Perusahaan di Anambas Diduga Intimidasi Wartawan

Senin, 12 Juni 2023

BUALBUAL.com - Belum lama ini salah satu Perusahaan Media Lokal Neweajaddetik.com dapat perlakuan intimidasi dan pengancaman minta beritanya dihapus yang mengaku anak buah perusahaan (APB) Asphalt Mixing Plant (AMP) desa Temburun Kabupaten Kepulauan Anambas.

Pengakuan Intimidasi ini dijelaskan Pimpinan Redaksi (Pimpred) Newsajaddetik.com, Rohadi. Karena merasa dirinya sudah terancam atas perbuatan yang diduga orang suruhan/inisiatif dari anak buah perusahaan AMP.

Intimidasi itu dipicu setalah pemberitaan yang di muat Redaksi Newsajaddetik.com mendapatkan reaksi dengan berkali-kali mengirimkan pesan WhatsApp dan saling menjawab pada Rabu malam (7/6).

Menurut keterangan Pimpred  Newsajaddetik.com saat dihubungi awak media ini mengunakan telepon WhatsApp menjelaskan bahwa.

"Minggu-minggu terakhir ini Redaksi Newsajaddetik.com telah memuat berita yang bertajuk "Sembilan Tahun Persoalan Asphalt Mixing Plant (AMP) EX PT. PBK Belum Tuntas" sebagai lanjutan pengungkapan dari berita sebelum-sebelumnya," terangnya, Senin (12/6/2023).

Memang Redaksi Newsajaddetik.com ada beberapa kali mengangkat berita terkait permasalahan tempat Pengolahan Asphalt Mixing Plant (AMP) di wilayah pesisir Desa Temburun, mulai dari persoalan pengrusakan lahan hutan mangrove yang dilindungi. Ribut dengan pemilik lahan karena belum dibayar ganti rugi, meski kabarnya sudah sempat diselesaikan dengan baik oleh pihak PT. PBK.

"Terus mengenai izin perusahaan AMP yang pada waktu itu sudah mati setelah diakuisisi dari PT. PBK berpindah tangan ke PT. RBK tahun 2020 yang lalu. Kemudian belum dilakukannya penindakan pemanfaatan ruang laut dari Kantor PSDK Antang Kepulauan Anambas," ungkap Pimpred Newsajaddetik.com.

Kemungkinan hal inilah yang membuat anak buah perusahaan yang bergerak di bidang Asphalt Mixing Plant (AMP) itu mulai mengintimidasi dan mengancam dengan mendatangi saya yang saat itu sedang duduk ngopi bersama mitra kerja dan juga bersama wartawan lainnya di D'flavour Coffe Seantano Jalan SP I Kota Tarempa.

Lebih lanjut (Wak Rohadi-Red) mengatakan, semenjak terbit berita tersebut salah satu karyawan perusahaan yang bergerak di bidang AMP terus mengintimidasi melalui pesan WhatsApp kepada dirinya.

"Kemudian dalam pesan WhatsApp anak buah perusahaan AMP itu kembali mempertegas pesannya dengan menanyakan kau ada dimana! dan saya jawab ada di Siantano," ujar Pimpred Newsajaddetik.com.

Setibanya anak buah perusahaan AMP di Seantano, terlebih dahulu Ia sempat cekcok mulut antara Pimpred Newsajaddetik.com untuk mengajak berantem/duel dengan ABP, lalu tiba-tiba APB memegang baju saya sebelah kanan seperti ingin melayangkan satu pukulan, namun sebelum APB memukul saya. Saya bilang ke APB lepaskan, jangan kau pegang, nanti kau beresiko dalam artian disini yang dimaksudkan diatur dalam UU Pokok Pers No. 40 tahun 1999, sehingga APB tidak jadi mukul dan hanya berlaga argumen saja dengan kalimat ia tidak terima pemberitaan yang diterbitkan Redaksi Newsajaddetik.com ada kalimat menuliskan CV. Intan Permata Anambas (IPA) sebagai pengguna, diketahui salah satu anak pejabat di Kabupaten Kepulauan Anambas.

"Padahal yang mana kalimat tersebut menurut saya,  CV. Intan Permata Anambas (IPA) yang dimaksudkan sebagai pengguna. Diketahui salah satu anak pejabat di Kabupaten Kepulauan Anambas, dan kalimat itu bukanlah sebuah pelanggaran atau merugikan orang lain yang tak ABP pahami," sebut Pimpred Newsajaddetik.com.

Jika kita mengacu kepada Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, tentunya sudah sangat jelas.

Dan dalam upaya konkret agar UU Pers bisa efektif melindungi Pers, agar karya Jurnalistik tidak mudah dikriminalisasi dengan pasal-pasal KUHP, serta agar jurnalis dalam menjalankan profesinya terlindungi.

"Bahkan di pasal 18 UU Pers juga dijelaskan, mengancam penghalang kemerdekaan Pers dengan pidana dua tahun atau denda 500 juta rupiah, saya rasa itu sudah sangat jelas," kata Pimpred Newsajaddetik.com yang selalu aktif mengangkat berita Investigasi.

Atas perbuatan yang dilakukan ABP kepada Pimpred Newsajaddetik.com. Dirinya berharap, jangan sampai intimidasi dan pengancaman ini terjadi kepada Wartawan, yang secara sengaja berusaha untuk menghalang-halangi tugas Wartawan selama melakukan investigasi maupun dalam peliputan.

Jika memang pemberitaan yang terbit itu tidak sesuai fakta dan berimbang di lapangan, silahkan perusahaan AMP mengajukan keberatannya untuk mengunakan hak koreksi maupun hak jawab di kolom Redaksi Newsajaddetik.com sebagai yang diatur dalam UU Pokok Pers No. 40 tahun 1999.