Psikolog: Kekuatan Dahsyat 'Al dan Dul Menangis di Konser Dewa 19'

Senin, 04 Februari 2019

BUALBUAL.com, Psikolog Forensik Reza Indragiri Amriel mengaku terharu melihat video Al dan Dul menangis saat konser Dewa 19 di Negeri Jiran. Namun, sekaligus membanggakan melihat kedua putra Ahmad Dhani itu sanggup menuntaskan misi besar mereka. "Filosofi penghukuman modern adalah reintegrasi. Termasuk, dalam konteks orang tua dan anak, bagaimana sistem pemenjaraan tetap berupaya membangun program untuk merawat relasi pengasuhan orang tua dan anak," tutur Reza dalam pesan elektroniknya, Minggu (3/2). Dia melanjutkan, salah satu pendekatan terapi psikologis adalah terapi musik. Ini sebangun dengan perkataan Rob Halford, vokalis Judas Priest, "Anger [sadness etc.] is such an honest human emotion. If you can channel it into music so much better." Pada satu sisi, keluarga Ahmad Dhani memiliki bakat musik istimewa. Pada sisi lain, teknologi komputer memungkinkan para musisi membuat komposisi utuh tanpa pernah bertemu tatap muka sama sekali. "Sudah banyak buku, lukisan, dan karya kreatif lainnya yang dihasilkan individu selama menjalani hukuman di dalam penjara. Di Tanah Air, yang paling melegenda adalah pleidoi Indonesia Menggugat, tulisan Bung Karno di Penjara Sukamiskin," bebernya. Bagaimana dengan artis yang menggubah lagunya dari balik jeruji besi? Reza memaparkan, di Amerika ada Mac Dre, X-Raided, dan 50 Cent. Lagu-lagu rap mereka direkam melalui saluran telepon dari dalam penjara. Ahmad Dhani, Al, El, dan Dul bisa meniru formula serupa. Bayangkan kedahsyatan yang bisa publik nikmati, yaitu album lengkap yang dihasilkan oleh kerja kompak sebuah keluarga. Keluarga yang terdiri dari ayah yang sedang bertapa sebagai Paman Doblang dan ketiga darah dagingnya yang saat ini tengah menjalani kehidupan dengan kurikulum ekstra. "Bagi Ahmad Dhani, ini bukan semata pengajaran seni. Lebih krusial lagi, ini berpotensi kuat menjadi sebuah purwarupa bahwa pendidikan karakter bisa menembus dinding penjara," tandasnya.   Sumber: jpnn