Sejarah Rumah Dinas Amir Enok, Contrelleur Kolonial Belanda di Indragiri Hilir

Sabtu, 20 Maret 2021

BUALBUAL.com - Mulanya bangunan Perpustakaan Enok itu merupakan bangunan yang di peruntukkan oleh perwakilan Kolonial Belanda atau Amir dalam perjanjian Tractaat Van Vrindchaap (Perjanjian perdamaian dan persahabatan) yang dilakukan pada tanggal 24 September 1938 yaitu perjanjian antara Kolonial Belanda dan Kesultanan Indragiri, nama seorang amir yang menempati bangunan itu adalah Thaib dan pada saat perjanjian itu diresmikan maka Kesultanan Indragiri menjadi Zelfbestuur oleh pemerintahan Belanda. 

Sesuai dengan perjanjian yang disepakati antara kedua belah pihak, maka Belanda berhak untuk menempatkan seorang Contrelleur yang mempunyai wewenang terhadap apa saja yang terjadi di wilayahnya itu. Bahkan, seorang Contrelleur ini berhak untuk menjadi hakim di wilayah ini sehingga daerah kekuasaan kerajaan dan hukum Indragiri terus mengalami penurunan akibat dari perjanjian yang dilakukan oleh Belanda tersebut.

Untuk mencapai lokasi dari Tembilahan (Ibukota kabupaten) dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan speed boat. Dari Tembilahan dilakukan penyeberangan dengan menggunakan speed boat (15 menit), kemudian dilanjutkan dengan menggunakan kendaraan roda 2 (ojek) yang menempuh jarak 29 km dengan waktu tempuh 1 jam (catatan: jalan yang ditempuh jalan desa yang belum dilakukan pengerasan)

Pada awalnya rumah ini merupakan rumah dinas bagi “Amir” di daerah Enok. Berdasarkan keterangan Raja Satria seorang tokoh masyarakat Enok, Amir yang memerintah pada masa itu bernama Thaib. Kantor ini dibangun pada tahun 1936. Keberadaan Keamiran ini tidak terlepas dengan adanya tractaat Van Vrindchaap (perjanjian perdamaian dan persahabatan) tanggal 27 September 1938 antara Kerajaan Indragiri dengan Belanda, maka Kesultanan Indragiri menjadi Zelfbestuur. Berdasarkan ketentuan tersebut, di wilayah Indragiri Hilir ditempatkan seorang Controlleur yang membawahi 6 daerah keamiran, yaitu:

1. Amir Tembilahan di Tembilahan.

2. Amir Batang Tuaka di Sungai Luar.

3. Amir Tempuling di Sungai Salak.

4. Amir Mandah dan Gaung di Khairiah Mandah.

5. Amir Enok di Enok.

6. Amir Reteh di Kotabaru.

Controlleur memegang wewenang semua jawatan, bahkan juga menjadi hakim di pengadilan wilayah ini sehingga Zelfbestuur Kerajaan Indragiri terus dipersempit sampai dengan masuknya Jepang tahun 1942. Daerah ini pada masanya merupakan jalur pelayaran dan perdagangan yang sangat strategis. Dari dahulu sampai dengan sekarang daerah ini adalah salah satu daerah penghasil kopra di daerah Kabupaten Indragiri Hilir. Setelah Indonesia Merdeka, kantor ini pernah difungsikan sebagai kantor Camat Enok dan sekitar tahun 2000-an digunakan oleh Unit Layanan Perpustakaan Kecamatan Enok. Secara struktur bangunan yang masih asli adalah atap (seng), sebagian jendela, dan bak penampungan air yang terdapat di sisi timur bangunan. Rehab terhadap dinding, lantai dan perubahan beberapa jendela dilakukan sekitar tahun 1981/1982.

Rumah Dinas Amir Enok ini merupakan bangunan bertipe panggung yang secara keseluruhan beratap seng dan berbahan kayu. Sedangkan pada bagian pondasi bangunan menggunakan tonggak dari coran semen. Rumah berdenah segi empat dan berorientasi arah selatan (menghadap sungai Enok). Dahulunya sisi selatan ini terdapat pasar dan dermaga yang sekarang sudah tidak ada lagi akibat arus sungai Enok. Sedangkan pada bagian atap bangunan berbentuk limas segi empat. Pada sisi timur bangunan terdapat sebuah bak tertutup yang berfungsi sebagai tempat penampungan air yang masih asli. Bak ini berukuran T : 2,50 m Keliling : 9,80 m. Secara keseluruhan komponen bangunan yang masih asli terdapat pada sebagian dinding dan jendela. Sedangkan perubahan-perubahan pada komponen bangunan antara lain sebahagian jendela dan pintu yang sudah diganti dengan jendela kaca/nako. 

Ukuran (Luas) Bangunan ± 21 m x 8,50 m, Lahan ± 26 m x 13,5 m, Batas-Batas Utara Rumah Penduduk, Selatan Jalan desa Enok, Timur Jalan desa Enok Barat, Rumah Pesangrahan Belanda. Fungsi awal dan fungsi sekarang, Fungsi lama adalah rumah hunian, sekarang digunakan sebagai perpustakaan.