SMA PGRI Tembilahan Indragiri Hilir, Sekolah yang Ditelantarkan

Rabu, 30 Maret 2022

BUALBUAL.com - Detak waktu baru saja beranjak ke angka sembilan. Masih terbilang pagi, memang. Tetapi, jari-jari matahari terasa telah berdansa di ubun-ubun bersama deru dan debu. Hanya kacamata hitam yang mampu membuat pandangan terasa sedikit sejuk.

Namun, kacamata hitam ternyata tak mampu mengelabui pandangan ini yang tiba-tiba menangkap tulisan yang terpajang di pinggir jalan dengan tanda arah panah: “SMA PGRI Tembilahan”, di Jalan Pendidikam, Kelurahan Kota Tembilahan, Kecamatan Kota Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

Sejumlah pertanyaan di benak pun mulai bermunculan bersama rasa penasaran, seperti apa gerangan SMA yang diberi nama PGRI itu? apakah sekolahnya sebesar nama organisasi PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia)?  Jika sekolah ini besar, mengapa terkesan di terlantarkan? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang hanya bisa terjawab dengan satu cara, yakni bertabayun ke pihak sekolah tersebut.

Saat sore menjelang magrib BUALBUAL.com pada 30/03/22 mendatangi gedung pendidikan sekolah SMA PGRI Tembilahan, Tarikan nafas panjang dan melepaskan secara perlahan - lahan itulah yang kami rasakan saat melihat kondisi gedung sekolah yang katanya penuh dengan sejarah dan banyak melahirkan orang - orang hebat.

"Atap yang hilang, Kayu yang mulai rapuh, Lantai yang kelihatan tanah, dan lokasi taman gedung yang penuh dengan rumput-rumput yang bergoyang."

Kondisi gedung Sekolah Menengah Atas (SMA) PGRI Tembilahan sangat memprihatikan. dari Pantauan awak BUALBUAL.com, gedung sekolah di Jalan Pendidikan Tembilahan ini atap dan lantai papan dibongkar maling.

"Dikatakan Syam, sekolah SMA PGRI memang sudah lama tidak aktif proses belajar mengajar. Informasinya sekolah tersebut sudah tutup. Ya Sudah tutup sekolah ini. Makanya sekolah ini tidak ada penjaga, ter biar," ungkapnya"

Sebagai masyarakat tempatan, Syam berharap pihak sekolah mengambil tindakan dan melapor ke pihak kepolisian, karena kondisi sekolah tersebut sangat memprihatikan.

"Kita berharap pemilik yayasan bertindak, kan sayang alat-alat sekolah banyak hilang," ucapnya.

Sampai saat ini awak media belum mendapatkan nomor kontak handphone pemilik Yayasan SMA PGRI untuk mengkonfirmasi kondisi gedung sekolah miliknya.

Untuk diketahui, seperti dilansir dari website disdik.inhilkab, berhentinya proses belajar mengajar sekolah swasta tersebut dikarenakan tidak memiliki siswa lagi.

Pada tahun ajaran baru 2020/2021 yang lalu, siswa kelas XII hanya tinggal 20 orang. Akhir 2021 sekolah PGRI tidak memiliki jumlah siswa lagi.

Syam mengatakan, kurangnya minat masyarakat memasukkan anaknya sekolah ke PGRI belum diketahui pasti, namun Syam berasumsi masyarakat lebih memilih sekolah negeri.

"Mungkin banyak sekolah negeri di Tembilahan, bahkan di daerah-daerah sudah banyak yang negeri," tuturnya.

Syam berharap pihak yayasan mau merubah status sekolah tersebut ke negeri, mengingat sekolah PGRI sudah banyak mencetak generasi sukses.

"PGRI sekolah swasta tertua, sayang terbengkalai seperti ini. Semoga pihak yayasan dan Pemda mau menghidupkan sekolah ini lagi". tutup Syam.