Universitas Riau Gelar Deklarasi, Menolak Paham Radikalisme, Baca Isinya

Selasa, 05 Juni 2018

BUALBUAL.com, Civitas akademika Universitas Riau (UNRI) menggelar deklarasi yang menyatakan bahwa mereka bukan teroris. di depan gedung rektorat pada Senin (4/6/2018) pagi.

Deklarasi itu dilakukan usai ditangkapnya tiga alumni yang diduga sebagai teroris oleh Densus 88 dan Polda Riau di kawasan kampus pada Sabtu (2/6/2018) kemarin. Pada deklarasi itu, mereka membacakan sebuah puisi berjudul "Kami Bukan Teroris!" yang ditulis oleh Faldhany Hidayat dan dibacakan oleh Menteri Sosial Politik, M. Hafiz Ona Hadi Putra.
Adapun pembacaan puisi itu menjadi pembuka dari deklarasi yang dihadiri oleh Rektor UNRI, Aras Mulyadi, Kapolda Riau, Irjen Nandang, dosen serta mahasiswa disana. Usai pembacaan puisi, Rektor UNRI, Aras Mulyadi menyampaikan ia mengutuk keras tindakan terorisme itu.
"Kami melaksanakan suatu deklarasi, terutama dalam mengutuk tindakan terorisme yang hampir saja terjadi peledakan di dalam kampus. Menolak paham radikalisme, intoleransi, dan penggunaan obat-obatan terlarang," katanya.
Dia pun menegaskan, deklarasi itu dilangsungkan sebagai bentuk komitmen untuk menolak paham radikalisme dan segala hal yang dapat memecah belah persatuan bangsa.
Isi puisi itu sebagai berikut: Begitu miris. Ketika kampus dikatakan sebagai sarang teroris. Bagaimana mungkin kami setiap hari belajar dengan idealis. Dianggap sebagai radikalis. Ini fitnah, ini fitnah! Mana mungkin kami melampiaskan amarah. Dengan cara menumpukkan darah. Ini fitnah! Kampus ini bukan penjahat. Yang menciptakan pejabat menjadi jahat. Kampus ini adalah kampus terhormat. Yang menciptakan generasi-generasi hebat. Kedepan, bukan tidak mungkin yang ditangkap adalah mahasiswa-mahasiswa rohis. Karena mengaji Al-Qur’an dan hadis. Kedepan, bukan tidak mungkin yang yang ditangkap adalah mahasiswa-mahasiswa aktivis. Karena selalu berjuang di jalanan mengkritik pemerintah dengan kritis. Kedepan, bukan tidak mungkin yang ditangkap adalah mahasiswa akademis. Karena ia dianggap belajar dengan buku-buku yang dianggap penulis yang anti pancasilais. Silahkan, silahkan kau koyak-koyak raga ini. Kau kulit-kuliti tubuh ini. Kau ambil jantung ini. Sebagai bukti, kami mahasiswa UNRI. Bukan penjahat negeri! Demi Allah dan Demi Rasulullah. Kami bukan teroris! (ica) Sumber: JPNN