TKN Akui Dampak Agresivitas Prabowo, Membuat Elektabilitas Jokowi Tergerus

Selasa, 26 Maret 2019

BUALBUAL.com, Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin , Ace Hasan Syadzily mengaku agresivitas kampanye kubu  Prabowo Subianto-Sandiaga Uno . Agresivitas itu disebut sangat memengaruhi pemilihan pemilih di Pilpres 2019 .  "Memang harus kita akui sebagai agresivitas dari kampanye yang dilakukan oleh kubu 02 sangat sangat kuat," kata Ace di Kompleks MPR / DPR, Jakarta, Senin (25/3).  Mengumumkan hal tersebut menanggapi analisis Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Firman Noor mengenai kampanye pemilihan Jokowi ke Prabowo.  Dalam analisisnya Firman mengatakan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf turun mengubah survei Litbang Kompas terbaru. Tren penurunan yang disebut sebagai promosi pemungutan suara yang tidak puas tentang masalah anggaran seperti lapangan kerja, daya beli. Faktor lain adalah perubahan citra Prabowo dan sosok Sandiaga Uno.  Ace mengatakan Jokowi-Ma'ruf akan mendapatkan lebih banyak dari yang diharapkan masyarakat Indonesia di sisa 23 hari jelang pencoblosan.  Salah satunya, kata dia, dengan lebih gencar melakukan sosialisasi terhadap Kartu Indonesia Prakerja, Kartu Indonesia Pintar Kuliah dan Kartu Sembako Murah untuk masyarakat. Menurut program Ace kartu Jokowi-Ma'ruf itu belum tersosialisasi secara maksimal di masyarakat.  "Itu masih di media saja tapi belum tersosialisasi ke masyarakat ya," kata dia.
Elektabilitas Jokowi Tergerus, TKN Akui Agresivitas Prabowo
Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily. (CNNIndonesia / Adhi Wicaksono)
TKN juga disebut akan lebih giat lagi mensosialisasikan kepuasan pemerintah untuk menjamin kepuasan masyarakat.  Menurutnya, kepuasan masyarakat terhadap Jokowi kompilasi merupakan modal yang penting untuk mempengaruhi pemilih untuk membuat pasangan pasangan urut 01 itu di Pilpres 2019.  "Supaya masyarakat jangan sampai tertutup objektivitasnya karena dikaitkan dengan narasi-narasi yang negatif," kata dia. Fenomena yang diluncurkan oleh pemilih pemilu Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Sandi disampaikan oleh peneliti politik LIPI, Firman Noor, dalam diskusi politik 'Migrasi Suara Pilres 2019: Hasil Survei VS. Realita 'di Jakarta, Minggu (24/3).  Migrasi pemilih yang diterbitkan survei Litbang Kompas yang dirilis pertengahan Maret menemukan selisih elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo-Sandi sekitar 11,8 persen atau menipis dari survei Oktober 2018 yang mencapai 19,9 persen.  Menipisnya selisih itu diambil oleh peningkatan elektabilitas Prabowo-Sandi menjadi 37,4 persen atau naik 4,7 persen dari elektabilitas pada Oktober 2018 yang mencapai 32,7 persen.  Sedangkan elektabilitas paslon nomor urut 01 itu merosot ke angka 49,2 persen atau turun 3,4 persen dari angka pada Oktober 2018 yang mencapai 52,6 persen.   Sumber: cnnindonesia