BUALBUAL.com - Suasana kawasan Astaka MTQ ke-43 tingkat Provinsi Riau semakin semarak ketika sore itu, Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid, meninjau satu per satu stand pameran dari 12 kabupaten/kota se-Riau. Kunjungan ini bukan hanya bentuk apresiasi beliau terhadap kreativitas, tetapi juga sebagai wujud penghormatan terhadap kekayaan budaya daerah yang dipamerkan.
Mengawali langkah pertama, Gubri Abdul Wahid terhenti di stan milik tuan rumah, Kabupaten Bengkalis. Stan ini dihiasi ornamen khas Melayu yang memikat mata, menggambarkan keramahan masyarakat. Beragam produk UMKM lokal, mulai dari kuliner tradisional hingga kerajinan tangan, turut dipamerkan di sana.
Perjalanan Gubri Abdul Wahid kemudian berlanjut ke stand megah yang menyerupai miniatur Istana Siak. Keindahan arsitektur stand ini menarik perhatian banyak pengunjung, termasuk Gubernur sendiri.
Di tempat ini, Gubri disuguhi minuman khas Melayu bernama laksamana mengamuk, minuman manis segar yang terbuat dari kuini yang menjadi kebanggaan Siak. Tak hanya itu saja, tampak juga berbagai kerajinan tangan.
Setelah menikmati kesegaran minuman laksamana mengamuk, Gubri Abdul Wahid melangkah menuju stand Kabupaten Rokan Hulu. Di sana, berbagai makanan khas daerah juga disajikan. Tak hanya itu, stand ini menampilkan hasil kerajinan tangan seperti songket yang menjadi ciri khas daerah berjuluk Negeri Seribu Suluk.
Kunjungan berikutnya adalah stan Kabupaten Rokan Hilir, dengan tema yang menampilkan keindahan budaya pesisir. Gubri Abdul Wahid tampak berdialog dengan jajaran Pemkab Rohil.
Setelah itu, Gubri Abdul Wahid singgah ke stan Kabupaten Kuantan Singingi. Di tempat ini, suasana semarak budaya Pacu Jalur kental terasa. Miniatur Jalur terpajang megah, melambangkan kebanggaan daerah akan tradisi lomba perahu legendaris yang menjadi ikon pariwisata.
Langkah Gubri berlanjut ke stan unik milik Kabupaten Indragiri Hulu. Stand ini benar-benar mencuri perhatian dengan menampilkan rumah adat suku Talang Mamak. Bangunan sederhana yang didirikan dari kulit kayu, berlantaikan bambu dan beratap rumbia, menonjolkan kesederhanaan serta kearifan lokal masyarakat pedalaman Inhu.
Lebih unik lagi, struktur rumah tersebut dirangkai menggunakan rotan sebagai pengikat, tanpa paku atau besi sedikitpun. Gubernur Abdul Wahid tampak terkesima, mengamati detail demi detail sambil mendengar penjelasan tentang nilai sejarah dan filosofi dari rumah adat Talang Mamak.
Ketika tiba di stand Kota Pekanbaru, Gubernur Abdul Wahid disambut oleh penampilan tarian daerah yang energik dan memukau. Stand Pekanbaru sendiri menampilkan replika Rumah Singgah Tuan Kadi, bangunan bersejarah yang dulu menjadi tempat persinggahan Kesultanan Siak. Kehadiran rumah singgah ini menjadi simbol keterbukaan dan persatuan yang menjadi ciri khas ibu kota Riau.
Gubri Abdul Wahid kemudian melanjutkan kunjungannya ke stan Kabupaten Kepulauan Meranti. Di sana, aroma sagu yang menggugah selera menyambut beliau. Sagu yang menjadi ikon kuliner Meranti, yaitu mi sagu yang terkenal di kalangan wisatawan.
Tak ketinggalan, Gubri juga singgah di stand Kabupaten Kampar. Stan ini memamerkan kekayaan budaya Kampar dan sate berkuah khas tersedia pada stand tersebut.
Tak hanya itu saja, Gubernur Abdul Wahid melanjutkan langkah ke stan Kota Dumai, Gubri melihat koleksi kerajinan tangan khas. Sementara itu, di stan Kabupaten Indragiri Hilir, beliau disuguhi pemandangan kerajinan kelapa dan berbagai olahan produk turunan kelapa yang menjadi sumber penghidupan utama masyarakat setempat.
Stand terakhir yang dikunjungi Abdul Wahid adalah stand Kabupaten Pelalawan, tampak dari bagian depan ada miniaur Tugu Bono. Peninjauan stand terakhir ini ditutup Gubri Abdul Wahid dengan berdendang lagu melayu bersama seluruh kepala daerah se-provinsi Riau.
Usai meninjau seluruh stan, Gubri Abdul Wahid menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pemerintah kabupaten/kota yang sudah berkreasi menghadirkan wajah terbaik daerah mereka. Menurutnya, ini bukan hanya pameran, tapi juga ruang edukasi untuk generasi muda agar tetap mencintai budaya di bumi lancang kuning.
"Ya, saya tadi sudah meninjau seluruh stan, semua stand saya lihat punya nuansa kedaerahan masing-masing. Setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri, tentu ini menggambarkan kekayaan budaya bagi Provinsi Riau," katanya saat diwawancarai Media Center Riau, Sabtu (28/06/2025).
Dijelaskan, kehadiran stan pameran tidak hanya menjadi ajang promosi budaya. Namun, juga sarana untuk memperkenalkan produk unggulan hasil karya UMKM di daerah.
"Tak hanya itu saja, 12 kabupaten/kota ini juga punya produk UMKM masing-masing, sehingga ini mengayakan masyarakat terhadap produk di Provinsi Riau," jelasnya.
Lebih lanjut, Gubri Abdul Wahid juga berharap agar produk-produk UMKM yang dipamerkan dapat semakin berkembang bahkan hingga ke mancanegara. Oleh karena itu, dengan semaraknya stand pameran dari 12 kabupaten/kota, MTQ ke-43 Riau tahun ini tak hanya menjadi kompetisi religi, tetapi juga pesta budaya yang mengangkat wajah Riau ke panggung lebih luas.
"Dan saya merasa bangga bisa mengunjungi semua stan, yang menurut saya semua stand hari ini punya nilai yang luar biasa. Mudah-mudahan produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM ini mampu dipasarkan dan melantai ke bursa global." pungkasnya.