Puluhan Rohingya Masih Ditahan Saat Naik Kapal Menuju Malaysia

Jumat, 09 November 2018

BUALBUAL.com, Puluhan imigran Rohingya ditangkap saat mencoba kabur dari Bangladesh dan Myanmar menuju Malaysia menggunakan kapal pada Rabu (7/11). Kepala coast guard di tenggara Teknaf, Foyezul Islam Mondol, mengatakan bahwa pihaknya sudah menahan setidaknya 33 warga Rohingya dan enam orang Bangladesh yang diduga membantu penyelundupan orang. Sejumlah pejabat dan kelompok pengamat melaporkan bahwa satu kapal memang berlayar dari pesisir selatan Bangladesh. Sementara itu, sejumlah kapal lainnya berangkat dari Rakhine, Myanmar, langsung ke Malaysia. Juru bicara badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa organisasinya juga menerima laporan serupa, tapi belum bisa mengonfirmasi lokasi pastinya. "Dengan kemungkinan peningkatan pergerakan kapal di akhir musim muson, sangat penting bagi otoritas untuk mengambil langkah penanganan akar masalah pergerakan ini," ucap juru bicara itu kepada Reuters. Menurut jubir tersebut, otoritas setempat harus menciptakan kesetaraan sosial dan ekonomi di tempat tinggal atau penampungan Rohingya agar tak ada lagi eksodus yang mengkhawatirkan kawasan. Eksodus Rohingya ini pertama kali terjadi pada 2012, ketika kapal-kapal mereka terdampar di perairan Malaysia dan Indonesia saat menuju Australia. Mereka kabur dari Myanmar karena penyiksaan militer di tempat tinggal mereka di negara bagian Rakhine. Rohingya kembali menjadi sorotan pada Agustus tahun lalu, ketika bentrokan di Rakhine kembali memanas. Bentrokan bermula ketika satu kelompok bersenjata Rohingya menyerang sejumlah pos polisi dan satu markas militer di Rakhine. Militer Myanmar lantas melakukan "operasi pembersihan" Rakhine dari kelompok bersenjata tersebut. Namun ternyata, militer juga membantai sipil Rohingya dan membakar rumah kaum minoritas tersebut. Ribuan orang tewas dalam bentrokan tersebut, sementara ratusan ribu lainnya kabur ke Bangladesh. Nasib Rakhine pun semakin terkatung-katung karena Bangladesh mulai kewalahan, sementara Myanmar tak pernah mau mengakui mereka sebagai warga negara. Melalui sebuah perjanjian dengan Bangladesh, Myanmar akhirnya sepakat untuk menerima kembali orang Rohingya yang memenuhi serangkaian persyaratan. Meski demikian, kini Rohingya takut kembali ke Myanmar karena tak ada yang bisa menjamin keamanan mereka di sana. (has)