Tangkal Polisi: Dari Ancaman makar tunggangi demo Ahok

Rabu, 23 November 2016

Bualbual.com - Jakarta, Dalam negeri kini tengah terbelenggu oleh satu permasalahan penistaan agama yang menyeret Gubernur non-aktif DKIJakarta Basuki Tjahaja Purnama. Bagaimana tidak, akibat perkataan Ahok, sapaan Basuki yang dinilai menistakan Surah Al-Maidah ayat 51 saat kunjungan kerja ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu membuat geram ribuan umat muslim. Buntut dari ucapan Ahok, sejumlah elemen keagamaan memadati ibu kota menuntut proses hukum tegas untuk mantan Bupati Belitung Timur di tanggal 4 November lalu. Tak lama setelah aksi besar-besaran tersebut ditambah dengan proses hukum yang memang sudah berjalan sebelumnya, Bareskrim Mabes Polri pun menetapkan Ahok sebagai tersangka kasus penodaan agama serta dijerat Pasal 156 dan Pasal 156a dan diancam 6 tahun bui. Namun, penetapan Ahok tidak serta merta membuat segelintir orang puas diri. Mereka yang tak puas menuntut kembali agar Ahok segera dijebloskan ke penjara. Desakan tersebut pun akan dilengkapi dengan aksi unjuk rasa besar-besaran seperti tanggal 4 November lalu. Sayangnya, tercium upaya makar dibalik aksi demo Ahok susulan di tanggal 25 November dan 2 Desember mendatang. Hal itu pun dibeberkan sendiri oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang mengaku menerima informasi adanya upaya makar saat demo susulan. Tak tinggal diam, Kapolri pun langsung memberikan instruksi kepada jajaran dibawahnya guna menangkal terjadinya makar. Wilayah yang menjadi concern yakni Polda Metro Jaya. Bukan tanpa sebab, di wilayah hukum Polda Metro-lah ancaman akan digelarnya demo besar-besaran memadati Bundaran HI dimana dekat dengan kawasan Ring 1 yakni Istana Merdeka. Kapolda Metro Jaya Irjen M. Iriawan pun atas arahan Kapolri Tito mengeluarkan maklumat soal penyampaian pendapat di muka umum. Dimana, salah satu poinnya disinggung larangan demo yang bersifat menggulingkan Pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden RI. "Maklumat ini sejak saya tanda tangan tadi malam sudah disampaikan secara paralel, baik secara door to door atau disebarkan melalui udara agar semua masyarakat bisa menerima maklumat ini," kata Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (22/11). Selain itu, Iriawan juga telah memerintahkan seluruh jajarannya, mulai dari tingkat Polsek hingga sektor dan dibantukan oleh TNI untuk menyampaikan maklumat tersebut kepada masyarakat. Lanjutnya, Iriawan menginginkan maklumat tersebut akan menjadi acuan bagi Polda seluruh Indonesia, terutama di wilayah yang diperkirakan akan menjadi kantong massa aksi demonstrasi 2 Desember nanti. Maklumat Kapolda Metro soal demo 2016 Merdeka.com "Silakan polda-polda penyangga yang ada di Pulau Jawa, Lampung, lalu Sulawesi Selatan untuk bisa berkomunikasi dengan beberapa tokoh agama atau masyarakat di tempat. Mudah-mudahan bisa dilaksanakan sesuai harapan," ujarnya. Lebih lanjut Iriawan menegaskan, apabila nanti aksi akan berjalan, pihaknya tidak akan menggunakan peluru tajam untuk mengawal massa. "Tidak, kita tidak akan menggunakan senjata tajam dan peluru tajam. Namun, hanya menggunakan tameng untuk menjaga diri. Hal ini sudah menjadi SOP polisi dalam menjaga dan mengamankan aski unjuk rasa. Kalau kita memang sudah dibekali tameng ada tongkat polisi ada water canon ada gas air mata, jadi itu kelengkapan untuk menghadapi para pengunjuk rasa apabila anarkis," tuturnya. Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono menambahkan jika pihaknya menggunakan helikopter untuk menyebar maklumat tersebut. "Ini biar secara masif masyarakat tahu semuanya. Segala cara langkah kepolisian memang salah satunya karena alustita kepolisian kita punya heli kita manfaatkan itu. Saya kira nggak masalah dan jangan dipermasalahkan dan jangan sampai masyarakat tidak tahu. Jadi pada intinya kita tidak melarang," ungkapnya. Awi mengungkapkan penyebaran maklumat tersebut akan dilakukan di wilayah hukum Polda Metro Jaya. "Semua daerah di Jakarta kita sebarkan," tandasnya.   BB.C/merdeka.com