Spirit Tarbiyah Ramadhan

Kamis, 31 Mei 2018

bualbual.com, Semakin hari semakin terasa lebih cepat, tidak terasa Ramadhan 1439 H sudah berada dipertengahan. Meski demikian patut kita syukuri, karena sampai saat ini kita masih bisa melaksanakan ibadah puasa disiang hari dan terus menjalankan amalan sunnah dimalam hari, itu artinya Allah masih memberikan kesempatan kita untuk menghitung diri, untuk mendapatkan ampunan dan rahmat darinya. Masih dititipkannya kesehatan untuk dapat menjalankan amalan Ramdhan yang sangat kaya dengan pendidikan spritual dan sangat bermakna untuk kesehatan untuk kita sendiri. Ramadhan tahun ini memang agaknya sedikit berbeda dengan tahun lalu. karena tahun ini merupakan awal pesta demokrasi di negeri yang sangat kita cintai ini. Tentu suasana menjadi lebih berbeda dari satu sisi, namun kehadiran ramadhan tidaklah merusak suasana demokrasi itu. justru ramadhan dapat meredam ketegangan amarah pada jati diri seorang muslim dan ramadhan sejatinya merupakan pendidikan yang berharga dalam menghadapi kehidupan sehari-hari dalam situasi hidup berbangsa dan beragama. Terlepas dari persoalan politik. Mengingat ramadhan adalah bulan Tarbiyah yang mampu mengendalikan nafsu syahwat manusia, baik syahwat biologis yang rakus, maupun syahwat kekuasaan yang berlebihan. Ramadhan adalah Bulan dimana setiap kebaikan akan dilipat gandakan pahala, bulan yang diturunkan Al-Qur’an didalamnya dan malam Lailatul Qadar yang mulia. Maka secara umum ada dua pendidikan yang menjadi dasar di bulan ramadhan. Pertama, Ramadhan mendidik jiwa manusia dari syahwat yang celaka. Bagaimana bulan ramadhan itu mendidik jiwa manusia? Sebagaimana dalil berpuasa itu sendiri, Allah menjelaskan di dalam QS. Al- Baqarah ayat 183. Bahwa Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk menjalankan ibadah puasa sebagai ibadah yang diwajibkannya dengan tujuan tertinggi untuk mencapai darjat ketaqwaan kepadanya. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Taqwa memiliki makna menjalankan segala perintahnya dan meninggalkan segala yang dilarangnya secara totalitas. Hal ini bearti bahwa seorang muslim yang menjalankan ibadah puasa tidak hanya menahan diri dari rasa haus dan lapar sahaja, karena secara logika haus dan lapar itu tidak akan mungkin membuat kita menjadi muslim yang bertaqwa. Justru membuat kita lesu, lemah dan takberdaya. Akan tetapi ada hal lain yang membuat orang-orang yang berpuasa itu mencapai derajat taqwa. Misalnya, di saat berpuasa itu kita dilarang berkata yang tidak baik seperti mencela, membuka aib, berkata kotor dan sebagainya, karena hal tersebut dapat mengurangi pahala puasa bahkan membatalkannya. Meskipun sesungguhnya perkara tersebut juga dilarang ketika tidak berpuasa. Singkat kata apa yang Allah larang dalam agamanya, menjadi larangan pula bagi orang yang ingin mendapatkan pahala puasa yang sesungguhnya. Bahkan ketika seseorang berpuasa yang halalpun menjadi larangan untuk dilakukan seperti hubungan suami istri dan sebagainya. Begitulah ramadhan, ramadhan menawarkan pelatihan alias pendidikan yang bergitu sistematis, indah dan memiliki makna yang sangat berguna. Diantara pendidikan itu tentunya menyentuh aspek kejiwaan manusia sehingga tercipta keperibadian muslim yang kuat imannya, kokoh aqidahnya, jujur dalam perbuatannya, tidak rakus memperturutkan hawa nafsunya dan mulia dengan akhlaknya. Sesungguhnya puasa memiliki bejuta hikmah dan makna bagi  jiwa dan raga manusia. Di dalam hadist bukhari dan muslim dari abu hurairah disebutkan, “Demi Zat yang diriku ada ditangannya sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi Alllah dari pada bau minyak kasturi. Dia tidak makan dan tidak minum dan tidak berhubungan badan dengan istrinya karenaku. Tiap-tiap amal Bani Adam baginya, kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan memberinya pahala”. Kedua, Ramadhan mendidik pola kesehatan manusia. Ramadhan tidak hanya memberikan kesehatan jiwa atau mental manusia, akan tetapi Kesehatan yang dimaksud merupakan perpaduan kesehatan jasmani dan rohani, jiwa dan raga. “Berpuasalah kalian, niscaya kalian akan sehat”( HR.Thabrani) Dalam penelitian kesehatan sebenarnya sangat banyak manfaat kesehatan bagi tubuh manusia dengan berpuasa itu. DR. Abdul Aziz Ismail dalam bukunya, “Al Islam Wattibbul Hadits” beliau menyebutkan bahwa hikmah puasa diantaranya adalah sebagai obat dari beraneka ragam penyakit dalam. Seperti kencing manis, ginjal dan darah tinggi. Di Jerman dikenal dengan sebuah lembaga bernama Fasten Institute atau lembaga puasa yang mana menggunakan aktifitas puasa sebagai upaya untuk penyembuhan pada penyakit yang  tidak lagi bisa diobati dengan obat-obat kimia. Bagi seorang yang memang sering melaksanakan puasa tentunya merasakan hikmah tersendiri. Kenapa tidak ? Dengan menjalankan puasa di bulan ramadhan ada anturan-aturan tertentu yang harus kita jalani seperti pola makan yang teratur dan lainnya. Dengan pola makan yang teratur dan mengkosumsi makanan yang baik. Hal itu dapat menyehatkan tubuh kita. Alangkah beruntungnya jika ramadhan tahun ini kita masih dipertemukannya dengan bisa menjalankan ibadah puasa dan amalan lainya. Tapi alangkah celakanya jika seorang masih bertemu dengan ramadhan tetapi ia tidak berpuasa. Dengan demikian bulan ramadhan memiliki sejuta hikmah bagi diri umat muslim yang berpuasa. Oleh karena itu Ramadhan 1439 H jangan sampai menjadi penyelesaian bagi kita nanti ketika kelak kita ditanya dan dihitung amalan kita. Rasulullah bersabda “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga saja” jangan sampai kita termasuk di dalam hadist yang dimaksudkannya. Akhirnya, dengan semangat (spirit) pendidikan ramadhan ini, tidak hanya menjadikan diri kita berakhlak mulia ketika hanya berpuasa, akan tetapi yang diharapkan dari pelatihan ramadhan ini menjadikan bekal diri kita untuk menjalani keseharian kita sampai dibulan ramadhan berikutnya. Oleh: Ariyanto, S.Psi.I