PPP: Niat Jokowi Gandeng Mahfud MD Tak Direstui Koalisi

Kamis, 16 Agustus 2018

Bualbual.com, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi mengatakan Presiden Joko Widodomulanya memang memilih Mahfud MD sebagai calon wakil presiden pendampingnya di Pilpres 2019 mendatang. Namun, menurut dia keputusan Jokowi tidak disetujui oleh mitra koalisi lainnya. Hal itu ia katakan untuk merespon ucapan Mahfud MD yang pernah dihubungi sejumlah pihak seperti Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PPP Romahurmuziy, yang menyataka dia bakal menjadi cawapres Jokowi. "Pak Jokowi sebagai calon presiden sudah punya keinginan untuk membawa Pak Mahfud [sebagai cawapres]," kata Baidowi di Posko Pemenangan Jokowi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/8). Meski begitu, Badowi menegaska bahwa keputusan akhir nama cawapres Jokowi tak bisa ditentukan sendiri oleh mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Sebab, nama cawapres Jokowi harus diputuskan berdasarkan kesepakatan bersama antara sembilan parpol pengusung yang tergabung dalam Kolisi Indonesia Kerja dan Jokowi sendiri. Ia lantas mengatakan bahwa keputusan Marif Amin menjadi cawapres Jokowi baru ditentukan saat kesembilan Ketua Umum Koalisi Indonesia Kerja berkumpul di restaurant Plataran, Menteng sesaat sebelum deklarasi dilakukan. "Tetapi teman-teman dari partai koalisi menyatakan dan menyampaikan usulan yang berbeda. Kalau dikatakan jadi sebuah keputusan, keputusannya ya waktu di Plataran, Menteng itu," ujarnya. Baidowi lantas mengibaratkan perubahan nama cawapres itu dengan sebuah rencana pernikahan. Ia menilai keputusan seseorang untuk menikah harus melalui persetujuan keluarga di kedua belah pihak mempelai. "Saya kira hampir sama dengan itu. Pak Jokowi prioritas utama mungkin Pak Mahfud," kata dia. Meski begitu, Baidowi menilai bahwa perubahan nama cawapres di detik-detik akhir sebelum dilakukan deklarasi itu lumrah dan biasa dilakukan dalam perpolitikan tanah air. Ia mengatakan dalam pemilu, baik Pilpres maupun Pilkada pasti terdapat dinamika dan perubahan-perubahan yang tak menentu di detik-detik akhir masa pendaftaran. "Saya kira itu dinamika yang di politik biasa saja. Di Pilkada pun sering juga begitu. Tidak hanya di pemilu presiden, di pemilukada pun juga begitu. Di last minute melihat dinamika perkembangan politik yang ada kadang ada perubahan-perubahan," pungkasnya.   Editor: bbc Sumber: cnnindonesia.com