Pura-pura Mati Salah Satu Aksi Heroik Mardian yang Selamat Dari Terkaman Harimau di Inhil

Senin, 04 Maret 2019

BUALBUAL.com, Seorang warga Desa Pungkat, Kecamatan Gaung, Kabupatean Indragiri Hilir (Inhil) Riau diduga diserang seekor harimau sumatera. Diduga, Harimau menyerang Mardian, Sabtu (2/3/2019) sekitar pukul 13.00 WIB. Akibat serangan harimau tersebut, korban yang mengalami luka parah di bagian kepala dan badan. Sehingga Mardian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Puri Husada Tembilahan. Saat ini, kondisi Mardian (31) berangsur membaik setelah mendapatkan perawatan. Membaiknya kondisi Mardian terlihat saat dirinya mendapat kunjungan dari Camat Gaung, Nurmansyah di RSUD Puri Husada Tembilahan, Minggu (3/3/2019). Mardian tampak sudah sadar dan sudah bisa duduk di atas kursi roda dengan perban yang masih membaluti kepala dan badannya saat di bawa ke ruang perawatan dari IGD. Berikut ini fakta-fakta yang dirangkum Tribunpekanbaru.com terkait serangan yang dialami oleh Mardian 1. Kronologi Penjelasan dari Kapolres Inhil AKBP Christian Rony, S.IK, MH melalui Kapolsek Gaung Iptu Walsum, Sabtu (2/2//2019) malam, menyebutkan peristiwa naas itu bermula ketika Mardian bersama sama dengan Bujang dan Nahar bekerja mengolah kayu di hutan di Sungai Rawa, Desa Simpang Gaung. Saat asyik bekerja, kata Iptu Walsum, tiba-tiba Mardian berteriak meminta tolong. "Suaranya terdengar sangat keras," ucapnya. Iptu Walsum juga menceritakan, saat itu, Bujang dan Nahar berada terpisah bebebera meter dari Mardian. Melihat koleganya diterkam Harimau, Bujang segera berusaha membantu Mardian dengan menggunakan tangan kosong dan melemparkan potongan kayu ke arah harimau tersebut. Sementara Nahar bergegas pergi mencari bantuan. “Tidak lama Nahar datang bersama dengan Edi, saat itu saudara Mardian masih dalam terkaman harimau tersebut dan mengalami luka gigitan binatang buas pada bagian punggung belakang sebelah kanan dan luka gigitan pada bagian kepala,” ujar Kapolsek Gaung Iptu Walsum, Sabtu (2/3/2019) sekitar pukul 22.50 WIB. 2. Mardian lakukan perlawanan Lebih lanjut Kapolsek mengisahkan, pada saat kejadian naas itu, Mardian melakukan perlawanan dengan cara menendang harimau tersebut sehingga harimau melepaskannya dari cengkraman. "Selanjutnya Bujang langsung menyelamatkan Mardian dan meninggalkan TKP untuk menyelamatkan diri," pungkasnya. Korban pun langsung di larikan ke RSUD Puri Husada Tembilahan. 3. Pura-pura mati agar tak diserang kembali Berdasarkan keterangan saksi yang ikut menyelamatkan Mardian, setelah berhasil melepaskan diri dari cengkraman Harimau Sumatera yang menyerangnya, korban Mardian (31) sempat tidak bergerak beberapa saat dan pura–pura mati agar si belang tidak kembali menyerangnya. Dalam kondisi Mardian terbaring lemah dan luka tersebut, si belang hanya berdiri di samping korban seolah menjaga mangsanya dari gangguan rekan–rekan Mardian yang mencoba menyelamatkan dengan bermodalkan parang. “Kawan (Mardian) baring, harimau di sebelahnya. Kami usir, dia mundur pun tak jauh. Mengeluarkan taring pas mau ngusir menyelamatkan korban,” ujar Edi (32) rekan korban yang ikut menyelamatkan Mardian di TKP mengisahkan peristiwa dramatis tersebut kepada Tribun Pekanbaru di sela mendampingi korban di RSUD Puri Husada Tembilahan, Sabtu (2/3/2019) pukul 23.30 WIB. Kesempatan ini digunakan Edi bersama Bujang dan Nahar untuk menyelamatkan korban dan kabur bersama–bersama dari TKP. “Korban masih bisa jalan dan lari sendiri. Jarak sekitar seratus meter Harimau masih mengikuti kami, memang besar harimaunya,” jelas Edi. Di tengah usaha menyelamatkan Mardian, di katakan Edi, seorang rekannya, yaitu, Bujang juga menjadi sasaran penyerangan harimau Sumatera. Beruntung tidak terjadi apa-apa terhadap Bujang. “Bujang mencoba menolong, kena di bagian dada. Bajunya tebal jadi luka gores saja,” terang Edi. 4. Alami Luka Gigitan di Punggung dan Kepala Mardian (31) mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Puri Husada Tembilahan, Riau sejak Sabtu (2/3/2019) sekitar pukul 19.00 WIB. Perawatan tersebut dilakukan setelah ia menderita sejumlah luka di bagian kepala dan tubuhnya akibat diserang Harimau Sumatera. Saat ini, kondisi Mardian (31) berangsur membaik setelah mendapatkan perawatan. Membaiknya kondisi Mardian terlihat saat dirinya mendapat kunjungan dari Camat Gaung, Nurmansyah di RSUD Puri Husada Tembilahan, Minggu (3/3/2019). Mardian tampak sudah sadar dan sudah bisa duduk di atas kursi roda dengan perban yang masih membaluti kepala dan badannya saat di bawa ke ruang perawatan dari IGD. Menurut Camat Gaung, kondisi Mardian yang di Serang Harimau di Rawa 3 Desa Pungkat sudah mulai menunjukan perubahan lebih baik dari sebelumnya. “Alhamdulillah sudah mulai membaik, sudah sadar dan sehat,” ujar Nurmansyah di sela kunjungannya menjenguk warganya tersebut. Hal senada diungkapkan dr Jhost Clinton Purba, meskipun luka berat di bagian kepala dan bahu sebelah kiri serta telinga kanannya hampir putus, kondisi Mardian masih stabil. “Korban masih dalam kondisi stabil dan sadar. Di dada Cuma luka goresan,” ujar dokter yang menangani Mardian di ruang IGD RSUD Puri Husada Tembilahan. 