juga adalah temuan satu-satunya di Indonesia. "Belum ada temuan sejenis dan baru di sini ini," ungkapnya. Ditarik Pakai Jeep Proses pengangkatan perahu baja tersebut membutuhkan waktu 2,5 jam. Perahu diangkat ke permukaan ditarik dengan menggunakan dua mobil jeep dari Lamongan Offroad Community (LOC). Alat berat sejenis crane tidak mampu menjangkau lokasi yang memang sulit untuk dilalui kendaraan berat. "Sebenarnya mau ditarik sama crane tapi tidak bisa, alat berat yang lain juga nggak bisa, karena medannya terlalu sempit," kata anggota LOC, Aan Yulianto. Pengangkatan perahu baja dari dasar sungai ini tetap dalam pengawasan dari tim BPCB Trowulan Jatim, Kemendikbud dan dinas terkait, termasuk petugas keamanan dari kepolisian dan TNI yang dilibatkan di lokasi.
Sumber: tribunnews.com