Polisi Periksa 13 Kapten dan ABK Soal Kebakaran di Benoa

Senin, 09 Juli 2018

bualbual.com, Pihak kepolisian memeriksa sebanyak 13 orang yang diduga merupakan kapten dan anak buah kapal (ABK) terkait insiden kebakaran di dermaga bagian barat Pelabuhan Benoa, Bali pada Senin (9/7) dini hari.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal mengatakan pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya insiden kebakaran yang terjadi sekitar pukul 01.55 WITA.

"Kepolisian daerah setempat sudah memeriksa 13 kapten dan ABK kapal yang diduga penyebab terjadinya kebakaran itu," kata Iqbal kepada wartawan di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan pada Senin (9/7).

Iqbal menuturkan pihak kepilisian belum mengetahui penyebab insiden kebakaran terjadi hingga saat ini apakah terbakar atau dibakar. Dia mengatakan penyelidikan untuk mencari penyebab kebakaran masih berjalan saat ini.

"Penyebab kami belum tahu. Antara dua, terbakar atau ada pembakaran. Polisi memastikan bahwa ini berjalan dengan baik dan mencari penyebab itu," ucapnya.

Lebih dari itu, lanjut dia, pihak kepolisian juga telah turun untuk membantu proses pemadaman api antara lain dari tik Laboratorium Forensik dan pengerahan kendaraan taktis penyiram air atau water canon.

Menurutnya, api belum padam pada saat ini. Ia pun memprediksi proses pemadaman api akan berlangsung hingga sore atau malam hari.

"Sampai sekarang memang belum padam, tapi sudah hampir katakan 50 hingga 60 persen," ujar dia.

Sebanyak 39 unit kapal terbakar dermaga bagian barat Pelabuhan Benoa, Bali pada Senin (9/7) dini hari. Sebagian besar kapal terbakar itu milik perusahaan perikanan yang berlabuh di dermaga Pelabuhan Benoa. Rata-rata kapal yang terbakar itu bermuatan 70 gross ton (GT).

Kepala Pusat Informasi Data dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan kapal-kapal yang terbakar itu antara lain lima unit kapal milik PT AKFI-Benoa yaitu KM Cilacap Jaya Karya, KM Akau Jaya Lima, KM Bmj Satu, KM Bintang Barat, dan KM Bina Sejati.

Kemudian, tujuh kapal milik PT Intimas Surya yaitu KM Hiroyosi 7, KM Permata 03, KM permata 103, KM Permata 06, KM Permata 01, KM Mutiara 28, dan KM Mutiara 10.

Sementara itu, kapal lainnya ialah milik PT Bandar Nelayan yaitu KM Bandar Nelayan 168 dan KM Bandar Nelayan 2019, serta kapal-kapal yang belum terdata. (kid/cnnindonesia.com)