Siaga 24 Jam di Pintu Masuk Riau 'Antisipasi Penyebaran Covid-19'

Ahad, 05 April 2020

BUALBUAL.com - Jumlah pasien positif corona di Riau mengalami peningkatan menjadi 10 orang. Untuk mengantisipasi penyebaran virus corona agar tidak meluas, petugas kesehatan dari dinas kesehatan kabupaten/kota, terutama yang daerahnya berbatasan dengan provinsi tetangga akan bersiaga selama 24 jam di pintu-pintu masuk Riau. Kepala Dinas Ke­sehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, posko pengecekan kesehatan tersebut saat ini sedang disiapkan di daerah perbatasan seperti di Kabupa­ten Kampar yang berbatasan dengan Sumatera Barat, Kabupaten Rokan Hilir yang berbatasan dengan Sumatera Utara dan Indragiri Hulu yang berbatasan dengan Jambi.

“Saat ini posko itu sedang dipersiapkan oleh kabupa­ten/kota yang daerahnya ber­batasan dengan provinsi tetangga. Baik itu sumber da­ya manusia dan peralatannya,” kata Mimi, Sabtu (4/4). Lebih lanjut dikatakannya, nantinya setiap orang yang akan masuk ke Riau akan langsung dilakukan pengecekan kesehatan. Begitu juga orang Riau yang akan masuk wilayah provinsi tetangga juga akan dicek oleh tim kesehatan dari provinsi tersebut. “Jadi semua akan dicek, jika ditemukan ada yang bergejala maka akan langsung dikoordinasikan dengan tim kesehatan masing-masing daerah.

Tim ini akan siaga selama 24 jam dengan sistem shift,” jelasnya. Sementara itu, untuk informasi orang dalam pemantauan (ODP) di Riau hingga Sabtu (4/4), tercatat sebanyak 21.951 orang. Dari jumlah tersebut, yang sudah selesai menjalani pemantauan sebanyak 3.188 orang sehingga yang masih berstatus ODP sebanyak 18.763. “Sedangkan untuk pasien dalam pengawasan (PDP) hingga saat ini berjumlah 128 orang. Yang masih menjalani perawatan sebanyak 69 orang, sedangkan yang sudah dinyatakan sehat sebanyak 56 orang dan yang meninggal dunia tiga orang. Untuk pasien positif 10 orang, satu sudah sembuh,” jelasnya. Sabtu (4/4), Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edy Natar Nasution juga melakukan peninjauan langsung persiapan pendirian posko pemantauan kesehatan di perbatasan Riau-Sumatera Barat.

Dalam peninjauan tersebut, Wagubri meminta para petugas kesehatan agar tidak sampai lengah. “Pastikan semua kendaraan yang akan melintas wajib berhenti dan penumpang serta pengendaranya diperiksa kesehatannya. Mulai dari suhu tubuh, penyemprotan disinfektan dan mengisi formulir data yang telah disiapkan petugas,” tegasnya. Sementara itu, Direktur RSUD Arifin Achmad dr Nuzelly Husnedi, MARS mengatakan, kondisi pasien positif corona yang masih dirawat saat ini secara umum baik. Tidak ada pasien yang mengalami penurunan kondisi kesehatan. “Tidak ada yang kondisinya memburuk. Mudah-mudahan mereka dapat segera pulih,” ujarnya. Sebagai langkah selanjutnya, lanjut Nuzelly, pihaknya sudah kembali mengirimkan hasil swab para pasien positif corona tersebut.

Tujuannya untuk mengetahui apakah pasien masih terkontaminasi virus corona atau tidak. “Jadi kami masih menunggu juga hasil swab selanjutnya. Kalau sudah dua kali hasil swab berturut-turut negatif, maka pasien tersebut dinyatakan sembuh,” jelasnya. Satu TKI Malaysia Tiba di Sungai Duku Sementara itu di Pelabuhan Sungai Duku, Limapuluh, Pekanbaru satu tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia tiba, Sabtu (4/4) pagi pukul 05.40 WIB. Namun TKI tersebut telah melewati masa karantina. “TKI tersebut berjenis kelamin laki-laki menggunakan kapal Jelatik. Alhamdulillah suhu tubuh normal. Dirinya pun telah melewati masa karantina saat di Tanjung Balai Karimun,” sebut petugas Syahbandar, Fiktori kepada Riau Pos. Ya, sebelum sampai di Pelabuhan Sungai Duku, para TKI memang dikarantina di Tanjung Balai Karimun. Setelah itu, barulah mereka  pulang ke daerahnya masing-masing seperti Dumai, Bengkalis dan Selatpanjang. “TKI tersebut pun membawa Health Alert Card (HCA) atau Kartu Kewaspadaan Kesehatan (KKS),” tuturnya.

