Syarwan Hamid: Gubri Popularitas Turun Itu Andi Rachman, Partai Pengusung Terkuat Adalah Gerindra

Sabtu, 09 Desember 2017

Bualbual.com, Pekanbaru, Detak Indonesia--Sepakterjang kepemimpinan maupun kebijakannya selama memimpin belum menyentuh hajat hidup orang banyak bahkan banyak orang mengkhawatirkannya di saat awal kepemimpinan maupun yang akan datang. Penilaian-penilaian yang berbau kekhawatiran dari sejumlah tokoh Riau menunjukkan popularitas Andi Rachman mencapai titik terendah selama menjabat Gubernur Riau. Sebagaimana disebutkan mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) era Presiden BJ Habibie, Syarwan Hamid kepada wartawan belum lama ini, mengkritik pola komunikasi dan kepemimpinan Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dalam memimpin Riau sejak Annas Maamun ditangkap KPK, Oktober 2014 lalu. Tokoh Riau asal Siak ini mengatakan semoga masyarakat Riau mempunyai keinginan kuat untuk perubahan. "Saya banyak menerima keluh kesah warga Riau ini kepada saya, bahkan sudah saya sampaikan masukan itu kepada Arsyadjuliandi Rachman," kata Syarwan Hamid. Seperti disebutkan Pengamat Pemerintahan dan Komunikasi Politik dari Universitas Muhammadiyah, Jupendri MIkom kepada wartawan, Kamis (7/12/2017) dia menilai, masa kepemimpinan Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, ternyata masih banyak menyisakan sejumlah persoalan di Riau. "Arsyadjuliandi Rachman tetap punya catatan penting sebagai bentuk evaluasi kinerja selama memimpin Riau. Kinerja seorang kepala daerah itu bisa dilihat dari tiga sisi. Namun bagi masyarakat awam sederhana saja. Apa bukti fisik dan non fisik dari hasil kerja selama menjabat sebagai Gubernur Riau," ujarnya. Masyarakat menuntut hasil kerja, bisa dilihat dari seberapa besar realisasi APBD. Lebih spesifik, berapa persen dari anggaran itu fokus untuk membiayai pembangunan. Nah, di massa Andi Rachman Silpa APBD lumayan tinggi. "Itu menunjukkan dari sisi kinerja masih dipertanyakan soal penggunaan anggaran yang tidak maksimal. Padahal itu dalam sebatas membelanjakan uang. Belum lagi kita mengkaji soal menarik uang agar PAD banyak masuk," jelasnya. Selain itu dari sisi pertumbuhan ekonomi Riau dia mengatakan, dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini juga merosot. Ini penting menjadi catatan karena berkaitan erat dengan daya beli masyarakat. Sehingga berimbas pula terhadap sektor pendidikan. Orang tua menyekolahkan anaknya juga berkurang. Dalam hal ini kebijakan pemerintah sangat menentukan. Sederhananya menurut Jupendri, masyarakat awam melihat dari sisi pembangunan infrastruktur. Bukti fisik juga menentukan tingkat keberhasilan seorang gubernur dalam memimpin daerahnya. "Maka jika bentuk bangunan fisik itu tidak terlihat seorang pemimpin dianggap gagal. Ini indikator sederhana yang akan dilihat oleh masyarakat. Kalau sektor pembangunan ini baik. Itu bisa jadi senjata politik Andi Rachman," tambahnya. Lain lagi disebutkan Wakil Ketua DPD Gerindra Riau, Husni Thamrin. Incumbent Andi Rachman (AR) dipastikan kalah dalam Pilgubri 2018. Partai besutan Prabowo Subianto ini mempunyai keinginan kuat melawan Arsyadjuliandi Rachman dalam Pilgub Riau 2018 mendatang one by one. Gerindra yang sudah pasti mengusung Edy Tanjung sangat ingin mengalahkan Arsyadjuliandi Rachman. "Kita ingin ada perubahan dalam pembangunan Riau ke depannya. Kalau hanya dua pasang calon Gubri saja bertarung kami yakin Gerindra, PKS, dan partai pengusung Edy Tanjung lainnya pasti memenangkan hati masyarakat Riau. Kita ingin wujudkan itu one by one," jelasnya. Kekalahan incumbent, sebutnya, sudah jelas. Karena Partai Gerindra bersama PKS, partai pendukung lainnya, dan DPP Gerindra turut membantu kemenangan itu. "Gerindra hampir 12 kabupaten/kota di Riau yang diusung menjadi Bupati. Jadi, kita akan lakukan yang terbaik untuk menjadikan Pak Edy Tanjung sebagai Gubernur Riau 2018 mendatang," ujarnya. Sementara H Darmawi Aris SE, tokoh dari Masyarakat Melayu Riau (LMR) menilai, Arsyadjuliandi Rachman kebanyakan telah kehilangan dukungan di kalangan orang dewasa independen baik yang tidak memiliki gelar sarjana di Riau. "Suara dari orang dewasa menilai cara Arsyadjuliandi Rachman menangani pembangunan sangat lamban, kegagalannya memperkenalkan reformasi layanan kesehatan dan peningkatan kesejahteraan rakyat responsnya masih dianggap negatif terhadap Arsyadjuliandi Rachman," terangnya. "Ini adalah penampilan terburuknya dari masa menjabat Gubernur sejak awalnya sejauh ini," kata Darmawi yang ikut melakukan perhatian selama Andi memimpin Gubernur Riau itu. Namun dalam hal lain, Darmawi menilai Arsyadjuliandi Rachman dianggap lebih baik dalam soal memimpin terhadap bawahan untuk tertib kerja. Hal lain menunjukkan mayoritas warga Riau menganggap masalah keuangan di Riau kini mencapai "titik rendah yang membahayakan" di bawah pemerintahan Arsyadjuliandi Rachman dan patut disalahkan atas situasi saat ini. (**/azf/dic)