Tak Lagi 'Nyaring', Begini Kisah Maman yang Berdagang Terompet Selama 20 Tahun di Pekanbaru

Rabu, 26 Desember 2018

BUALBUAL.com, Seorang warga dari Jawa Tengah, Kabupaten Wonogiri, merantau ke Pekanbaru dari tahun 1988. Maman (48) seorang pengrajin terompet, merasa sedih, karena peminat terompet dari tahun ke tahun berkurang. Saat berbincang - bincang dengan Awak Media, Maman menceritakan, betapa sulitnya menjual terompet saat ini. "Biasanya saya produksi terompet dari bulan April, tapi untuk sekarang dari bulan September baru mulai membuat terompet," kata Maman, Rabu (26/12/2018) siang. Meski tak seramai tahun-tahun sebelumnya, bisnis musiman ini cukup menggiurkan bagi Maman. Walaupun banyak juga kerabat yang kembali ke kampung halaman, Maman tetap bertahan untuk membuat terompet di Kota Bertuah. Maman mengaku, awalnya tergiur untuk menekuni bisnis musiman tersebut yang juga sudah bertahun-tahun berkecimpung menekuni bisnis tersebut. https://www.instagram.com/p/Br2AZyjhtVc/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=vefn1tqsdfqc Bayangkan saja dulu hanya dalam setengah bulan, para perajin terompet asal Banjaran ini bisa menghasilkan uang Rp8 juta hingga Rp10 juta. "Iya karena untuk perayaan Natal dan tahun baru. Biasanya mulai banyak permintaan jongko-jongko di pasar," katanya. Tapi, untuk tahun ini penjualan sangat turun drastis, bahkan, masih ada produksi tahun kemarin yang dijual ditahun ini. Maman mengaku, ini memproduksi terompet tahun baru untuk dijual kembali ke pedagang di pasar atau pedagang asongan yang kerap mangkal di pinggir-pinggir jalan. Maman biasanya menjual terompet produksinya tersebut kepada para pedagang per kodi. ***(Wan)