Rizal Ramli Soal Impor, Pak Jokowi: Apakah Anda Bekerja untuk Petani di Thailand?

Ahad, 17 Februari 2019

BUALBUAL.com, Ekonom Rizal Ramli meminta Presiden Jokowi sebagai calon presiden (capres) petahana tidak lagi mengumbar janji-janji kepada rakyat, terutama di bidang ekonomi dan pangan karena janji-janji yang disampaikan pada kampanye Pemilu 2014 belum diwujudkan. "Janji-janji baru untuk kedaulatan pangan atau kedaulatan keuangan tidak akan kredibel karena tidak layak untuk membuat janji-janji baru," kata Rizal Ramli kepada wartawan, di kediamannya, jalan Bangka IX, kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (16/2/2019). Dia mencontohkan, janji Jokowi yang akan mengurangi impor kebutuhan pangan dan akan menghentikan impor ini dan itu. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, pemerintah melakukan impor secara ugal-ugalan. "Petani yang siap-siap impor berkurang maka akan menanam lebih banyak. Ternyata begitu waktu panen impornya jor-joran. Kerugiannya sangat luar biasa itu terjadi di petani padi petani, garam dan sebagainya," ujar Rizal Ramli. "Bapak presiden mohon maaf, anda bekerja untuk siapa?, Apakah anda bekerja untuk petani di Thailand, di Vietnam, untuk petani garam besar di Australia? Kenyataannya itu yang terjadi karena mereka yang diuntungkan oleh kebijakan bapak, bukan rakyat kita," ulas Rizal Ramli. Contoh lain yang disampai Rizal Ramli adalah mengenai janji Jokowi soal mobil Esemka. Bahkan ungkap Rizal, dia ikut mempromosikan ide itu. Karena dia percaya Jokowi yang menjadi calon presiden pada 2014 pasti akan melaksanakan janjinya dan itu tidak susah amat karena untuk bikin mobil baru minimum ekonomi skill hanya 300 unit di Indonesia permintaan mobil satu juta masa tidak bisa. "Jadi saya dengan goodwill dan itikad baik percaya dengan janji itu maka ikut kampanye. Akan tetapi ternyata saya dibohongi dan saya ikut merasa bersalah dan berdosa karena waktu itu saya menyatakan bersama-sama Pak Jokowi di televisi. Semua itu hanya dijadikan alat kampanye bukan dilaksanakan secara sungguh-sungguh" ungkap Rizal Ramli Demikian juga dengan hutang, Jokowi berjanji bahwa akan mengurangi hutang dan tidak akan menerbitkan surat utang baru. "Tetapi kenyataannya sebaliknya, hutang itu naik dari Rp 3560 triliun menjadi Rp5275 triliun dalam waktu 4 tahun terakhir," ujar Rizal Ramli. Tidak hanya hutangnya yang besar, jelas Rizal, tetapi bunganya juga semakin mahal bunganya se kawasan Asia Pasifik. "Memang membantu dengan banyak hutan maka rupiahnya stabil, tetapi ini berbahaya sekali negara lain bikin surat hutang bunganya cuma 5%. Vietnam dan lain-lain kita terbitkan bunga 8% keatas. Ini mahal sekali dan yang bayar ayat Indonesia," urainya. Dengan meminjam semakin besar dengan bunga yang semakin tinggi,Rizal Ramli mempertanyakan bahwa Presiden bekerja untuk asing yang senang banget dikasih bunga tinggi sekali. "Sekali lagi saya bertanya kepada Presiden Jokowi, mohon maaf anda bekerja untuk siapa?" tegas Rizal Ramli.   Sumber: riaumandiri.co