Sebelum tiba di Pekanbaru, TKI tersebut berangkat dari Selatpanjang. Nantinya akan menuju kampung halamannya di Sumatera Barat (Sumbar). “Dia masih muda. Ke Sumbar melalui jalur darat Terminal AKAP. Pengantaran penumpang oleh Kepala UPT Pelabuhan Sungai Duku,” ungkapnya. Fiktori menambahkan, terhitung sejak kemarin keberangkatan dan kedatangan kapal pun berkurang. “Jika di siang hari dua kapal yang berangkat. Sekarang hanya satu. Itu sudah dimulai sejak hari ini (kemarin, red),” ucapnya. Untuk speedboat Siak Wisata Ekspres tetap beroperasi setiap hari. Sementara untuk Jelatik yang biasanya seminggu tiga kali, mulai minggu depan seminggu hanya dua kali. Terlepas dari itu, penumpang kapal pun jauh merosot. Mundur ke belakang sebelum corona, awak kapal selalu penuh. Sedangkan saat adanya wabah ini penumpang mengalami penurunan. Kedatangan TKI di Kepulauan Meranti Menyusut Sedangkan di Kabupaten Kepulauan Meranti, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) masih mengalami peningkatan. Hingga Sabtu (4/4) sore, ODP tercatat sebanyak 4.229 jiwa. Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kepulauan Meranti, Fahri Skm mengatakan, 90 persen jumlah ODP daerah tersebut didominasi oleh TKI yang baru pulang dari Malaysia. “Kurang lebih 90 persen ODP itu TKI yang baru pulang dari Malaysia transit atau lewat Tanjung Balai Karimun, Kepri,” ungkapnya.  

 
 
 
Walau pun demikian dari hasil pendataan mereka beberapa hari belakangan, di pintu masuk jumlah kedatangan TKI semakin hari tampak semakin berkurang. Seperti data yang mereka lansir sejak awal pekan ini; Senin (30/3) jumlah TKI yang pulang 240 orang, Selasa (31/3) TKI yang pulang 227 orang, dan Rabu (1/4) TKI yang pulang 106 orang. Seterusnya penurunan terjadi pada Kamis (2/4) hanya 40 orang, Jumat (3/4) 26 orang dan Sabtu (4/4) hanya 29 orang. Menurutnya, dari petunjuk teknis yang diperintahkan oleh Pemprov Riau, seluruh TKI yang pulang ke Kepulauan Meranti harus menyandang status sebagai ODP. “Tapi kenaikannya sudah tidak signifikan seperti beberapa hari sebelum ini. Jika jumlah TKI yang pulang sudah tidak ada lagi tentu berdampak terhadap jumlah ODP. Bisa jadi tetap karena ODP itu isinya TKI semua,” ungkapnya. Senada juga dengan Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Taufik Lukman Hidayat SIK. Menurutnya dua hari terakhir penurunan tingkat kedatangan TKI menyusut drastis. “Iya menyusut, malah hari ini (kemarin, red) isi kapal domestik dari Tanjung Balai Karimun tak ada TKI-nya,” bebernya. Walau pun demikian, mereka tetap intens melakukan pengawasan di pintu masuk jalur domestik setelah tutupnya trayek internasional Malaysia tujuan Meranti, terutama untuk tetap melakukan pengawasan dari daerah terjangkit. Tidak Ada TKI lewat Buton Hal senada diungkapkan Ketua Gugus Tugas Penanganan Virus Corona Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Wahyudi. “Hari ini (kemarin, red) tidak ada kedatangan TKI yang lewat Tanjung Buton, mereka lewat pelabuhan lain. Hanya penumpang lokal yang datang,” ujar Wahyudi yang juga Camat Sungai Apit, Sabtu (4/4). Ia mengatakan, petugas lebih memperketat pengawasan di pintu masuk Pelabuhan Tanjung Buton terhadap penumpang. Selain melakukan cek suhu badan, juga dilakukan pendataan ulang bagi pendatang yang melewati Tanjung Buton. Ini karena dari Tanjung Balai Karimun ada kepulangan TKI Malaysia lewat ke Siak. “Pelabuhan lebih diperketat karena merupakan pintu keluar masuk Kabupaten Siak ke daerah lain. Upaya ini kami lakukan guna mengantisipasi penularan virus corona,” ungkapnya. Demikian juga ditegaskan Bupati Siak Alfedri. “Setiap penumpang yang melewati Pelabuhan Buton didata dan diperiksa suhu tubuhnya. Ini dilakukan sebagai bentuk kesiapsiagaan, serta kewaspadaan terpapar virus corona. Melonjaknya OPD Kabupaten Siak karena banyaknya TKI dari Malaysia, mahasiswa serta santri yang baru pulang dari Jawa,’’ ujarnya. Bandara SSK II Bantah Ada TKI dari Luar Negeri Sementara itu, terkait informasi yang mengatakan bahwa, terjadi pemulangan TKI dari luar negeri, pihak Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru menampik hal tersebut. Airport Duty Manager SSK II Kuntoyo, mengatakan tidak ada penerbangan dari luar negeri hingga tanggal 20 April mendatang. “Penerbangan dari luar negeri itu tutup sampai 20 April,” katanya, Sabtu (4/4). Kuntoyo menegaskan, jika ada kepulangan TKI, pihak bandara pasti mengetahui hal tersebut untuk mempersiapkan keperluan guna mencegah penyebaran virus corona. “Kita semua ada, tapi harus dipersiapkan dengan baik seperti thermal scanner. Untuk yang datang juga sangat penting memiliki Kartu Kewaspadaan Kesehatan (KKK) guna mencegah penyebaran virus corona di Indonesia,” paparnya. Namun, Kuntoyo menambahkan, untuk saat ini, penerbangan domestik masih berjalan seperti biasanya. “Penerbangan luar kota seperti dari Jakarta, Surabaya, dan Jogjakarta masih,” ujarnya.

      Sumber: riaupos.co