Tak Peduli soal Hama Kumbang, Warga Tutup Akses Sungai Keluar Masuk ke PT THIP Pelangiran

Senin, 18 Januari 2021

BUALBUAL.com - Masyarakat Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Inhil menutup 2 akses sungai menuju PT THIP Pelangiran. 

Dua akses keluar masuk sungai tersebut adalah Sungai Simpang Kiri dan Simpang Kanan. 

Terkait penutupan akses sungai bagi PT THIP Pelangiran dikatakan Kepala Desa (Kades) Tanjung Simpang, Abu Nawas terkait hama kumbang beberapa tahun lalu yang tak kunjung selesai. 

"Penutupan akses sungai dilakukan pukul 8 pagi tadi terkait permasalahan hama Kumbang yang belum diselesaikan oleh pihak PT THIP Pelangiran, sehingga masyarakat merasa rugi sementara pihak perusahaan tidak peduli," kata Kades Abu Nawas saat dikonfirmasi, Senin (18/1/2021).

Diketahui PT THIP Pelangiran melakukan replanting kebun milik mereka pada tahun 2019, sehingga hama Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) menyerang area perkebunan milik masyarakat Tanjung Simpang. 

Maka diadakan pertemuan dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Inhil sebagai penengah, pada (6/9/2019) diputuskan bahwa PT THIP Pelangiran bersedia melakukan pemusnahan tanaman kelapa masyarakat yang sudah mati dengan pola tanam kubur. Sementara untuk tanaman kelapa yang terkena hama kumbang, namun yang tidak mati pihak THIP akan memberikan bantuan pestisida. Dan pendampingan saat penerapannya dengan jangka waktu sekali 6 bulan selama dua tahun. 

"Armada yang lain tetap boleh lewat kecuali armada PT THIP Pelangiran," tegasnya. 

Sementara Humas PT THIP Pelangiran, Syahri mengatakan sudah menjalankan perbaikan kebun dan berkoordinasi dengan dinas Perkebunan namun terkendala masalah cuaca. 

"Kami sudah berkoordinasi dengan perkebunan namun terkendala masalah hujan, namun kami tetap menjalankan, ada bukti-buktinya semua. Kerjanya itukan 2 tahun dan ini baru tahun pertama," kata Syahri. 

Selanjutnya, Ia mengatakan pihak PT THIP Pelangiran juga sedang berupaya untuk bertemu pihak desa dan masyarakat Tanjung Simpang

"Jangan permasalahan ini menjadi besar, yang pastinya kapal kami tidak bisa lewat, sementara jalur sungai ditutup sedangkan jalur itu milik negara," tukasnya. (*)