Saat Membahas Denuklirisasi, Korut Merasa Kesal dengan Perilaku AS

Ahad, 08 Juli 2018

bualbual.com, Korea Utara (Korut) mengungkapkan kekesalannya kepada Amerika Serikat (AS) dalam pertemuan yang berlangsung sejak Jumat (6/7/2018).

Seorang pejabat anonim Kementerian Luar Negeri Korut berkata, mereka kecewa karena AS hanya memaksakan kehendak mereka sendiri.

Dilansir KCNA via Yonhap Sabtu (7/7/2018), komentar itu terjadi beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo meninggalkan Korut dan terbang ke Jepang.

Dalam keterangannya, pejabat itu menjelaskan Korut sebenarnya berharap AS bisa membawa pendekatan yang kondusif dan membangun.

Pendekatan itu diperlukan untuk meningkatkan hubungan kedua negara setelah Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong Un bertemu 12 Juni lalu.

"Namun, AS datang dengan denuklirisasi yang memaksa dan sepihak, serta mencederai semangat pertemuan AS-Korut," keluh pejabat tersebut.

Pejabat anonim itu menuturkan, kepada pejabat senior Korut Kim Yong Chol, Pompeo menuntut negara komunis itu melakukan denuklirisasi secara utuh.

Tidak sekadar utuh. Namun pelucutan senjata nuklir tersebut juga harus diverifikasi serta tidak ada kemungkinan di masa depan Korut membuat senjata serupa.

Permintaan Pompeo tersebut langsung ditolak oleh Korut. Pyongyang mengajukan pendekatan yang terstruktur serta terpola.

Pendekatan itu diklaim sebagai cara yang paling baik untuk segera merealisasikan denuklirisasi menyeluruh di Semenanjung Korea.

"Pendekatan terpola bisa mendapatkan solusi cepat jika dua negara mengedepankan hubungan yang didasari rasa saling percaya serta tidak mengecewakan pihak lain," ujarnya.

Ucapan tersebut bertolak belakang dengan yang disampaikan oleh Pompeo sebelum dia berangkat ke Tokyo.

Kepada awak media, mantan direktur badan intelijen pusat (CIA) itu mengaku pembicaraan dengan Kim Yong Chol sangat produktif.

"Ada beberapa isu yang menjadi kendala. Namun, untuk yang lainnya, kami membuat kemajuan," bebernya.*(kompas.com)