Sampan Leper di Inhil, Bermula dari transportasi Antar Desa Hingga Menjadi Ivent Wisata

Ahad, 14 Maret 2021

BUALBUAL.com – Sejarah singkat sampan Leper Indragiri Hilir sebuah transportasi warga hingga Ivent wisata, menjadi Selain Pantai Solop, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau juga memiliki wisata tahunan andalan yakni Pacu Sampan Leper. Pacu Sampan Leper yang dilaksanakan setiap satu tahun ini dilaksanakan di Sungai Indragiri tepatnya di Sungai Luar , Kelurahan Tembilahan Hilir, Kecamatan Tembilahan.

sampan leper dulunya adalah transportasi dimanfaatkan masyarakat di wilayah Kuala Getek untuk menyeberang saat sungai tengah dalam kondisi surut

Salah seorang tokoh masyarakat di Tembilahan bercerita tentang sejarah singkat lahirnya Sampan Leper itu. Dulu katanya, di kawasan Pekan Arba merupakan tempat rekreasi bagi mayarakat Kota Tembilahan, karena lokasinya ini berdekatan dengan Kota Tembilahan. Kawasan ini terdapat di pinggir Sungai Batang Sebatu yang dari tahun ke tahun mengalami pendangkalan dan mengakibatkan hubungan/transportasi antara Pekan Arba dengan desa-desa seberangnya menjadi sulit.

Kadis DisparporabudInhil Inhil, Junaidy, S.Sos, M.Si: Sampan Leper Inhil Raih Atraksi Budaya Terpopuler di API 2019
 
Karena sulitnya hubungan ini, maka masyarakat berusaha mengatasinya dengan membuat sampan atau perahu yang berbentuk leper atau rata di bagian bawahnya dan dapat berjalan serta meluncur di pantai lumpur maupun di atas air, sehingga sampai sekarang dijadikan sebagai alat transportasi.
 
Pacu Sampan Leper ini diselenggarakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Indragiri Hilir (inhil). Jika Pacu Jalur di Kuansing di atas sungai yang berair, maka sebaliknya untuk Pacu Sampan Leper.

Indragiri Hilir, Riau memiliki atraksi budaya yang unik. Namanya pacu sampan leper.Sampan Leper adalah sampan yang dikendarai ketika kondisi air pada keadaan surut
 
Sampan leper ini merupakan perahu yang memiliki ukuran 1 x 3 meter dengan lantai dasar yang memiliki permukaan pipih dan datar. Hal itu sebagai penyesuaian agar dapat digunakan di atas air maupun lumpur.
 
Perlombaan Sampan Leper diadakan di kawasan wisata Kuala Getek Tembilahan dan diikuti oleh perwakilan seluruh kecamatan yang ada di Inhil. Pemerintah Kabupaten Inhil menyatakan akan terus mempertahankan kebudayaan Sampan Leper ini agar dikenal hingga ke seluruh pelosok negeri.

Kawasan Pekan Arba merupakan tempat rekreasi Sampan Leper
 
Pacu Sampan Leper dahulunya sering digelar di Pekan Arba, Kecamatan Tembilahan. Namun karena terjadi pendangkalan Sungai Batang Tuaka, maka pemerintah setempat memindahkan event ini di Kawasan Wisata Kuala Getek, Sungai Luar, Kecamatan Batang Tuaka.
 
Sungai luar, satu cabang Sungai Indragiri yang luasnya mencapai 150 meter, tempat lomba sampan lemper itu diadakan tiga kilometer jaraknya dari Tembilahan. Bila surut, airnya kering tempas sama sekali. Yang tinggal bukan pasir yang bisa membuat penduduk mudah berjalan kaki untuk menyebrangnya, tetapi adalah lumpur yang lunak dan cair.


 
Lomba pacu sampan leper ini hampir sama dengan lomba berenang. Ada berbagai gaya. Ada gaya duduk, gaya nyamping, gaya jongkok, dan adapula gaya dorong belakang. Pesertanya ada putra, ada putri, dan ada pula yang double dan double campur.
 
Sebenarnya dalam menentukan pelaksanaan pacu sampan leper ini tak mudah karena harus berdasarkan perhitungan alam, yang tidak dapat diadakan sesuai keinginan, yakni melihat kondisi pasang surut air di Sungai Indragiri. Pacu sampan leper ini hanya bisa dilakukan antara bulan Juli sampai dengan bulan Agustus yakni pada saat kondisi air sedang surut.

Festival Sampan Leper. Kegiatan ini digelar setiap tahun, yang ditaja oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Inhil. 
 
Perlombaan ini bukan main serunya. Sebab bukan saja ketangkasan para pemacu yang menjadi daya tariknya, tetapi juga peserta yang kurang terlatih berkayuh atau berpacu di atas yang bukan sekali-dua kali tersungkur ke dalam lumpur. Apabila mereka jatuh, sorak soraipun makin berkepanjangan. Sementara yang jatuh ke lumpur badannya, dari rambut sampai ujung kaki, penuh berlapiskan kubangan. Yang tampak hanya mata terkebil-kebil dengan giginya yang nyengir.
 
Pacu sampan leper merupakan suatu objek wisata tahunan Kabupaten Inhil, dan merupakan perlombaan yang langka di dunia, karena arena yang digunakan permukaan lumpur bukan di atas permukaan air.

Sampan Leper adalah sampan yang dikendarai ketika kondisi air pada keadaan surut, sehingga untuk mengendarai sampan tersebut harus di dayung di atas lumpur
 
Karena pekerjaan begini berawal dari Suku Laut di kuala Indragiri, saban kali lomba, orang-orang suku lautpun ikut berpartisipasi. Dan memang merekalah yang lebih sigap di atas lumpur. Setiap perlombaan pacu sampan leper sering kali mereka yang memenangkannya. Hingga saat ini budaya pacu sampan leper masih tetap terjaga dan terus dikembangkan oleh Pemkab Inhil melalui Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata. (Galery/DisparporabudInhil)