Ternyata Ini Penyebab Gairah Perempuan Rendah

Jumat, 20 Juli 2018

bualbual.com, Banyak perempuan tak lagi mengingat kapan mereka merasakan libido atau gairah seksual pada pasangan. Bahkan, dorongan seks tersebut bisa berhenti tiba-tiba beberapa menit sebelum mereka melakukannya. Jika Anda termasuk salah satunya, tak perlu khawatir, Anda tidak sendirian. Anne Barbieri, M.D., seorang obgyn di Mount Sinai Medical Center mengatakan bahwa banyak orang dari berbagai usia datang ke kantornya dengan keluhan dorongan seks yang terhenti, mulai dari mereka yang berusia 20an atau 60an. “Bagi sebagian orang yang mengalaminya, itu terjadi karena ketidakseimbangan hormon, tetapi itu tidak selalu terjadi, karena bisa saja terkait kesehatan fisik, keadaan emosi, gaya hidup dan kualitas hubungan,” katanya dilansir womenshealthmag. Tapi, hal pertama yang bisa dibahas ketika berbicara tentang penyebab libido rendah, kata Barbieri, Anda harus memahami cara kerja dorongan seksual Anda. Ia mengatakan bahwa kunci utama dari masalah rendahnya libido perempuan ada pada testosteron. Sebagai seorang perempuan, Anda memang tidak memiliki cukup hormon untuk menumbuhkan janggut, tetapi jumlah testosteron juga berperan dalam dorongan seksual, terutama tepat sebelum ovulasi (ketika Anda kemungkinan besar akan hamil). Setiap bulan pada pertengahan siklus, kata Barbieri, otak perempuan mempersiapkan sel telur yang diciptakan oleh 50 persen testosteron tubuh untuk menghasilkan lonjakan atau hal-hal yang merangsang nafsu. Pada dasarnya, tubuh ingin Anda sibuk selama rentang waktu ini dengan optimal. Testosteron juga memulai aliran darah yang menyebabkan vagina menjadi lebih bengkak dan sensitif. Ini mengarah ke lubrikasi dan orgasme. Lantas, mengapa pada akhirnya Anda sulit untuk terangsang? Sherry Ross, M.D., ahli kesehatan perempuan dan penulis She-ology menjelaskan hasrat dan nafsu seksual perempuan dimulai di organ besar di atas bahu, bukan di bawah pinggang. "Tekanan sehari-hari saat bekerja, keuangan, anak-anak, hubungan, dan berkurangnya energi adalah masalah umum yang berkontribusi pada rendahnya libido pada perempuan," ujarnya. Itu karena, lanjut Ross, ketika tubuh menghasilkan lebih banyak kortisol (hormon stres), maka akan menurunkan output testosteron. Itulah sebabnya Barbieri sering menanyakan kepada pasien tentang faktor gaya hidupnya, seperti bagaimana saat pasiennya berkomitmen pada seseorang, berkomunikasi dengan pasangannya, dan merasa bahagia. Dan dia akan mencari tanda-tanda pelecehan emosional atau fisik juga. Selanjutnya, kata dia, adalah gaya hidup dan jadwal. Jika seseorang kelelahan fisik dan mental, maka ini dapat menyebabkan libido rendah. Beberapa faktor fisik lain yang dapat menyebabkan hormon Anda rusak adalah depresi (beberapa antidepresan dapat meredam dorongan seksual Anda), tekanan darah tinggi, BMI tinggi, kelebihan berat badan, dan kondisi medis seperti endometriosis, arthritis, dan menopause.* (suara.com)