Tokoh Masyarakat Sayangkan Soal Aksi Penolakan Terhadap Anies di Riau

Ahad, 04 Desember 2022

Koalisi Mahasiswa Riau Peduli Demokrasi (KMRPD) unjuk rasa menyampaikan penolakan atas kedatangan Anies ke Riau.

BUALBUAL.com - Pimpinan Warga Kabupaten Bengkalis di Pekanbaru H. Aziun Asyaari MH, menyayangkan statment yang di informasikan Koordinator Universal Koalisi Mahasiswa Riau Hirau Demokrasi(KMRPD), Ahmad Rinaldi Hasibuan

yang mengatasnamakan warga Riau, terkesan melarang aktivitas politik Anies Baswedan di Pekanbaru.

Alibi KMRPD merupakan sebab Anies senantiasa bawa politik bukti diri.

Bagi Aziun, yang pula ialah salah satu faktor Pimpinan Lembaga Adat Melayu Riau Provinsi Riau, statment Ahmad Rinaldi Hasibuan tersebut malah bawa keadaan yang lebih dahulu baik jadi tidak baik.

"Banyak tokoh Warga Riau tidak turut dalam politik, tetapi mereka tidak buta politik, sehingga statment di informasikan tersebut mengatasnamakan warga Riau yang menolak kedatangan Anis Baswedan malah tidak cocok dengan tradisi orang melayu yang senantiasa memuliakan tamu serta memiliki watak suka damai ataupun toleransi," ucap Aziun, Ahad( 4/ 12/ 2022).

Dia menarangkan, kalau orang melayu senantiasa menghargai orang lain, sebagaimana menghargai dirinya sendiri. Oleh sebab itu, orang melayu senantiasa terbuka serta berlapang dada.

Katanya, tiap orang yang tiba ke kampung tamannya senantiasa diberi pertolongan. Mereka berpikiran, orang tidak boleh tidur di jalur ataupun minum di sumur.“ Supaya rumah kecil, tetapi hati luas”.

Orang yang bisa menghargai orang lain merupakan orang yang berhati mulia. Kebaikan hati hendak tingkatkan harga ataupun martabat diri, sekalian martabat kampung tamannya.

" Akibat dari watak toleransi ini, orang Melayu sangat bahagia bertolak ansur, serta tidak cerewet, itu menimbulkan orang Melayu disegani para pendatang. Watak ini pula menimbulkan orang melayu suka mengalah, sebab orang melayu tidak ingin ribut serta berselisih mengerti, yang hendak menimbulkan harga dirinya luntur," kata Aziun.

Begitu pula, dengan pola silih menghormati serta silih berikan yang ada di dalam warga Melayu. Indikasi tersebut tidak lepas dari nilai- nilai adat- istiadat melayu yang membentuk kepribadian, dan perasaan- perasaan yang menyertai tiap aksi yang nampak dalam pola silih menghormati serta silih berikan merupakan salah satu indikasi sosial.

Maksudnya, sambung Aziun, aktivitas tersebut terjalin dalam suasana interaksi seorang dengan orang lain ataupun pola silih menghormati serta silih berikan yang hidup dalam warga Melayu tersebut diketahui dengan sebutan menanam budi, menabur budi, ataupun membuat budi. Ketiga sebutan tersebut memiliki makna yang sama.

" Buat itu warga Riau, spesialnya warga melayu tidak melarang siapapun tamu yang tiba, selama tidak berlawanan adat istiadat melayu yang bersendikan syarak, syarak bersendikan kitabullah. Ayo kita mengadakan atmosfer Riau yang lebih aman, kondusif," tukasnya.

Diberitakan lebih dahulu, Bakal calon presiden dari Partai NasDem, Anies Baswedan, dijadwalkan berkunjung ke Pekanbaru, Riau. Tetapi, kehadiran Anies Baswedan ditolak Koalisi Mahasiswa Riau Hirau Demokrasi( KMRPD).

KMRPD menggelar unjuk rasa di kantor KPU Riau di Jalur Gajahmada serta kantor Bawaslu Provinsi Riau, Jalur Adi Sucipto Pekanbaru, Jumat( 2/ 12/ 2022). Mereka membentangkan sebagian spanduk serta poster berisi penolakan kehadiran mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke Pekanbaru.

Koordinator Universal KMRPD Ahmad Rinaldi Hasibuan berkata kedua penyelenggara Pemilu ini, KPU serta Bawaslu Riau wajib menolak kehadiran Anies Baswedan ke Pekanbaru.

Sebabnya, di samping telah mencuri start kampanye, kedatangan bakal calon Presiden 2024 yang diusung Partai NasDem itu dikhawatirkan hendak membongkar kedamaian serta ketentraman warga Riau.

” Anies Baswedan ini senantiasa bawa politik bukti diri. Ini dikhawatirkan hendak memunculkan perpecahan di tengah warga Riau yang telah hidup secara damai serta tenteram,” katanya.