'Takkan Duanu Hilang di Laut Inhil', Ekosistem dan Biotanya Selalu Dijaga

Jumat, 08 Januari 2021

Ketua Umum Ikatan Duanu Riau (IKDR) Kabupaten Inhil Hasanuddin, SH, MAP saat meninjau Pantai Terumbu Mabloe di Desa Sungai Bela Kecamatan Kuindra beberapa waktu lalu.

BUALBUAL.com - Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Riau yang dikelilingi daerah laut dan pantai lumpur. Berbagai suku bangsa hidup berdampingan di Negeri Hamparan Kelapa Dunia ini, satu diantaranya adalah Suku Duanu.

Suku yang juga dikenal sebagai suku orang laut ini merupakan suku asli yang telah menempati Kabupaten Inhil sejak berabad-abad yang lalu.

Suku dari Ras Proto Melayu ini juga pernah berjaya di masa lalu dan dicatat dalam sejarah dunia dan terus menunjukkan eksistensinya di tengah masyarakat.

Ketua Umum Ikatan Duanu Riau (IKDR) Kabupaten Inhil Hasanuddin, SH, MAP mengungkapkan, Suku Duanu sangat identik dan bergantung dengan laut. Sehingga keberadaan laut sangat dijaga oleh masyarakat Suku Duanu.

Suku Duanu tidak pernah merambah hutan di pinggir pantai tempat mencari kerang (menongkah). Masyarakat Suku Duanu sangat selektif dalam menangkap kerang, karena yang besar diambil dan kerang kecil dibiarkan agar tumbuh dan berkembang.

“Suku Duano tidak pernah menangkap secara over fishing, karena juga dihukum oleh pasang surut,” jelasnya.

Orang Duanu bertanggungjawab, karena bakau ini merupakan satu ekosistem yang bisa membuat biota laut hidup.

“Filosofi laut adalah tempat kehidupan dan laut adalah habitatnya. 'Piak Duanu Lap ne Dolak' yang artinya takkan Duanu hilang di laut,” urai Hasan.

Bupati Inhil HM. Wardan, MP baru-baru ini pernah menyatakan bahwa suku orang laut yang ada di Kabupaten Inhil saat ini berjumlah 58 Ribu jiwa yang bermukim di beberapa Kecamatan.

Dikenal sebagai suku orang laut, masyarakat suku duanu banyak bermukim di wilayah pesisir laut Kabupaten Inhil.

Antara lain, Kecamatan Concong (Kelurahan Concong Luar dan Panglima Raja).

Kecamatan Kuala Indragiri (Desa Sungai Bela dan Desa Perigi Raja).

Kecamatan Kateman (Desa Kuala Selat), Kecamatan Mandah (Desa Bekawan dan Desa Belaras).

Kecamatan Tanah Merah (Desa Sungai Laut, Desa Tanah Merah, Desa Tanjung Pasir/Sungai Rumah, dan Kelurahan Kuala Enok).

Pulau Ruku Kecamatan Reteh, Desa Kuala Patah Parang Kecamatan Sungai Batang.

Suku Duanu pun terus menunjukkan eksistensinya diantara suku-suku lainnya yang ada di Kabupaten Inhil.

Ikatan Duanu Riau (IKDR) yang berpusat di Kabupaten Inhil memperkirakan saat ini terdapat sebanyak 15 ribu orang Suku Duanu yang tersebar di 13 desa dan 7 kecamatan di Kabupaten Inhil.

Ketua Umum IKDR Hasanuddin, SH, MAP menuturkan, anak- anak Duanu sudah mulai bangkit dan menunjukan eksistensinya pada saat ini.

Menurutnya, sudah banyak anak- anak Suku Duanu yang mampu berbicara di berbagai level, pada 2020 terdapat satu satunya anak Duanu yang lulus sebagai anggota Polri.

“Tahun 2021 ini anak kita sudah mengikuti diklat di Polda Riau, semoga bertahan untuk memberikan motivasi kepada generasi duanu selanjutnya,” tutur Hasan Sabtu (2/1/2021).

Selain itu, ditambahkan Hasan, sudah banyak anak-anak Suku Duanu di Inhil yang menempuh pendidikan dan bergelar sarjana hingga magister, yaitu sekitar 40 orang.

“Memang sedikit, paling tidak memberikan dampak kepada anak Duanu dan menunjukkan sudah ada keseteraan dengan suku lainnya,” imbuh Hasan.

Lebih lanjut, pria yang juga anggota DPRD Inhil aktif ini mengungkapkan, ternyata Suku Duanu memberikan andil dan peran besar terhadap Inhil. Karena komunitas Duanu adalah penemu sejumlah daerah yang ada di Inhil.

Berbagai daerah yang ditemukan oleh Suku Duanu antara lain, yaitu, Desa Sungai Bela (mablue), Kecamatan Concong (langan), Desa Sungai Laut (jelaut), Desa Tanjung Pasir (sangu bono).

“Daerah yang ada dan ditemukan orang Duanu identik atau memiliki sebutan bahasa Duanu,” jelas anggota Komisi III DPRD Inhil ini.

“Selain itu ada juga daerah yang dirintis Suku Duanu, seperti Bekawan, Belaras, Kuala Selat, Patah Parang dan Tanah Merah itu mereka yang rintis hingga daerah maju,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Hasan tidak menafikan jika suku duanu merupakan bagian dari suku orang laut, namun telah terjadi pergeseran tata nilai yang positif seiring berjalannya waktu.

“Kita mengakui sebagai suku orang laut tapi secara tata bahasa dan lainnya saat ini suku duanu telah berbeda, secara budaya berbeda dengan orang laut,” terangnya.

“Semacam yel- yel untuk memperkuat eksistensi kami Duanu yang berbeda dengan orang laut, Pangkal Kokum Duanuyang artinya panggil kami Duanu,” tuturnya.

Begitu juga soal agama atau kepercayaan yang selama ini banyak persepsi yang mengatakan suku duanu tidak memiliki kepercayaan yang jelas.

Hasan menegaskan 100 persen suku duanu di Inhil beragama Islam, karena suku duanu identik dengan Melayu tua (proto melayu) yang telah ada antara tahun 2500 sampai 1500 sebelum masehi.

“Kalau sudah melayu pasti sudah identik dengan Islam, ini perlu ditegaskan supaya ini tidak salah persepsi, tidak ada satu pun orang Melayu yang tidak Islam, Suku Duanu dilahirkan sejak dulu Islam,” tutur legislator dari Partai Gerindra ini.