Tenaga Medis Meninggal Karena Berjuang Tangani Covid-19 Dapat Santunan Rp 300 Juta

Selasa, 14 April 2020

Persiapan Dokter Pakai ADP Tingkat 3. ©2020 Liputan6.com/Herman Zakharia

BUALBUAL.com - Tenaga kesehatan yang bekerja menangani pasien Covid-19 akan diberi insentif. Mereka yang meninggal dunia saat menjalankan tugas atau karena terpapar virus akan diberikan santunan hingga Rp 300 juta.

"Sesuai dengan apa yang digariskan pemerintah pusat. Santunan ada. Kita juga jaga-jaga di APBD kita menganggarkan, besarannya RP 300 juta tenaga kesehatan yang meninggal karena Covid," kata Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Daud Achmad, Senin (13/4)

Sedangkan besaran tunjangan bagi tenaga kesehatan yang bertugas selama pandemi ini, akan bervariasi. Mereka akan diklasifikasikan sesuai dengan tugasnya.

"Insentifnya bervariasi. Perawat dengan dokter tidak sama. Angka pastinya belum (harus dikonfirmasi lagi). Tapi bisa sampai Rp 600 ribu per hari paling tinggi," katanya.

Data kasus di Pemprov Jabar per hari Senin (13/4) siang, sudah ada 450 orang yang dinyatakan positif terpapar covid-19. Dari jumlah itu, ada 43 yang meninggal dunia, sedangkan yang sembuh 13 orang.

Sementara itu, orang yang berstatus pengawasan total 2.466 orang. dari jumlah itu, yang sudah menyelesaikan masa pengawasan sebanyak 1.106 orang. Artinya, yang masih dalam pengawasan sebanayk 1.360 orang. Kemudian, yang masuk kategori dalam pemantauain ada 31.926, kemudian yang sudah selesai 17.022, sisanya 14.094 masih dalam pemantauan.

Disinggung mengenai tenaga kesehatan yang meninggal dunia dari data tersebut, Daud mengaku belum mendapatkan data detilnya. Namun, ia menduga ada di antara mereka yang bertugas sebagai tenaga kesehatan.

"Saya belum (dapat data) yang 43 ini data detilnya. Kalau inisial dapet, tapi pekerjaannya tidak dapet (datanya). Jjadi saya tidak menjawab apakah disana termasuk dokter, tapi saya kira itu termasuk dokter," terangnya.

Tambah Fasilitas Kesehatan

Di sisi lain, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menambah Rumah sakit rujukan untuk penanganan pasien terkait COVID-19. Dari 34 rumah sakit rujukan yang kini beroperasi, akan ditambah hingga 105 rumah sakit.

"Rumah sakit rujukan di dari semula 34 rumah sakit, akan ditambah sampai 105 rumah sakit," ujarnya.

Selain menambah rumah sakit rujukan, pihaknya akan membuka beberapa fasilitas milik pemerintah untuk dialihfungsikan menjadi tempat isolasi pasien Covid-19. Ia mencontohkan BPKPSDM di Kota Cimahi, saat ini ada 33 orang yang menjalani isolasi.

"Yang masuk ke sana ada yang positif tapi tanpa gejala, kemudian ada juga yang positif tapi gejalanya paling rendah," jelas dia.