Upaya Melakukan Kudeta, Pengawal Tahan Presiden Niger di Istana Negara

Kamis, 27 Juli 2023

Presiden Niger Mohamed Bazoum berbicara pada pembukaan Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 di Glasgow, Skotlandia, 1 November 2021.Foto: AP/Yves Herman/Reuters Pool.

BUALBUAL.com - Pengawal Presiden berupaya melakukan kudeta di Niger, sebuah negara di Afrika Barat. Mereka menahan Presiden Mohamed Bazoum di dalam istana yang berada di ibu kota negara, Niamey, Rabu (26/7/2023).

Pada Rabu pagi, kendaraan militer ditempatkan untuk menghalangi akses ke istana presiden di Niamey. Sejumlah sumber keamanan kemudian mengonfirmasi bahwa para pengawal presiden menahan Presiden Bazoum di istana.

Blok ekonomi Afrika Barat, ECOWAS menyatakan prihatin dengan upaya kudeta ini. Mereka menyeru kepada kelompok di balik upaya kudeta ini untuk membebaskan Bazoum. Uni Afrika juga mendesak tentara yang terlibat segera menghentikan aksinya.

‘’Angkatan bersenjata Niger siap menyerang para pengawal presiden itu jika tak segera menyerah,’’ demikian pernyataan kantor presiden, menyusul laporan pengawal presiden memutus akses ke istana dan menahan Bazoum di dalamnya.

‘’Presiden Republik Niger dan keluarganya dalam kondisi baik-baik saja,’’ demikian pernyataan kantor presiden di media sosial mereka. Namun tak lama kemudian pernyataan itu dihapus di tengah keraguan mengenai siapa yang mengendalikan situasi saat ini.

Kondisi ini melahirkan kekhawatiran bahwa kudeta keenam di Afrika Barat sedang berlangsung. Menurut BBC, Niger mengalami empat kali kudeta sejak kemerdekaan mereka dari Prancis pada 1960. Sejumlah upaya kudeta juga beberapa kali terjadi meski akhirnya gagal.

Kudeta terakhir di Niger terjadi pada Februari 2010, yang menggulingkan Presiden Mamadou Tandja. Sementara itu, tentara telah menguasai semua jalan yang mengarah ke gedung televisi nasional.

Sedangkan di bagian lain Niamey, terlihat tenang. Lalu lintas berjalan normal dan akses internet masih lancar. Pengambilalihan kekuasaan oleh militer di Niger akan menyulitkan upaya Barat membantu negara di wilayah Sahel memerangi perlawanan kelompok jihad.

Mereka menyebar dari Mali dalam beberapa dekade terakhir. Niger menjadi sekutu kunci bagi negara Barat dalam meredam kelompok perlawanan. Mereka juga sekutu dekat Uni Eropa (UE) dalam menecegah imigran ilegal dari sub-Sahara Afrika.

Maka tak heran, Uni Eropa mengecam upaya kudeta tersebut.’’UE mengutuk upaya apapun yang menyebabkan guncangnya demokrasi dan mengancam stabilitas Niger,’’ kata Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell.

Tahun lalu, Prancis mengerahkan pasukannya dari Mali ke Niger setelah hubungan dengan pemerintahan sementara mereka buruk. Mereka juga menarik pasukan khususnya dari Burkina Faso karena terjadi ketegangan.

AS menyatakan telah menggelontorkan 500 juta dolar AS sejak 2012 untuk membantu Niger meningkatkan keamanannya. Jerman pada April mengumumkan akan bergabung dengan misi militer Eropa selama tiga bulan untuk meningkatkan kemampuan militer Niger.

‘’Bazoum merupakan satu-satunya harapan Barat di wilayah Sahel. Prancis, AS, dan UE telah mengerahkan banyak sumber daya untuk membantu Niger dan pasukan keamanannya,’’ ungkap Ulf Laessing, kepala program Sahel lembaga think tank Konrad-Adenauer-Stiftung.

Ia menambahkan, kudeta akan menciptakan kesempatan bagi Rusia dan aktor lainnya menebar pengaruhnya di Niger.