5. Masih Syok Meskipun kondisinya sudah sadar dan mulai membaik, namun Mardian masih nampak shock dan trauma dengan penyerangan yang di alaminya tersebut. Belum banyak penjelasan yang bisa diberikannya terkait penyerangan harimau sumatera yang berdasarkan keterangan saksi Edi berpostur sepinggang orang dewasa tersebut. 6. BBKSDA Riau Kirim Penembak Jitu Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyatakan akan segera mengirim tim penembak jitu serta kerangkeng ke lokasi harimau sumatera yang menyerang warga di Kabupaten Indragiri Hilir. Tim BBKSDA masih terus berupaya menggali informasi dari korban serta dua rekan korban yang menyaksikan kejadian serangan si raja rimba tersebut. "Tim pertama untuk memastikan lokasi kemunculan dan serangan harimau sudah kirim ke lokasi. Nanti setelah dipastikan lokasi persisnya, baru kita kirim lagi penembak jitu dan kerangkeng besi," kata Kepala Bidang Teknis BBKSDA Riau, Mahfud, Minggu (3/3/2019). Saat ini, tim masih terus berupaya menggali informasi dari korban serta dua rekan korban yang menyaksikan kejadian serangan si raja rimba tersebut. 7. Kapolres Inhil Bentuk Tim Cari Keberadaan Si Belang Kapolres Indragiri Hilir (Inhil) AKBP Christian Rony Putra, S.IK, MH langsung mengintruksikan jajarannya khususnya Kapolsek Gaung untuk terjun langsung ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) penyerangan Mardian (31) oleh Harimau Sumatera. Tidak hanya turun TKP, Kapolres Inhil juga meminta Kapolsek Gaung, Iptu Walsum untuk terus berkoordinasi dengan BBKSDA Riau dan pihak terkait lainnya. “Tadi malam pasca menerima laporan dari Kapolsek Gaung, saya perintahkan agar bentuk tim untuk cari harimau tersebut dan berkoordinasi dengan pak camat juga tiga pilar serta BBKSDA Riau,” ujar Kapolres Inhil kepada Tribun Pekanbaru melalui keterangan tertulisnya, Minggu (3/3/2019). Selain itu, Kapolres Inhil juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan selalu waspada, serta untuk sementara waktu tidak beraktifitas di sekitar TKP. “Kami sudah memberikan imbauan kepada masyarakat, agar saat ini tidak pergi ke hutan mencari kayu,” pungkas Kapolres. 8. BBKSDA Riau Sebut Lokasi Harimau Serang Wargadi Inhil Masuk Lanskap SM Kerumutan BBKSDA Riau menurunkan tim guna mengumpulkan informasi terkait konflik manusia dan satwa tersebut, sehingga didapatkan data dan informasi yang faktual yang lebih berimbang. "Tim pada 3 Maret 2019 sekira pukul 20.00 WIB, telah melakukan koordinasi di lapangan untuk selanjutnya menuju Desa Pungkat, yang merupakan alamat tempat tinggal korban, bersama pihak kepolisian dan Koramil setempat," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono. Lanjut dia, setelah bermalam di Kuala Gahang, Kecamatan Gaung, pagi ini, Senin (04/3/2019), tim akan melanjutkan perjalanan dari Desa Pungkat ke lokasi menggunakan speedboat dengan jarak tempuh kurang lebih 7 jam. Dia memaparkan, BBKSDA Riau juga telah melakukan kajian terhadap peta dasar kawasan hutan Provinsi Riau. "Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK. 903/ MENLHK/ SETJEN/ PLA.2/ 12/2016 tanggal 7 Desember 2016. Bahwa lokasi terjadinya penyerangan tersebut berada pada lansekap Kerumutan," sebut Suharyono lagi. Suharyono mengimbau, agar masyarakat tidak melakukan langkah anarkis terhadap Harimau Sumatera. Mengingat Harimau Sumatera merupakan satwa dilindungi di Indonesia, maupun di dunia. "Kami harapkan masyarakat tetap tenang, serahkan permasalahan ini kepada kami BBKSDA Riau untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Dia juga mengingatkan agar masyarakat hendaknya tidak melakukan aktifitas apa pun di Suaka Margasatwa (SM) Kerumutan. "Suaka Margasatwa Kerumutan hanya untuk kepentingan penelitian, hanya untuk pendidikan. Bukan untuk kepentingan lainnya. Apalagi untuk perkebunan atau mengambil kayu," tegas Suharyono. Sumber : Tribunpekanbaru.com