Umur Manusia Sudah "Digariskan", Maksimal 115 Tahun

Senin, 10 Oktober 2016

Bualbual.com - Umur manusia punya batas. Dan, riset terbaru mengungkap bahwa batasan umur manusia itu adalah 115 tahun. Mungkin saja ada orang yang bisa hidup lebih dari umur itu tetapi akan sangat sedikit. Jan Vijg, pakar genetika dari Albert Einstein College of Medicine di New York, melakukan penelitian dengan menganalisis data kematian manusia di 38 negara. Ia dan rekannya menemukan, seiring bertambahnya pengetahuan tentang nutrisi dan kemajuan kedokteran pada awal era industri, umur manusia meningkat pesat. Namun, ia juga menemukan bahwa sejak tahun 1980, angka harapan hidup manusia cenderung tak bertambah, bertahan di angka 99 tahun, walaupun teknologi kedokteran terus maju. Vijg juga menganalisis data dari International Database of Longevity yang fokus pada orang-orang yang memecahkan rekor dunia sebagai manusia tertua. Ia menemukan bahwa di Jepang, Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat, angka umur tertua meningkat cepat pada tahun 1970-an dan 1980-an, tetapi bertahan pada angka 114,9 pada pertengahan tahun 1990. Berdasarkan temuan itu, Vijg melakukan analisis dengan mempertimbangkan faktor genetik dan kemajuan teknologi. Ia lantas menyimpulkan bahwa batas umur manusia adalah 115 tahun. Bisa saja ada orang yang hidup lebih lama dari angka itu, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Peluang kejadiannya cuma 1 dari 10.000 dalam tiap tahun tertentu. "Anda boleh berharap ada Jeanne Calments (warga negara Perancis yang hidup 122 tahun, meninggal tahun 1997), tapi tak akan," kata Vijg seperti dikutip Nature, 5 Oktober 2016. Riset Vijg memicu perdebatan. James Vaupel dari Max Planck Institute for Demographic Reserarch di Jerman, mengatakan, umur manusia masih terus bertambah panjang di beberapa negara seperti Jepang. Vaupel mengatakan, riset Vijg tak mempertimbangkan semua sisi. Vijg sendiri mengakui bahwa umur manusia di Jepang terus bertambah tetapi peningkatannya sedikit. Aubrey de Grey dari SENS Research Foundation Mountain View di California yang mempelajari bioteknologi awet muda mengatakan, riset Vijg belum mempertimbangkan teknologi kedokteran masa depan. "Hasil riset ini benar, tetapi belum memasukkan potensi kemajuan kedokteran masa depan, hanya kedokteran masa kini dan masa lalu," katanya.   sumber:kompas.com