Strategi TNI merangkul OPM kembali ke pangkuan ibu pertiwi

Ahad, 07 Mei 2017

bualbual.com, Satu demi satu anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) turun gunung dan kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Pembangunan yang terus berlangsung di Papua dan langkah persuasif TNI membuat sebagian anggota OPM menghentikan perlawanan bersenjata. Jumat (5/5), seorang anggota OPM bernama Yusup Aninam menyatakan kesediaannya kembali ke NKRI. Dia juga menyerahkan sepucuk senjata rakitan dan enam butir munisi kaliber 5,56 mm. Yusuf Animan merupakan anggota OPM dari kelompok Fernando Worabay yang berbasis di Kampung Sasawa. Sudah 18 tahun Yusup bergabung dengan OPM. "Saya terharu melihat apa yang pemerintah dan TNI lakukan selama ini kepada masyarakat Papua dalam membangun daerah ini lebih baik lagi. Sudah 18 tahun saya dibutakan dengan bergabung dengan kelompok yang tidak sepaham dengan NKRI dan hanya mementingkan kelompoknya saja," tutur Yusup Aninam saat acara di Rumah Dinas Bupati Yapen. Dandim bersama Wakapolres menjamin keamanan Yusup Aninam saat kembali ke kampungnya di Kainui Distrik Angkaisera Kabupaten Kepulauan Yapen. Sementara Bupati Tony Tesar akan memberikan bantuan kepada Yusuf Aninam untuk modal usaha menjalani kehidupan sebagai nelayan. Bulan Maret lalu, 154 anggota OPM di Kabupaten Puncak Jaya menyatakan berhenti mengangkat senjata dan kembali ke pangkuan NKRI. Mereka merasa tidak mendapatkan apa-apa selama mengikuti gerakan separatis bersenjata pimpinan Lekagak Telenggen dan Gombanik Telenggen. Bupati Wilem menggelar simbolisasi penerimaan kembali mereka ke NKRI dengan penyerahan sehelai bendera merah-putih. Setelah itu, mereka diperbolehkan kembali ke kampung halamannya masing-masing. Ada beberapa permintaan dari para eks separatis itu. Pertama, mereka meminta jaminan keamanan dari TNI dan Polri pascamenyerahkan diri. Sebab, keputusan mereka itu diyakini membuat bekas pimpinan mereka marah dan hal itu membahayakan keselamatan mereka dan keluarga Kedua, mereka juga meminta pemerintah setempat membangun honai yang laik dan sehat untuk ditinggali. TNI, Polri dan pemerintah setempat sepakat untuk memenuhi permintaan mereka. Pemerintah Jokowi dan TNI tengah membangun Jalan Trans Papua yang akan memangkas sulitnya jalur transportasi. Diharapkan ekonomi Papua akan berkembang dengan infrastruktur ini. Ratusan putera asli Papua jadi TNI Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian menyebut sejak 2013 hingga 2017 sebanyak 1.500 putra asli Papua dilantik pada jenjang tamtama, bintara dan perwira TNI AD. Prajurit sebanyak itu merupakan hasil kerja sama pembinaan yang dilakukan dengan para pemimpin daerah yang ada di Papua dan Papua Barat, sehingga putra asli di Bumi Cenderawasih yang ingin mengabdikan diri sebagai abdi negara bisa diakomodasi dengan baik. "Kami berharap akan lebih banyak lagi putra asli di Papua yang akan kami didik dan lantik menjadi prajurit TNI AD," kata Mayjen Hinsa saat melantik 320 tamtama baru bulan April lalu. Mantan Dandim Mimika itu menyampaikan bahwa dari 320 tamtama baru yang dilantik dengan pangkat Prajurit Dua (Prada) pada hari ini, 80 orang diantaranya adalah putra asli dari pegunungan tengah Papua. "Di antara mereka ini, sebanyak 80 orang putra asli Papua yang berasal dari daerah terjauh, terpencil atau pedalaman seperti dari Oksibil, Sinak, Mulia, Wagete. Mereka ini dites secara terpisah, dibina dan dilatih dulu sebelum naik pendidikan dengan harapan ada keterwakilan dari daerah mereka," katanya. Puluhan tamtama dari daerah terpencil atau terjauh itu, kata Pangdam, diharapkan nantinya bisa kembali ke daerahnya sebagai Bintara Pembina Desa (Babinsa) setelah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan selanjutnya yang nantinya bisa diaplikasikan di tengah masyarakat.(mdk)