Sebut Timses, Kami Yakin Diksi Tabok Jokowi Dongkrak Elektabilitas

Kamis, 29 November 2018

BUALBUAL.com, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani meyakini sikap tegas calon Presiden Joko Widodo di masa Pilpres tidak menyurutkan elektabilitas. Sebaliknya, politisi PPP itu menilai sikap Jokowi saat ini bakal meningkatkan elektabilitas. Ditemui di posko pemenangan TKN, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Arsul menjelaskan citra Jokowi yang selama ini lembut kemudian bereaksi di kondisi tertentu justru menjadi magnet tersendiri bagi pemilih yang masih belum menentukan pilihan. "InsyaAllah itu tidak akan berimbas dengan elektabilitas, kalau pun ada elektabilitas justru imbasnya naik karena kan salah satu yang dilihat oleh masyarakat selama ini kan Pak Jokowi ini kan dianggap terlalu soft jadi ketika terlalu soft itu mencitrakan sesuatu yang membuat katakanlah kelompok masyarakat tertentu itu enggak mau memilih tapi jadi yakin memilih justru itu akan meningkatkan elektabilitas," katanya, Rabu (28/11). Untuk diketahui, pernyataan Jokowi yang menjadi viral yakni penggunaan diksi tabok. Hal tersebut disampaikannya saat membagikan 1.300 sertifikat tanah untuk warga Lampung Tengah di Lapangan Tenis Indoor Gunung Sugih, Lampung Tengah, Jumat (23/11). "Coba lihat di medsos, Presiden Jokowi itu PKI. Fitnah-fitnah seperti itu," kata dia. Jokowi berulang kali membantah bahwa dia bukan aktivis PKI. PKI sudah dibubarkan pada 12 Maret 1966, sedangkan Jokowi baru dilahirkan 21 Juni 1961. "Saat PKI dibubarkan saya baru 4 tahun. Kok bisa diisukan Jokowi aktivis PKI, masak ada PKI balita," ujarnya. Selama empat tahun menjadi Presiden, Jokowi mengaku selalu dikaitkan dengan PKI. Jokowi tak bisa lagi menyembunyikan kekesalannya. Kepala Negara menyatakan bakal mencari siapa yang menyebar isu bohong. "Ini yang kadang-kadang haduh. Mau saya tabok orangnya di mana, saya cari betul," kata Jokowi. "Saya ini sudah 4 tahun digini-giniin. Sabar, sabar ya Allah, sabar, sabar. Tapi sekarang saya berbicara karena jangan sampai ada 9 juta orang percaya terhadap berita-berita begini," sambungnya. Tak hanya soal PKI, Jokowi juga menjawab isu pro asing. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan dirinya justru telah merebut aset Indonesia yang selama ini dikuasai asing. Misalnya Blok Mahakam dan Blok Rokan yang kini di bawah kendali Pertamina. Sebelumnya, Blok Mahakam dikuasai oleh Prancis dan Jepang, sedangkan Blok Rokan dikuasai Amerika. "Freeport juga yang sejak 1970 kita hanya dapat 9 persen dan diam saja, sekarang kita sudah dapat 51 persen. Antek asing yang mana?," ucap dia.   Sumber: merdeka.com