Sempat Terjadi Perdebatan, Seorang Warga Siak Tetap Dimakamkan Sesuai Protokol Covid-19

Ahad, 12 April 2020

Prosesi pemakaman SN di TPU Suak Santai Jalan Tengku Ismail Kelurahan Kampung Dalam, Siak, Ahad (12/4/2020) dini hari.

BUALBUAL.com - Pertama kalinya warga Siak dimakamkan sesuai protokol Covid-19. Hal itu dilakukan terhadap jenazah lelaki berinisial SN (63) pada Ahad (12/4/2020) dini hari di TPU Suak Santai Jalan Tengku Ismail (Turap) Kelurahan Kampung Dalam, Siak. 

Jenazah SN tiba-tiba dijemput di rumah duka oleh petugas medis dengan APD lengkap dari RSUD Tengku Rafian Siak pada Sabtu (11/4) sekitar pukul 20.15 WIB. Warga yang sedang bertakziyah langsung berdiri. Selanjutnya petugas medis menyampaikan kepada pihak keluarga, jenazah harus dibawa untuk dimakamkan sesuai protap Covid-19.

Keluarga tak menyangka kalau SN dicurigai positif Covid-19. Padahal jenazah bukan OPD apa lagi PDP. Personel TNI dan Polri ikut mencairkan suasana yang sempat mencekam itu, hingga Direktur RSUD Tengku Rafi’an Siak dr Benny Chairuddin tiba di rumah duka untuk menjelaskan status penyakit SN.

Sempat terjadi perdebatan, namun akhirnya keluarga menerima penjelasan dr Benny. Kemudian jenazah dibawa kembali ke RSUD Siak untuk mempersiapkan protokol
pemakaman SN.

“Saya tidak punya banyak waktu, untuk konfirmasi, langsung saja kepada Jubir Covid-19 di Siak, dr Tony," kata dr Benny sembari menuju mobil.

Jubir Covid-19 yang juga Kepala Dinas Kesehatan, dr Tony Chandra menjelaskan hasil rapid test, pasien dicurigai positif Covid-19. Hasil itu diketahui setelah SN meninggal dunia dan dipulangkan kepada keluarganya.

"SN meninggal di RSUD Tengku Rafi’an, setelah jenazah dibawa pulang baru keluar hasil rapid test, korban mengarah ke positif corona. Sehingga kami melakukan protokol Covid-19," jelas dr Tony.

Saat ini pihaknya menunggu hasil swab dari laboratorium Jakarta. "Waktunya belum bisa dipastikan. Hasil rapid test dua kali yang kami lakukan belum tentu akurat,” jelasnya.

Sejauh ini, Tony belum mengetahui dari mana korban terinfeksi. Menurutnya petugas medis di RSUD Tengku Rafi’an sempat bertanya kepada pasien, pasien mengaku tidak bepergian ke luar kota. Pihaknya belum dapat informasi soal itu.

Di tempat terpisah, menantu SN menyebutkan sepekan yang lalu SN mengeluh sakit pada tenggorokan, kemudian dibawa ke RSUD Siak untuk diperiksa.

"Gejalanya sakit tenggorokan, batuk berdahak sesekali. Kemudian dianjurkan cek laboratorium, hasilnya tiroid atau gondok," kata Je, menantu SN yang membawa berobat ke RSUD.

Setelah tiga hari dari cek, SN meminta untuk dirawat karena tenggorokan mengalami pembengkakan dan mengeluh sakit tak bisa makan.

"Kami bawa lagi ke RSUD, kami langsung masuk IGD. Kata dokter, pasien tak perlu dirawat, alasannya masih bisa berjalan hanya tenggorokan yang sakit. Kemudian diberi obat dan kami pulang," jelasnya.

Tak juga membaik, dua hari sesudahnya SN mengeluhkan panas pada leher dan kepalanya. Ia hilir mudik cari angin dan berulang kali mandi. Hal itu tak biasa dilakukannya.

"Bahkan SN sampai mengikat kepalanya dengan selendang, katanya panas. Kami lalu mengajaknya berobat ke ke tempat praktik dokter. Hasilnya tak pula mengarah ke Covid-19," ungkap sang menantu.

Dari hasil beberapa cek tersebut, tidak menunjukkan adanya positif Covid-19. Menurut Je, jika mertuanya terpapar Covid-19, SN harusnya jadi PDP.

Dijelaskan Je, sebelum meninggal, sekitar pukul 15.00 WIB, saat hendak buang air, SN terpeleset di kamar mandi. Lalu dibawa ke kamarnya. Saat itu lah SN mulai mengeluh sesak nafas. Sebelumnya SB tidak ada mengeluh sesak nafas. Makanya dibawa ke RSUD.

Saat dirawat di IGD, sesak nafas SN semakin kuat, dokter menyarankan agar cek laboratorium. Sekitar pukul 19.20 WIB, SN dinyatakan sudah meninggal oleh dokter yang menanganinya.

"Saat itu kami belum tahu hasil tes penyakit mertua. Saya panggil ibu mertua untuk datang ke RSUD. Selanjutnya kami membawa jenazah bapak pulang ke rumah," ungkapnya.

Sesampainya jenazah di rumah, warga sudah berkumpul untuk takziyah. Tak lama pihak RSUD memberi kabar bahwa hasil rapid test sudah keluar, dan SN dinyatakan positif.

Jenazah kemudian dimakamkan di TPU Suak Santai Jalan Tengku Ismail (Turap) Kelurahan Kampung Dalam, Siak.

Di lokasi pemakaman ada satu unit alat berat jenis ekskavator atau mesin pengeruk digunakan untuk menggali liang lahat.

Mobil jenazah yang membawa SN tak menyalakan  sirene. SN sudah berada di dalam peti kayu. Ada lima petugas yang memakamkan jenazah SN, berpakaian APD lengkap.

Keluarga almarhum menangis dari luar pagar pemakaman, tak bisa mendekat.

Pemakaman SN berakhir hingga pukul 01.30 WIB, Ahad dini hari. Usai proses pemakaman, petugas, ambulans dan ekskavator disemprot disinfektan oleh BPBD Siak. 

Bupati Siak Drs H Alfedri MSi turun langsung memantau pemakaman warganya bersama semua forkopimda.

"Kami memastikan bahwa pemakaman sudah sesuai dengan protokol Covid-19 dan berjalan sesuai aturan. Dengan kejadian ini memang sudah seharusnya lebih mewaspadai penyebaran virus berbahaya ini," jelas Bupati.

Bupati juga mengimbau warga untuk tidak panik, namun tetap waspada. Selalu menjaga kesehatan dan patuhi anjuran social and physical distancing.