Sebanyak 58 Santri Pesantren Al Hidayah Lapas Kelas II A Bengkalis Diwisuda

Selasa, 18 September 2018

Bualbual.com, Bupati Bengkalis diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) H Bustami HY mewisuda 63 santri pesantren Al Hidayah, Senin 17 September 2018. Prosesi wisuda dilaksanakan di Masjid Al Ihsan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II A Bengkalis, disaksikan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham Riau M Diah, Kepala Lapas (Kalapas) Agus Pritiatno (lama), Kalapas Maizar (baru), Dandim 0303/Bengkalis Timmy Prasetya Harmianto, Wakapolres Bengkalis Ade Zamrah dan Kepala Imigrasi Bengkalis Toto Suryanto. Sejatinya santri yang merupakan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas kelas II A Bengkalis ini berjumlah 66 orang, namun yang diwisuda sebanyak 58 orang sebab 3 diantaranya sudah mendapat bebas bersyarat 17 Agustus lalu dan 1 orang lainnya sedang sakit. Saat diwisuda seluruh santri mengenakan pakaian putih hitam dan peci berwarna putih, kegiatan wisuda ditutup dengan pembagian sertifikat  yang menandakan telah lulus sebagai santri pada tingkat Ibtidaiyah yang belajar terhitung 17 Februari hingga 17 September 2018. Kalapas Agus Pritiatno yang kini menjabat Kalapas Tembilahan mengungkapkan setelah 6 bulan dibimbing, mulai dari shalat berjamaah, membaca Al Quran dan belajar agama, seluruh santri kini lebih faham dan lancar membaca Al Qur’an. “Alhamdulillah berkat kerja sama semua khususnya bimbingan dari Kemenag dan ustadz, hari ini mereka bisa diwisuda. Semoga selalu diberi  hidayah,” ungkapnya. Agus menjelaskan, Banyak WBP yang ingin menjadi santri, pihaknya membuat kamar khusus agar mudah dalam pembinaan, Namun keterbatasan ruang, hanya mampu menampung 66 orang santri. Kakanwil Kemenkumham Riau M Diah mengapresiasi Kalapas Agus Pritiatno yang menginisiasi didirikannya pesantren di dalam Lapas Bengkalis. “Saya sangat mengapresiasi dan terima kasih kepada pak Agus dan jajaran yang telah punya inisiatif luar biasa, mengadakan kegiatan santri seperti ini di dalam lapas. Hal seperti inilah yang diperlukan saudara-saudara ku di Lapas, diberi santapan rohani secara berkelanjutan, agar keimanan semakin meningkat dan mengerti untuk apa hidup di dunia ini,” jelas Diah. Diah berharap saat keluar dari Lapas, kegiatan santri tidak berhenti,  justru malah bisa mengajar paling tidak untuk anak istri di rumah, syukur-syukur bisa mengajar di masyarakat.   Editor : bbc | Sumber : DISKOMINFOTIK BENGKALIS